Tri Sandya merupakan doa dalam Hindu khususnya di Bali yang dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari. Umat Hindu di Bali melakukan puja...
Tri Sandya merupakan doa dalam Hindu khususnya
di Bali yang dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari. Umat Hindu di Bali
melakukan puja Tri Sandya ini saat pagi, siang, dan sore. Dilakukan sebagai
ungkapan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan. Mantram Tri Sandya
ini terdiri atas enam bait, dimana bait pertama merupakan mantram Gayatri.
Ida Bagus Pudja dalam Puja Tri Sandhya,
Manfaat Bagi yang Melakukannya yang dikutip dari phdi.or.id menuliskan Tri Sandya berasal dari kata Tri dan Sandya. Tri memiliki arti tiga
sedangkan sandya berasal dari urat kata sam dan dhi. Sam artinya berkumpul,
baik, sempurna, dan dhi artinya pikiran. Sehingga menurut Pudja, Sandya
merupakan konsentrasi secara sungguh-sungguh dan sempurna kepada Tuhan.
DR. Dra. Relin D.E.,M.Ag dalam Teologi Hindudalam Mantram Tri Sandya yang disampaikan saat Pesamuhan Madya Parisada Bali 2012 pada Sabtu, 25 Agustus
2012 mengatakan puja Tri Sandya didapatkan pada beberapa sumber diantaranya
Agastya Parwa 396 berbunyi ageleme ta siramuja, matrisandya, toyasnana,
basmasnana, mantrasnana. “Di dalam teks ini hanya menyebutkan masalah pengertian
tiga waktu. Kata tri artinya tiga, Sandya artinya hubungan antar waktu atau
ruang, jadi puja Tri Sandya artina melakukan pemujaan kepada Tuhan dalam
pertemuan waktu pagi, siang dan sore untuk memohon keselamatan kepada Tuhan,”
katanya.
Menurutnya dari sikap awal hingga akhir
mantram Tri sandya memiliki nilai teologis. Hal ini bisa dicermati pada bagian
tentang Keesaan Tuhan pada pengucapan OM, manusia menyembah Tuhan yang Tunggal
(eko narayana na dwityo asti kascit), kemudian Tuhan yang menjadi sumber alam
ciptaan alam semesta pada bait ke ke dua (OM narayana evedam sarwam), menyembah
Tuhan yang berada di mana-mana (OM twan siwah, twam mahadewah...) sampai Tuhan
yang tak terpikirkan atau digambarkan (nirrkayatah) juga dipuja oleh manusia.
Juga ada pengakuan manusia yang penuh dengan
papa, dosa untuk memohon pengampunan dari Tuhan. Semua nilai teologi terkandung
dalam setiap kalimat mantram puja Tri Sandya secara mendalam. “Di dalam Tri
Sandya ada aktivitas hubungan manusia dengan Tuhan, melalui pemujaan, pengakuan
adanya Tuhan sebagai suber alam semesta, permohonan ampun atas segala kesalahan
baik yang diperbuat oleh prilaku, kata-kata dan dalam pikiran manusia semuanya
itu merupakan simbol hubungan manusia dengan Tuhan, alam dengan Tuhan, ciptaan
dengan Tuhan,” paparnya.
Ida Bagus Pudja mengatakan pagi hari merupakan
periode sifat sattwik, tengah hari merupakan sifat rajasik, dan sore hari atau
senja merupakan periode tamasik. Dikatakan olehnya saat fajar menyingsing atau
abang wetan pikiran dibangunkan dari kegeapan tidur dan dibebaskan dari
keresahan dan kemurungan sehingga menjadi tenang dan jernih. Oleh karena itu
patutlah melaksanakan Pratah Sandya atau doa Sandya pada pagi hari.
Ketika siang hadir, manusia dirasuki raja
guna atau sifat ambisi, aktif, penuh usaha, dan kerja keras. Sebelum makan
siang patutlah juga bersembahyang kepada Tuhan dan mempersembahkan pekerjaan
beserta hasilnya yang kita peroleh dari pekerjaan itu. Setelah itu baru boleh
makan dengan bersyukur atas karunia-Nya. “Inilah yang dimaksudkan dengan
madhyannikam atau pemujaan pada tengah hari. Dengan melakukan madyannikam ini
raja guna dapat dikendalikan,” katanya.
Dan saat matahari terbenam manusia ini
dirasuki atau dikuasai oleh sifat tamas, pulang, makan, dan segera tidur. Di
saat sifat tamas ini ingin menguasai manusia, cara untuk menghindarinya yakni
dengan melakukan persembahyangan. Ini disebut dengan Sandya Vandanamyang. “Para
Rsi mengatakan bahwa orang yang sepanjang hidupnya menjalankan Sandya tiga
kali sehari dengan tekun ia akan menjadi manusia utama. la selalu berjaya. Ia
akan mencapai kebebasan semasih hidup. Ia akan mencapai Jivan Mukti,”
jelasnya.
Berikut mantram Tri Sandya beserta artinya:
1) Om bhur bhuwah swah
Tat sawitur warenyam
Bhargo dewasya dhimahi
Dhiyo yo nah pracodayat
2) Om Narayana ewedam sarvam
Yad bhutam yasca bhawyam
Niskalanko niranjano nirwikalpo
Nirakhyatah suddho dewa eko
Narayano na dwityo asti kascit
3) Om twam siwah twam Mahadewa
Isvarah parameswarah
Brahma Wisnusca Rudrasca
Purusah parikirtitah
4) Om papo’ham papakarmaham
Papatma papasambavah
Trahi mam pundarikaksah
Sabahyabhyantarah sucih
5) Om ksamaswa mam Mahadewah
Sarwaprani hitangkara
Mam moca sarwa papebhyah
Palayaswa sada Siwa
6) Om ksantawyah kayiko dosah
Ksantawyo wacika mama
Ksantawyo manaso dosah
Tat pramadat ksamaswa mam
Om Santih, Santih, Santih Om
Artinya:
1) Ya Tuhan yang menguasai ketiga dunia ini, Engkau Maha Suci, sumber segala cahaya dan kehidupan, berikanlah budi nurani kami penerangan sinar cahaya-Mu Yang Maha Suci.
2) Ya Tuhan, sumber segala ciptaan, sumber semua makhluk dan kehidupan, Engkau tak ternoda, suci murni, abadi dan tak ternyatakan. Engkau Maha Suci dan tiadalah Tuhan yang kedua.
3) Ya Tuhan, Engkau disebut juga Siwa, Mahadewa, Brahma, Wisnu dan juga Rudra, karena Engkau adalah asal mula segala yang ada.
4) Ya Tuhan, hamba-Mu penuh kenestapaan, nestapa dalam perbuatan, jiwa, kelahiran. Karena itu ya Tuhan, selamatkanlah hamba dari kenestapaan ini, dan sucikanlah lahir bathin hamba.
5) Ya Tuhan, Yang Maha Utama, ampunilah hamba-Mu, semua makhluk Engkau jadikan sejahtera, dan Engkau bebaskan hamba-Mu dari segala kenestapaan atas tuntunan suci-Mu oh penguasa kehidupan.
6) Ya Tuhan, ampunilah segala dosa dari perbuatan, ucapan, dan pikiran hamba, semoga segala kelalaian hamba itu Engkau ampuni.
Ya Tuhan, semoga damai di hati, damai di
dunia, dan damai selalu.
Demikianlah, semoga bermanfaat. (TB)