--> 82 Sketsa Ogoh-ogoh Tahun 2020, Ada Banjar Semeton? | TelusurBali.com

82 Sketsa Ogoh-ogoh Tahun 2020, Ada Banjar Semeton?

Perayaan Nyepi saka 1942 tahun 2020 dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Maret 2020. Sehingga untuk Pangerupukan akan dilaksanakan sehari sebel...


Perayaan Nyepi saka 1942 tahun 2020 dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Maret 2020. Sehingga untuk Pangerupukan akan dilaksanakan sehari sebelumnya yaitu Selasa, 24 Maret 2020.

Dan salah satu ciri khas dari Pangerupukan ini yaitu dilaksanakannya prosesi mengarak ogoh-ogoh. Berbagai macam ogoh-ogoh akan diarak berkeliling desa ataupun kota. Untuk mempersiapkan pangerupukan ini, sekaa teruna bahkan sudah jauh-jauh hari mempersiapkannya yang diawali dengan membuat sketsa dari ogoh-ogoh yang akan dibuat.

Berikut 82 sketsa ogoh-ogoh yang akan dibuat oleh sekaa teruna di Bali yang sudah tersebar di media sosial dan dirangkum TelusurBali.com.

1. Bawi Srenggi
Sketsa ogoh ogoh St. Putra Baruna, Br. Delodpadonan, Pererenan, Badung berjudul Bawi Srenggi. Sketnya bisa dilihat di akun instagram @stt_putrabaruna 

2. Krisna Murti Sang Brahala Sewu
Ogoh-ogoh dari STT Yowana Manggala Bhakti, Banjar Karang Sari, Desa Dangin Puri Kaja, Denpasar bertajuk Krisna Murti Sang Brahala Sewu. Dikutip dari akun instagram @sttyowanamanggalabhakti mengangkat kisah Mahabharata.

Singkat cerita Prabu Kresna datang jauh-jauh dari Dwarawati bersama pasukannya menuju Hastinapura untuk meminta Duryudana menyerahkan hak Pandawa atas sebagian tanah Hastinapura. Hukuman diasingkan pun sudah dijalankan para Pandawa.

Resi Bisma pun meminta sang raja Duryudana untuk menyerahkan hak Pandawa. Namun keculasan Duryudana untuk menguasai Hastinapura tidak surut. Para tetua yang hadir bersama Durjudana pun terdiam dibawah keangkuhan Durjudana. Prabu Kresna kecewa mendapati hal ini.

Prabu Kresna dengan amarah yang semakin memuncak menuju ke halaman istana Hastinapura. Disanalah ia bertiwikrama menjadi raksasa Brahala Sewu. Raksasa yang bisa menggetarkan Jongring Saloka.

3. Bhuta Tawon Tangis
ST Yowana Jaya, Banjar Lebah, Denpasar tahun 2020 membuat ogoh-ogoh berjudul Bhuta Tawon Tangis. Ceritanya yakni mengangkat tentang filosofi tawon di Bali.

Dikutif dari akun @st.yowanajaya disebutkan salah satu keunikan budaya bali adalah menyelami segala ciri alam untuk dipelajari demi kebaikan masyarakatnya, salah satunya adalah mengamati adanya binatang lebah (tawon) yang kadangkala bersarang di bangunan bali, baik rumah, pelinggih maupun bangunan lainnya.

"Maka janganlah mengusik keberadaan Lebah, jika itu mengganggu cukuplah menyomia dengan upakara "Durmangala Prawesa"," tulis akun tersebut.

4. Raja Taksaka

STT Kumara Chanti, Banjar Petang Kelod, Desa Adat Petang, Kecamatan Petang Badung membuat ogoh-ogoh berjudul Raja Taksaka. Sketsanya bisa dilihat di @stt.kumara_chanti

5. St.Eka Dharma Santhi
Berikut merupakan sketsa ogoh-ogoh karya St. Eka Dharma Santhi.
Tibubeneng, Badung.

6. Mabang Sumirat
STT Kertha Budhi, Banjar Pengembungan,Pererenan,Mengwi Badung tahun 2020 mengangkat ogoh-ogoh berjudul Mabang Sumirat.

7. Sang Tri Semaya
Sang Tri Semaya merupakan ogoh-ogoh karya St. Putra Tunggal, banjar Belulang Kapal, Mengwi, Badung.  Kisahnya diangkat dari lontar Barong Swari. Dalam lontar tersebut ada disinggung terjadinya tarian Barong, dimana diceritakan pada waktu Bhatari Uma dikutuk oleh Bhatara Guru (Hyang Siwa), menjadi Durga Dewi (Dewi Rohini).

Tatkala Dewi Durga/Rohini beryoga, menghadap utara, menciptakan “gering lumintu“, yakni penyakit yang menyebar terus menerus. Beryoga menghadap ke barat, menimbulkan “gering amancuh“, yakni penyakit menular. Beryoga menghadap ke selatan, timbul “gering rug bhuwana“, yakni penyakit yang mematikan. Beryoga menghadap ke timur, timbul “gering ngutah bayar“, yakni muntah berak.

Demikian juga dari yoganya melahirkan para bhutakala yang beranekaragam dan para bhutakala itu bergembira dan berpestapora. Dengan timbulnya bermacam-macam penyakit, maka terancamlah manusia di dunia maya ini. Bhatara Siwa Guru, karena telah lama berpisah dengan Dewi Uma/Rohini, maka beliau turun ke dunia mengambil wujud Sanghyang Rudra Kala.

Sehingga beliau berdua dapat bertemu, dengan mengambil wujud sama-sama angker, lupa dengan sifat-sifat ke-dewa-an (suri sampat), hanya menjalankan hawa nafsu ke-raksasa-an (asuri sampat). Dengan melihat kejadian itu Sanghyang Tiga/Sanghyang Tri Murti, berbelas kasihan melihat kejadian dunia yang hancur sedemikian rupa, beliau turun ke dunia, untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran, dengan jalan merubah diri, seperti:

* Bhatara Brahma, mengambil wujud menjadi Topeng Bang.
* Bhatara Wisnu, mengambil wujud menjadi Telek.
* Bhatara Iswara, mengambil wujud menjadi Barong.

Bersama-sama beliau meruwat/menyucikan alam beserta isinya, hal ini diwujudkan dalam bentuk “ngalawang“, yang mana Topeng Bang, Telek dan Barong menari/masolah dari pintu rumah ke pintu rumah yang lain, yang disebut “ngalalu lawang“, sehingga larilah para bhutakala dan segala penyakit yang menimpa manusia dan alam.

Barang siapa yang ingin mendapat perlindungan dari Sanghyang Tri Murti, maka pada waktu ada “Barong Ngalawang“, mereka mempersembahkan canangsari, dengan berisi sesari (uang), sebagai dasar permohonan. Di tempat mana ada orang maturan, di sana pula Topeng Bang, Telek dan Barong menari, sebagai lambang mengusir kekuatan negatif.

8. Tanting Mas Tanting Rat
Stt. Dwi Panca Wisma, Banjar Tegal Kajanan, Tegal Tugu, Gianyar membuat ogoh-ogoh berjudul Tanting Mas Tanting Rat yang merupakan sebuah teks yang menguak Perjalanan Walu Nateng Dirah.

Dikutip dari akun instagram @stt.dwipancawisma disebutkan raja di Pedegelan yang sangat pandai dalam semua jenis ilmu pengetahuan yang utama. Pada suatu hari raja berembug denga permaisuri mengenai sebab tidak mempunyai putra, maka menghadaplah beliau ke pura Dalem untuk madewasraya. Lalu turulah sabda dari langit yang berpesan bahwa raja dan permaisuri itu akan mempunyai keturunan dengan satu syarat, dalam perjalanan pulang nanti ke istana beliau tidak diperkenankan menoleh kanan-kiri ataupun berkata-kata. Tetapi sang raja dan permaisurinya lupa dengan sabda itu. Dalam perjalanannya pulang ke istana beliau melihat dua ekor anak babi yang lucu dan gemuk, mereka berkeinginan mempunyai anak seperti anak babi itu.

Tidak diceritakan berapa lama wktunya akhirnya sang permaisuru melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan akan tetapi yang lahir adalah babi, sesuai dengan perkataan beliau terdahulu. Oleh karena itu dibuanglah kedua anak babi itu ke kuburan. Babi yang perempuan kemudian bertapa di pura kahyangan dan babi yang laki-laki bertapa di Pura Dalem.

Anak babi yang perempuan didatangi oleh Bhatari Durgha dan memberi sang anak kesaktian tanpa tanding dengan wajah yang sangat cantik yang bernama Tanting Mas. Lalu disuruh pergi ke negeri Dirah sedangkan anak babi yang laki-laki didatangi oleh Bhatara Siwa dan diberi anugrah darma kepemangkuan, anak babi laki-laki babi itupun berubah menjadi anak yang tampan dan diberi nama Tanting Rat. Setibanya di jaba pura kakak-beradik itu berembug dan sepakat untuk ke negeri Dirah sesuai anjuran Bhatari Durgha.

Setelah sampai di Dirah dan bertemu sang raja Tanting Mas pun dijadikan permaisuri dan adiknya Tanting Rat diangkat menjadi pendeta istana dan diberi gelar Mpu Peradah. Dari hasil pernikahannya dengan sang raja Tanting Mas mempunyai anak yang bernama Ratna Manggali.

Pada suatu hari ketika Tanting Mas sedang menenun dan sang raja sedang mengadakan pertemuan Ratna manggali merengek-rengek lalu diperintahkan oleh ibunya untuk mencari sang ayah. Tiba di tempat sang ayah diperintahkan lagi ke tempat sang ibu. Tanting Mas pun marah dan menatap tajam sang raja.

9. Dewi Durga 
Dewi Durga merupakan ogoh-ogoh yang dibuat oleh St. Krisnamulia, Perum Taman Krisna Permai Tegal Jaya Falling, Kerobokan, Badung. Ogoh-ogoh Dewi Durga ini memcerminkan jiwa nya yang anggun dan membantai sifat yang dengki.

10. Dharmaraja
Sekaa Teruna Bhuana Kusuma, Br. Pesalakan Tuban, Badung, membuat ogoh-ogoh berjudul Dharmaraja. Sketsa bisa dilihat di @st.bhuanakusuma

11. Sang Bhuta Lilipan
STT Widya Karya Banjar Pempatan Munggu, Mengwi, Badung, Bali membuat ogoh-ogoh berjudul Sang Bhuta Lilipan. Diceritakan Bhuta Lilipan adalah makhluk penghuni Tegal Penangsaran atau Neraka dalam mitologi Hindu Bali, ia merupakan golongan Chikrabala atau Jinkarabala yaitu pasukan Dewa Yama yang tugasnya menghukum dan menyiksa arwah-arwah yang selama hidupnya lebih banyak melakukan kejahatan ketimbang kebaikan.
.
Dalam Kekawin Bhimaswarga, Bhuta Lilipan digambarkan dalam wujud binatang raksasa bertubuh singa namun kepalanya menyerupai gajah, memiliki gading dan belalai, cakarnya sangat tajam, air liurnya beracun dan sekujur tubuhnya mengeluarkan api, Bhuta Lilipan memiliki tugas menghukum arwah orang mati yang selama hidupnya di dunia fana telah banyak membunuh hewan yang tidak sepatutnya dibunuh atau membunuh hewan dengan cara yang tidak manusiawi.

12. Banjar Mekarsari
Berikut sketsa ogoh-ogoh Br. Mekarsari Desa Carang Sari, Petang, Badung.

13. Mesalaran Tipat Bantal
Stt.Tri Eka Dharma, Br.Jeroan, Padang luwih, Dalung membuat ogoh-ogoh berjudul "Mesalaran Tipat Bantal".

14. Kereb Akasa
St. Eka Dharma Shanti, Banjar Berawa, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung membuat ogoh-ogoh berjudul Kereb Akasa. Kereb Akasa atau ajian Kereb Akasa merupakan salah satu ilmu leak tingkat tinggi dimana penggunanya bisa berubah wujud menjadi sebuah kain putih yang sangat panjang. Perlu waktu bertahun-tahun bagi orang penekun leak untuk mencapai tingkatan ini dan harus tekun memuja Dewi Durga Birawi yang berstana di Pura Dalem, karena Kereb Akasa adalah kerudung beliau.

Kata "Kereb" berarti kerudung dan "Akasa" berarti langit, Kereb Akasa bisa diartikan kerudung yang mampu menutupi langit, dimuat dalam berbagai lontar di Bali, saat Dewi Durga turun ke bumi beliau membawa sebuah kain sutra putih yang digunakan sebagai kerudungnya, lalu kerudung tersebut dihidupkan menjadi mahkluk halus yang menjadi salah satu "ancangan" atau bawahan Dewi Durga, mahluk halus itulah yang kemudian disebut sebagai Kereb Akasa.

Wujud dari ancangan Dewi Durga inilah yang kemudian ditiru oleh penekun ilmu leak. Perbedaan antara Kereb Akasa mahkluk halus ancangan Dewi Durga dengan Kereb Akasa jadi-jadian manusia penganut ilmu leak. Menurut penuturan orang yang pernah melihat Leak Kereb Akasa, kemunculannya selalu diawali dengan bau anyir seperti mayat kemudian terlihat sesosok kain putih usang yang membentang sangat panjang serta dipenuhi dengan kotoran tanah terbang meliuk-liuk kesana kemari.

Konon Leak Kereb Akasa sangat jarang menyerang kecuali, ada orang yang berkata-kata kotor atau bertindak sembarangan ketika berpergian, sehingga orang penekun leak menjadi terganggu dan ingin memberinya pelajaran, maka ia akan berubah wujud menjadi kain putih panjang yang kemudian menyerang korbannya dengan melilit dan membungkus tubuh korbannya hingga sang korban menghilang, saat ditemukan korban menjadi linglung bahkan gila.

15. Sang Hyang Cili Manik Maya

Br. Kerthi Yasa, Bona, Blahbatuh, Gianyar membuat ogoh-ogoh berjudul Sang Hyang Cili Manik Maya

16. I Tumpang Wredha
I Tumpang Wredha merupakan ogoh-ogoh yang dibuat St.Mekar Kusuma, Br.Gunung Pande, Tumbakbayuh, Mengwi, Badung.

17. Bhomantaka Pralaya Bandang Mamurti
St. Dharma Bakti Mandala, Br.Petangan Gede, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara mengusung ogoh-ogoh berjudul Bhomantaka Pralaya Bandang Mamurti.

18. STT Putrayasa
Berikut sketsa ogoh-ogoh STT Putrayasa, Br. Pengiasan, Denpasar.

19. ST. Tunggal Adnyana Taruna
Berikut sketsa ogoh-ogoh ST. Tunggal Adnyana Taruna, Banjar Gelogor, Pemecutan, Denpasar. Bisa juga dilihat di akun @st_tunggaladnyanataruna

20. ST. Putra Kencana
Ini penampakan sketsa ogoh-ogoh ST Putra Kencana, Br.Dauh Tangluk, Banjar Dauh Tangluk, Kesiman, Denpasar.

21. Maha Kali
Maha Kali merupakan sketsa ogoh-ogoh Stt. Satma Cita, Br. Kelandis, Desa Sumerta Kauh, Denpasar Timur.

22. Stt Divta Yowana
Penampakan sketsa ogoh-ogoh Stt Divta Yowana, Br. Sading Sari, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat.

23. Tabuan Poleng
St. Binnayaka Dharma, Br.Ujung Kesiman, Denpasar membuat ogoh-ogoh berjudul Tabuan Poleng.

24. Parasurama
St Yowana Narmada Dharma Kerti, Br. Gaga, Tamanbali, Bangli membuat ogoh-ogoh berjudul Parasurama.

25. Bhuta Tog Tog Sil
St. Yowana Pada, Br. Palak, Ds. Selat, Klungkung membuat ogoh-ogoh bertajuk Bhuta Tog Tog Sil.

26. Dalem Bungkut
St Mekar Jaya, Padang Sumbu Kaja membuat ogoh-ogoh berjudul Dalem Bungkut. Dalam akun @stmekarjayapadangsumbukaja dituliskan, “Sira juga pramana wasa wasitwa irikang loka. Kawisesan ri wekasan, yatika dyaken katekana jiwanta ri dakara ri niskala.”

27. St.Cipta Karya
Ini adalah penampakan sketsa ogoh-ogoh St.Cipta Karya, Br.Panca Warga, Mengwitani, Mengwi, Badung.

28. Lembu Swana 
Sekha Truna Tri Mandala Sandhi, Banjar Lebah Belodan, Desa Dajan Peken, Kota Tabanan membuat ogoh-ogoh berjudul Lembu Swana.

29. Raksasa Sanggulan
ST. Eka Budhi (STEB), Br. Tegal Belodan, Desa Dauh Peken, Tabanan membuat ogoh-ogoh berjudul Raksasa Sanggulan.

30. Ajian Pudak Setegal
St . Eka Dharma Canthi, Br. Kancil, Kerobokan, Kuta Utara, Badung menggarap ogoh-ogoh berjudul Ajian Pudak Setegal.

31. Bima Ruci
Bima Ruci merupakan ogoh-ogoh yang dibuat ST. Yowana Dharma Kerti, Banjar Pagutan, Padangsambian Kaja, Denpasar.

32. Sanghyang Penyalin
Sekaa Teruna Dhananjaya, Banjar Danginpeken, Desa Adat Intaran, Sanur Kauh, Denpasar, Bali membuat ogoh-ogoh Sanghyang Penyalin.

33. Matah Gede
St.Manik Kencana, Pengosekan Kelod, Ubud, Gianyar membuat ogoh-ogoh berjudul Matah Gede. "Desain ogoh-ogoh tahun 2020 “Matah Gede” dengan lampan Calonarang astungkara metaksu," tulis akun @st.manikkencana

34. Jabang Tetuka
St.Satya Muni (ST.SM), Br Selat Beringkit, Mengwitani , Kec Mengwi, Kab Badung membuat ogoh-ogoh berjudul Jabang Tetuka. Jabang tetuka dipetik dari bahasa Sansekerta yang merujuk pada kisah Mahabharata yang menceritakan tentang bagaimana kepahlawan sang Bima putra Pandu yang menjunjung ke empat saudaranya (Panca Pandawa) beserta ibunda tercinta Dewi Kunti pada bahunya.

Hal ini dilaksanakan guna menyelamatkan marabahaya kobaran api neraka kawah Jabang Tetuka (kawah candra dimuka) yang direncanakan licik oleh para korawa.

Makna yang terkandung yakni nilai filosofi luhur tentang kebersamaan dalam keselarasan dan keharmonisan, serta nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung melalu kekuataan energi positif yang dimiliki oleh bima untuk menyelarasakan antara bhuana agung dan bhuana alit dengan tujuan mencapai mokshartam jagaddhita ya ca icidharma.

Segala kekuatan dalam keseluruhan energi semesta maka kebajikan terefleksi pada diri Bima akan terwujud kekuatan melalui puja doa serta bhakti yang harmonis.
Maka Dari cerita tersebut terciptalah garapan seni berupa wujud ogoh-ogoh dengan judul "Jabang Tetuka"

35. Brahmana Keling (Dalem Sidakarya)
STT Kertha Giri, Br Pekuwon, Bangli, Bali membuat ogoh-ogoh Brahmana Keling (Dalem Sidakarya).

36. Kala Raja Astra
Kala Raja Astra adalah ogoh-ogoh karya Sekaa Teruna Teruni Tri Amertha, Darmasaba, Badung.

37. Hidimbataka
St. Eka Citta Dharma Sesana, Br. Tengah, Desa Dangin Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara membuat ogoh-ogoh bertajuk Hidimbataka.

38. Bhutakala Sungsang
Stt Dwi Dharma Tunggal, Br. Tegeh, Baturiti, Tabanan membuat ogoh-ogoh Bhutakala Sungsang. Dikutip dari akun @stt2d1 dituliskan bahwa kisah itu berawal saat Bhatara Siwa menyuruh Dewi Uma untuk mencari susu yang tugasnya sangat berat dilakukan, dalam memperoleh susu Dewi Uma harus merelakan diri untuk melayani si pengembala, ketika telah mendapatkan susu dan kembali ke Siwa Loka untuk menyerahkannya kepada Dewa Siwa, Dewi Uma melakukan kebohongan.

Ia tidak menyebutkan asal muasal dimana susu itu diperolehnya namun, dengan Tenung Aji Saraswati Dewa Ganesha membeberkan kebohongan yang dilakukan ibunya terkait asal usul memperoleh susu, mendengar penjelasan Dewa Ganesha seketika Tenung Aji Saraswati tersebut dilenyapkan menjadi abu oleh api kemarahan Dewi Uma, melihat Dewi Uma yang telah berani membakar Tenung Aji Saraswati dan berusaha berbohong dalam memperoleh susu menimbulkan kemarahan bagi Dewa Siwa.

Saat itulah kemudian Dewa Siwa mengutuk Dewi Uma turun kedunia menjelma menjadi Dewi Dhurga, turun kedunia sebagai penguasa kuburan dan menebar penyakit, setelah dikutuk untuk turun kedunia Dewi Dhurga berstana sebagai Dewa penguasa kuburan yang diikuti 108 Bhuta Bhuti yang salah satunya Bhutakala Sungsang, tugas dari Bhutakala Sungsang adalah menebar berbagai macam penyakit, menciptakan kekeringan, kebencanaan didunia.

Akan tetapi sasaran utamanya adalah manusia yang lupa berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Penyakit dan segala kebencanaan yang di ciptakan oleh Dewi Dhurga dan pengikutnya bertujuan untuk menyadarkan manusia untuk selalu ingat dan berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sebagai cara untuk mengurangi gangguan yang ditimbulkan oleh kekuatan Dewi Dhurga dan pengikutnya dilakukan dengan mempersembahkan Bhuta Yadnya yang dilakukan hingga saat ini.

39. Bawi Srenggi
ST.Swasembada, Br. Gunung Sari, Mengwitani, Mengwi, Badung membuat ogoh-ogoh Bawi Srenggi.

40. Bhuta Nawa Gempang
Pura Taman Sari Sesetan, Br.Kelompok Batas Dukuh Sari membuat ogoh-ogoh bertajuk Bhuta Nawa Gempang.

41. Cingkarabala
Cingkarabala adalah tema ogoh-ogoh dari ST.Ratna Wangsa, Br. Tengah, Ds. Getasan, Kec. Petang, Kab. Badung.

42. Bagia Pula Kerti
Bagia Pula Kerti diangkat oleh ST. Bina Remaja, Br. Bengkel Buduk, Ds. Bengkel, Kediri, Tabanan sebagai lakon ogoh-ogoh tahun 2020. Dikutip dari akun @st.binaremaja dituliskan sesuai dengan namanya yaitu Bagia = Bahagia, Pula = Menanam, dan Kerti = Perbuatan. Jadi arti keseluruhannya adalah Bahagia karena telah menanam sesuatu yang baik (suci).

Lebih jauh Bagia Pula Kerti dapat diartikan sebagai bukti telah melakukan upacara yadnya yang utama. Namun, jika manusia tidak dapat menaman perbuatan yang suci demi kebahagiaanya maka bahagia yang ia perolehnya akan murka (memirga) menjadi sifat momoangkara

"Berangkat dari filosofi tersebut penggarap ingin mentranfomasikan bagia menjadi sebuah garapan ogoh ogoh. Dimana harapannya manusia selalu berbuat baik untuk kebahagiaannya dan lingkungannya," tulisnya.

43. ST. Dharma Dirga Yana
Sketsa ogoh-ogoh ST. Dharma Dirga Yana, Br. Padangsambian, Desa Pakraman Padangsambian, Denpasar, Bali

44. Kewisesan Durga Prajapati
St Putra Kahyangan, Banjar Tewel Sari, Intaran, Sanur membuat ogoh-ogoh bertajuk Kewisesan Durga Prajapati.

45. Tri Guna
St. Eka Sentana, Banjar Sebelanga, Dauh Puri Kauh, Denpasar Barat membuat ogoh-ogoh Tri Guna. Tri guna merupakan tiga unsur sifat manusia yang menyerupai satwan, rajas, tamas. Satwan adalah sifat manusia baik, penyabar, dan pemaaf. Rajas adalah dimana sifat manusia yg pemarah.

Dan tamas adalah sifat manusia pemalas dan rakus / tamak. Dalam diri manusia ada unsur Tri Guna yang jadi musuh kita yaitu sifat rajas dan tamas, dimana sifat satwam yang menjadi penyeimbang sikap rajas dan tamas.

46. Sang Hyang Kala Ludra
ST. Teruna Jaya, Br. Umadui, Desa Adat Kerobokan, Kuta Utara membuat ogoh-ogoh Sang Hyang Kala Ludra. Ketika Sanghyang Siwa sangat merindukan Dewi Uma, setelah berubah wujud menjadi Sanghyang Kala Ludra, turunlah Dewa Siwa ke bumi menemui istrinya yang sudah menjadi raksasa.

Pertemuan Kala Rudra dengan Durga berakibat guncangan yang sangat luar biasa, berakibat mewabahnya segala penyakit, pembunuhan, kebakaran hutan, tsunami dan gempa bumi. Melihat kenyataan tersebut, maka Sanghyang Tri Semaya (Brahma, Wisnu dan Iswara) turun ke bumi untuk menetralisir keadaan dengan menggelar berbagai bentuk kesenian, yakni Brahma menjadi Topeng Jauk, Wisnu menjadi Telek dan Iswara menjadi Barong.

Berkat peran Sanghyang Trisemaya, keadaan dunia merangsur-angsur pulih kembali dan Kala Ludra serta Durga kembali ke wujud semula, yakni Dewa Siwa dan Dewi Uma dengan "Somya Rupa".

47. Stt. Dharma Santika
Berikut sketsa ogoh-ogoh Stt. Dharma Santika, Br.Sari, Ds.Gumbrih, Jembrana.

48. Paksi Durga Maya
ST. Sandhi Wigraha, Banjar Kelan Abian, Desa Kelan, Badung membuat ogoh-ogoh bertajuk Paksi Durga Maya.

49. Kama Salah
St. Yowana Kertha Sanggraha, Pura Pujastuti, Canggu, Kuta Utara, Badung membuat ogoh-ogoh Kama Salah. Diceritakan Dewa Siwa mengelilingi dunia bersama istrinya. Beliau naik diatas punggung Lembu Andini, terbang diangkasa.

Setelah selesai mengelilingi hutan/ daratan, kebetulan waktu matahari terbenam, waktu senjakala, sinar matahari merah menyinari air samudra, menimbulkan asmaranya bangkit kepada dewi uma, Tetapi sayang Dewi Uma tidak menanggapinya, Dewi Uma mengharap agar Dewa Siwa lebih sabar.

Karena tak kuasa menahan gairah & timbul amarahnya, Kama (benih) Dewa Siwa terlanjur keluar dan tumpah di samudra, menggelegar suaranya. Segera beliau kembali ke khayangan. Air samudra masih hebat membual-bual, gegap gempita suaranya, menggemparkan para Dewa. Dewa Siwa bersabda bahwa yang tampak bersinar itu disebut Kama Salah. Dan menyuruhnya untuk membinasakannya.

Namun apa daya, mereka semua yang diperintahkan, tak sanggup membunuhnya. Bahkan Para Dewa lari kocar- kacir, tunggang langgang dikarenakan kuatnya Kama Salah ini. Sampai akhir kata, Dewa Siwa memberi wejangan kepada Kama Salah bahwa ia adalah putera dari Dewa Siwa. Kemudian ia diberi nama Batara Kala dan lalu disuruhnya untuk memematahkan taring nya agar bisa diakui sepagai putra Dewa Siwa.

50. Yuga Pralaya
Yuga Pralaya merupakan tema ogoh-ogoh ST. Eka Dharma Cita, Br. Seribupati, Ds. Cau Belayu, Kec. Marga, Kab. Tabanan. Dalam kitab upanisad dinyatakan: “Purnamadah purnamidam, purnat purnam udayate, purnasya purnamadaya, purnam eva awacisyate.” Tuhan itu maha sempurna, alam semesta inipun sempurna, dan dari yang sempurna lahirlah yang sempurna, walaupun dari yang sempurna (Tuhan) diambil oleh yang sempurna (alam semesta) tetapi sisanya (Tuhan) tetap sempurna adanya.

Sloka ini menunjukkan bahwa alam diciptakan dan akan kembali kepadaNya dan saat itulah terjadi Kiamat. Saat ini alam semesta sedang berada di tahun ke 51 Brahma. Setelah Brahma melewati usia yang ke-100,  siklus yang baru dimulai lagi, segala ciptaan yang dimusnahkan diciptakan  kembali, begitu seterusnya. Setiap satu siklus disebut dengan Maha Yuga.

Di setiap akhir dari Maha Yuga, sifat manusia akan semakin serakah kepada alam dan jahat pada sesama manusia maka pada saat itu akan terjadi banyak kematian akibat perang atau karena kemarahan alam dalam berbagai bentuk bencana alam untuk memusnahkan kehidupan manusia, masa pemusnahan itu disebut dengan "Yuga Pralaya".


51. Lembu Nandiswara
Sekaa Teruna (ST) Bina Manggala Santhi, Banjar Mertagangga, Ubung Kaja , Denpasar Utara pada nyepi saka 1942 ini akan membuat ogoh-ogoh berjudul Lembu Nandiswara. Sketsa dari ogoh-ogoh mereka telah diunggah pada akun instagram @st.bms.

Ogoh-ogoh ini berbentuk raksasa berbadan kekar dengan kepala berbentuk lembu (sapi putih). Di mana dalam penggambarannya Lembu Nandiswara ini sedang terbang.
 
52. Camunda Ahamkara
ST Eka Pramana, Banjar Merta Rauh, Dangin Puri Kangin membuat ogoh-ogoh berjudul Camunda Ahamkara. Dalam sketsa yang diunggah di akun @st.ekapramana terlihat sesosok makhluk raksasa bertangan empat sedang melakukan yoga dan salah satu tangannya memegang kepala manusia.

Pada akun instagramnya juga dibubuhi caption, “egoisme dan nafsu yang tidak terputus-putus selalu menjadi pendamping manusia dari sejak lahir, hanya diri kita sendiri yang dapat melahap (mengendalikan) hawa nafsu dan egoisme kita sendiri (ahamkara)”

53. Kumbakarna
Sosok Kumbakarna diangkat kembali oleh ST Trisna Yowana Kencana yang merupakan sekaa teruna Gang Subak, Dalung, Badung. Sketsa dari ogoh-ogoh mereka juga sudah diposting di akun @st.trisnayowanakencana.

54. Jatayu Pralaya
ST Dwi Bhuana Santhi, Desa Tibubeneng, Badung mengangkat kisah burung raksasa Jatayu yang dibunuh oleh Rahwana. Mereka memberi judul Jatayu Pralaya.

Dituliskan dalam caption postingan instagramnya, Jatāyū adalah putra dari Aruna dan keponakan Garuda. Ia merupakan saudara Sempati. Ia adalah seekor burung yang melihat bagaimana Dewi Sita diculik oleh Rawana.

Ketika Sita menjerit-jerit karena dibawa kabur oleh Rawana, Jatayu yang sedang berada di dahan sebuah pohon mendengarnya. Ia melihat ke atas, dan tampak Rahwana terbang membawa Sita, puteri Prabu Janaka. Jatayu yang bersahabat dengan Raja Dasarata, merasa bertanggung jawab terhadap Sita yang merupakan istri putera sahabatnya, Sri Rama. Dengan jiwa ksatria meluap-luap dan berada di pihak yang benar, Jatayu tidak gentar untuk melawan Rawana. Ia menyerang Rahwana dengan segenap tenaganya. Namun Jatayu sudah renta.

Ketika ia sedang berusaha menyelamatkan Sita dari Rahwana, sayapnya ditebas dengan pedang oleh Rawana. Jatayu bernasib naas. Tubuhnya terjatuh ke tanah dan darahnya berceceran. Ketika Sang Rama dan Lakshmana sedang menelusuri hutan untuk mencari Dewi Sita, tampak oleh mereka darah berceceran. Setelah dicari asalnya, mereka menemukan seekor burung tanpa sayap sedang sekarat.

Burung tersebut mengaku bernama Jatayu, yang berusaha menolong Dewi Sita karena diculik Rahwana. Namun usahanya tidak berhasil sehingga Dewi Sita dibawa kabur ke oleh Rahwana ke kerajaan Alengka. Melihat keadaan Sang Jatayu yang sekarat, Sang Rama memberi hormat untuk yang terakhir kalinya, kemudian Jatayu menghembuskan napas terakhirnya.

55. Sang Kalikemaya
Jika ST Dwi Bhuana Santhi, Desa Tibubeneng mengangkat kisah Jatayu, maka ST Eka Tri Santhi, Br. Pelambingan, Tibubeneng membuat ogoh-ogoh dengan judul Sang Kalikemaya.
 
56. Pastu Durga
ST Eka Dharma Putra, Br. Aseman Kangin, Tibubeneng, Badung mengangkat kisah Dewi Durga dengan judul Pastu Durga. Dalam unggahan sketsa ogoh-ogohnya di akun @st.ekadharmaputra disertai caption, “Om Catur Dewa Maha Sakti, Catur Asrama Bhatari, Siwa Jagatpati Dewi, Durga Sarira Dewi“

Ketika sebuah kesetiaan dipermainkan, Hanya akan membawa petaka, Cahaya yang telah redup tak dapat dihidupkan, Yang tersisa hanyalah kegelapan “Pastu Durga”.

57. Semara Reka
ST Susila Bhakti, Tibubeneng, Badung akan membuat ogoh-ogoh yang berjudul Semara Reka. Sketsa ogoh-ogoh mereka diunggah pada akun @stsb__

58. Taksu Sang Hyang Legong
Vatana Padangsambian, Denpasar membuat ogoh-ogoh berjudul Taksu Sang Hyang Legong. Ogoh-ogoh ini terinspirasi dari Tari Legong yang sudah tak asing lagi di Bali. “Tari Legong tercipta berdasarkan mimpi I Dewa Agung Made Karna, Raja Sukawati yang bertahta tahun 1775-1825 M. Ketika beliau melakukan tapa di Pura Jogan Agung desa Ketewel ( wilayah Sukawati ), beliau bermimpi melihat bidadari sedang menari di surga. Mereka menari dengan menggunakan hiasan kepala yang terbuat dari emas,” tulis akun @vatana.45team.

Ketika beliau sadar dari semedinya, segeralah beliau menitahkan Bendesa Ketewel untuk membuat beberapa topeng yang wajahnya tampak dalam mimpi beliau ketika melakukan semedi di Pura Jogan Agung dan memerintahkan pula agar membuatkan tarian yang mirip dengan mimpinya. Akhirnya Bendesa Ketewel pun mampu menyelesaikan sembilan buah topeng sakral sesuai permintaan I Dewa Agung Made Karna. Pertunjukan tari Sang Hyang Legong pun dapat dipentaskan di Pura Jogan Agung oleh dua orang penari perempuan.

59. Narashima Murti
STT Eka Darma Banjar Beluluk Timpag mengangkat kisah awatara Wisnu yakni Narasinga Murti dengan judul Narasimha Murti. Dijelaskan pada akun @sttekadarma_ pada akhir zaman Satyayuga, seorang Raja Asura bernama Hiranyakasipu sangat membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan Dewa Wisnu termasuk pengikutnya. Karena bertahun tahun lalu, Hiranyaksa (adiknya) dibunuh oleh Waraha Awatara.

Untuk mendapatkan kesaktian, ia melakukan tapa kepada Dewa Brahma. Ia kemudian memohon berkat untuk hidup abadi. Namun Dewa Brahma tak dapat mengabulkannya. Hiranyakasipu hanya tidak dapat dibunuh oleh Manusia, Hewan, maupun Dewa; saat pagi, siang, maupun malam; di luar maupun di dalam rumah; di air, darat, maupun udara; dan tidak dapat dibunuh dengan segala macam senjata.

Di rumah Hiranyakasipu, Dewa Indra dan bala tentaranya menyerbu. Untungnya, Narada datang dan menyelamatkan Lilawati (istri Hiranyakasipu) dan Prahlada (anak Hiranyakasipu). Prahlada kemudian dididik oleh Narada untuk menjadi pengikut Dewa Vishnu.

Mengetahui hal tersebut, Hiranyakasipu marah besar dan mencoba membunuh anaknya sendiri. Namun, setiap kali mencoba, ia selalu tidak dapat membunuh anaknya. Kekuatan Dewa Wisnu yang tidak terlihat oleh mata Hiranyakasipu selalu menolong Prahlada. Hiranyakasipu pun menantang Prahlada untuk menunjukkan Dewa Wisnu. Prahlada berkata, “Ia berada di mana-mana, Ia di sini, dan Ia akan muncul.”

Pada petang hari itu, Dewa Vishnu muncul sebagai Narasinga Awatara (manusia berkepala singa dan berkuku tajam). Narasinga Awatara dapat mengakhiri Hiranyakasipu. Karena waktu yang tepat, berkat Dewa Brahma tidak berlaku lagi. Hiranyakaksipu memang dibunuh tidak oleh manusia, hewan, maupun dewa; tidak di air, darat, ataupun udara, melainkan di pangkuan Narasinga; tidak di dalam maupun di dalam rumah, melainkan di antaranya; tidak dibunuh dengan senjata, melainkan dengan kuku Narasinga.

Intinya adalah Beliau ada dimana-mana dan akan melindungi setiap pengikutnya tanpa memandang keturunan melainkan hanya ketulusan dan perbuatan baik orang tersebut.

60. Sangkuni Perlaye
Tokoh dalam wiracarita Mahabharata, yakni Sangkuni diangkat menjadi ogoh-ogoh oleh Banjar Karang Sari. Judulnya yakni Sangkuni Perlaye. Seperti diketahui bahwa Sangkuni merupakan tokoh yang licik dan curang.

61. Pamurtining Guru
ST Tri Yoga, Br. Kuwum, Ds. Kuwum, Mengwi, Badung membuat ogoh-ogoh berjudul Pamurtining Guru. Sketsa dari ogoh-ogoh ini bisa dilihat di akun @st.triyoga.

62. Sang Rahwana
Ogoh-ogoh Banjar Angseri pada tahun 2020 ini mengangkat kisah Rahwana. Ogoh-ogoh mereka pun diberi judul Sang Rahwana. Di media sosial ada dua sketsa ogoh-ogoh yang beredar.

63. Sang Kala Geni
Sang Kala Geni merupakan judul ogoh-ogoh dari St. Yowana Çhanti I, Br. Sulangai, Ds. Sulangai, Kec. Petang, Kab. Badung. Sketsanya bisa dilihat di @st.yowanachanti1

64. Kresna Duta
ST Dwi Dharma Putra, Banjar Sunia, Werdi Bhuwana, Mengwi, Badung membuat ogoh-ogoh berjudul Kresna Duta. Sketsanya bisa dicek di @st.dwidharmaputra

65. Bawi Srenggi
ST Yowana Eka Sakti, Banjar Sanga Agung juga membuat ogoh-ogoh berjudul Bawi Srenggi. Sketsa ogoh-ogoh ini bisa dilihat di @st.yowanaekasakti

66. Parasurama Awatara
STT Siddhi Widya Yowana, Jln. Raya batuyang Gg. Puyuh membuat ogoh-ogoh berjudul Parasurama Awatara. Pada caption sketsa ogoh-ogoh yang diunggah di akun @sidhiwidyayowana juga disebutkan Parasurama (Dewanagari: परशुरामभार्गव; IAST: Parashurāma Bhārgava) atau yang di Indonesia kadang disebut Ramaparasu, adalah nama seorang tokoh Ciranjiwin (abadi) dalam ajaran agama Hindu. Secara harfiah, nama Parashurama bermakna “Rama yang bersenjata kapak”.

Nama lainnya adalah Bhargawa yang bermakna “keturunan Maharesi Bregu”. Ia sendiri dikenal sebagai awatara Wisnu yang keenam dan hidup pada zaman Tretayuga. Pada zaman ini banyak kaum kesatria yang berperang satu sama lain sehingga menyebabkan kekacauan di dunia. Maka, Wisnu sebagai dewa pemelihara alam semesta lahir ke dunia sebagai seorang brahmana berwujud angker, yaitu Rama putra Jamadagni, untuk menumpas para kesatria tersebut.

67. Pempatan Agung

Saat Nyepi saka 1942 tahun 2020, STT. Dharma Kaniaka Banjar Dajan Peken, Timpag, Tabanan membuat ogoh-ogoh berjudul Pempatan Agung. Dikutif dari akun instagram @sttdharmakaniaka.timpag dituliskan Pempatan Agung atau disebut juga Catus Patha adalah persimpangan jalan yang erat kaitannya dengan simbol tapak dara yg merupakan pusat pertemuan energi positif dan negatif.

Dijelaskan dalam beberapa lontar seperti Dewa Tattwa maupun Eka Pratama, dalam seluk beluk caru dan tawur disebutkan terutama untuk Tawur kesanga dilaksanakan di Pempatan Agung, karena dalam Lontar Bhumi Kamulan dan Siwa Gama diceritakan di tempat inilah mula pertama Dewi Uma berubah wujud menjadi Dewi Durga untuk menciptakan Bhuta Kala dan di tempat ini pula Sang Pretanjala berubah menjadi Maha Kala serta mengutuk keempat saudaranya untuk ditempatkan masing-masing penjuru mata angin.

Tidak heran, jika orang-orang yang menekuni ilmu pangiwa memanfaatkan energi negatif Pempatan Agung untuk mendapat panugrahan Bhatari Durga dan Sang Mahakala. Namun demikian, fenomena seperti itu saat ini tentunya sudah jarang karena kawasan Pempatan Agung atau Catus pata kini sudah ramai, bahkan menjadi titik kawasan bisnis dan pemerintahan suatu wilayah. "Berdasarkan cerita tersebut penggarap mengimplementasikan kedalam bentuk karya seni ogoh-ogoh dengan konsep menghadap keempat penjuru mata angin," tulis akun @sttdharmakaniaka.timpag.

68. Pitik Bengil

Sekaa Eightpayet tahun 2020 akan membuat ogoh-ogoh berjudul Pitik Bengil. Dalam sketsa yang telah dibuat terlihat gambar seekor siluman ayam (pitik bengil) memegang kepala orang.

69. Sang Dasaksara

Pada Nyepi saka 1942, ST. Mawa Pertiwi, Tegallinggah, Penebel, Tabanan, akan membuat ogoh-ogoh berjudul Sang Dasaksara. Dalam sketsanya terlihat sesosok Bhuta Kala menyeramkan dan di atasnya tergambar 10 aksara atau dasa aksara.

Dikutif dari akun instagram @ stmp1980 dituliskan narasi Aku bukanlah sebagai pengisi tulisan belaka, pengetahuan lahir bersama jiwaku, sastra terbentuk bersama jiwaku, setiap mantra terdapat jiwaku, setiap jiwaku ada di seluruh alam semesta (buana agung), dan jiwaku adalah pendamping dari ragamu (buana alit), aku adalah kekuatan dari alam semesta, bangkitkan aku dalam ragamu, ketika aku terbangun maka seluruh kekuatan alam semesta akan menyertaimu, setiap pengetahuanmu adalah AKU "Sang Dasaksara" "Sang" "Bang" "Tang" "Ang" "Ing" "Nang" "Mang" "Sing" "Wang" "Yang". Rahayu caka 1942

70. Taksu Cilinaya

Taksu Cilinaya merupakan judul ogoh-ogoh tahun 2020 yang akan dibuat oleh STT Putra Bhakti, Banjar Tengah Sempidi, Badung. Ogoh-ogoh ini terinspirasi dari ornamen “cili” yang terdapat pada lamak Bali yang digunakan tatkala ada upacara adat atau agama.

Pada akun @stt_putra_bhakti dituliskan perwujudan Cili atau Deling pada lamak disebut sebagai sampian Cili dengan hiasan wajah yang menyimbolkan kekuatan keindahan atau simbol kedewataan. Cili dilambangkan dengan figur perempuan dengan ciri khas bentuk segitiga terdiri dari tiga unsur yakni kepala, badan dan kaki seperti halnya dalam motif hias cilinaya. Mengandung makna sebagai permohonan keindahan. Cili merupakan simbol purusa dan pradana yang nantinya memiliki penekanan kepada konsep Rwa Bhineda.

Simbol Cili yang dihadirkan pada karya ini mengandung makna sebagai permohonan kepada Sang Hyang Widhi Wasa agar senantiasa dianugrahkan kerahayuan dan keselamatan terhadap Bhuana Agung dan Bhuana Alit agar kehidupan di Bumi bisa terus berjalan harmonis.

Cili di Bali sangat terkait dengan kehidupan sosial keagamaan yang selalu menjaga dan memelihara bahkan memberi perubahan dalam bentuk dan fungsinya, sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.

71. Bawi Srenggi

ST Widya Bhakti, Banjar Pegok, Sesetan Denpasar akan membuat ogoh-ogoh berjudul Bawi Srenggi. Berwujud seekor bawi (bawi) raksasa. Terlihat dalam sketsanya, seorang raksasa berwajah babi dengan taringnya yang panjang. Babi itu juga mengeluarkan api pada bagian rambutnya serta mengangkat satu kakinya.

72. Atma Lingga

ST. Dharmaja, Banjar Dauh Kutuh, Ubung Kaja akan membuat ogoh-ogoh berjudul Atma Lingga. Dalam sketsanya yang diunggah pada akun instagram  ST. Dharmaja terlihat ada tiga sosok yang digambarkan. Salah satunya ada sosok Dewa Ganesha dan Dewa Siwa.

"Karena di dalam dunia ini tidak ada yang bisa melampaui keabadian dewa" ATMA LINGGA" Coming soon caka 1942," tulis akun tersebut.

73. Wit Sarwa Guna (Tantu Pagelaran)

Sementara itu, STT. Dharma Wila Yudha Br. Sama Kelurahan Pedungan-Denpasar Selatan akan membuat sebuah ogoh-ogoh berjudul Wit Sarwa Guna (Tantu Pagelaran). Pada sketsa yang dibuat terlihat sesosok manusia bertangan empat memenggal kepala raksasa yang memiliki lima kepala. Dan didepannya terlihat pula manusia berkepala burung.

74. Sagraha Laku Ngiwa

Ogoh-ogoh STT. Sila Dharma, Br. Tengah Darmasaba, Abiansemal Badung tahun 2020 akan mengangkat sosok Dewa Indra. Garapan mereka diberi judul Sagraha Laku Ngiwa. "Sosok Dewa Indra yg disegani dalam menjalani Dharma memihak/menolong kejahatan karena akan janji," tulis akun instagram resmi STT. Sila Dharma @sekateruna.siladharma.

Terlihat tiga sosok yang digambarkan dalam sketsa ogoh-ogoh yang dibuat, yakni Dewa Indra yang mengendarai gajah melawan raksasa buaya berwarna hijau. Juga ada sesosok manusia yang juga melawan buaya raksasa ini dengan panah.

75. Durga Mahesasura Mardini

Tahun 2020, ST. Wiwaradhika, Br. Belong Gede Pemecutan Kaja, Denpasar akan membuat ogoh-ogoh berjudul Durga Mahesasura Mardini. Dalam sketsanya terlihat sosok Dewi Durga bertangan banyak dengan memegang banyak senjata.


Dewi Durga juga menjulurkan lidahnya yang panjang dan mengendarai singa. Di depannya ada sesosok raksasa yang bernama Mahesasura, raksasa yang berbadan kerbau dan berkepala manusia raksasa.

76. Cetik Kerawang

STT. Sakatarunata, Banjar Sebita, Sempidi, Badung tahun 2020 mendatang akan membuat ogoh-ogoh berjudul Cetik Kerawang. Pembuatan ogoh-ogoh ini akan dimulai pada bulan Januari 2020 ini.

Dalam narasi yang diunggah pada akun @stt_sakatarunata dituliskan terkait cerita dari ogoh-ogoh ini. Menurut akun tersebut, dalam ilmu kepengiwan atau desti , cetik kerawang yang lebih di kenal cetik kerikan gangsa ini adalah salah satu jenis cetik yang berkembang di masyarakat bali. Cetik juga dalam persepsi masyarakat bali , tidak hanya sebagai racun namun juga sebagai salah satu sarana untuk membunuh orang lain yg juga di dukung dengan kekuatan gaib dan mantra - mantra tertentu.

Secara umum , jenis cetik yg paling terdengar di telinga masyarakat bali yakni cetik kerawang atau biasanya di sebut cetik kerikan gangsa yg berbahan dasar serpihan tembaga yg di ambil dari sebuah lempengan gong gangsa atau salah satu jenis perlengkapan gambelan bali , kemudian di campur dengan gelugut (medang-medang)pohon bambu kuning.

Cetik ini hanya mampu di lakukan oleh orang yg memiliki ilmu hitam atau desti , bahkan secara tidak langsung hanya memandang makanan atau minuman saja , maka korbannya akan menjadi sakit seperti yang dihendaki. Kewisesan yang di perolehnya di sebar luaskan secara rahasia dengan menggunakan sarana seperti mas, mirah, tembaga, kertas rerajahan dan lain-lain.

Tujuan orang nyetik atau yg melakukan perbuatan mencelakai dengan menggunakan cetik amat beragam. Biasanya di karenakan sifat iri hati atau dengki , kecemburuan sosial , balas dendam dan berselisih paham , layaknya menggambarkan sosok raksasa yg berkuasa dan menyeramkan.

77. Sang Hyang Kumara

ST.Catsper Manggala di jalan Nangka Selatan Gg. Perkutut akan membuat ogoh-ogoh yang berjudul Sang Hyang Kumara. Latar belakang pembuatan ogoh-ogoh ini yakni terkait dengan putra Dewa Siwa yang bernama Sang Hyang Rare Kumara. Dalam akun instagram sekaa teruna ini @catsper.official dituliskan Sang Hyang Kumara dalam Lontar Kala Purana dan Dharma Pewayangan merupakan Putra Dewa Siwa. Tersebutlah Bhatara Siwa di Sorga mempunyai dua orang putra, yang satu berperawakan raksasa yang bernama Bhatara Kala, sedangkan adiknya bernama Sang Hyang Kumara yang masih kecil atau rare.

Bhatara Kala lahir pada saat sore hari tepat pada sandikala yaitu Kemis Pon Wuku Wayang dan adiknya Sang Hyang Kumara lahir pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Wayang. Bhatara Kala pergi bertapa dan adiknya diasuh oleh ayahnya (Bhatara Ciwa) karena masih kecil. Setelah lama Bhatara Kala bertapa besarlah Ia dan mendapat penugrahan dari Sanghyang Kasuhan Kidul. Ini panugrahan itu yang memperbolehkan memakan orang-orang yang lahir pada wuku Wayang, memakan orang yang berjalan pada kalitepet (pertengahan hari) dan sandikala (waktu peralihan antara sore dan malam hari).

78. Sang Gajah Mina

ST.Eka Bhuana Jaya, Banjar Kauhan, Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem akan membuat ogoh-ogoh berjudul Sang Gajah Mina. Dalam sketsa yang diunggah di akun instagramnya @st.ekabhuanajaya terlihat sesosok ikan berkepala gajah. Juga memiliki empat tangan.

79. Bhuta Nawasari

ST. Dharmasanti, Banjar Dharma Santi, Ubung Kaja, Denpasar Utara pada Nyepi tahun 2020 mendatang akan membuat ogoh-ogoh berjudul Bhuta Nawasari.

80. Manomaya Kosa

St. Bineka, Br Binoh Kelod, Denpasar akan membuat ogoh-ogoh berjudul Manomaya Kosa. Pada akun instagram sekaa truna ini diceritakan sepintas tentang ogoh-ogoh yang akan dibuat. Dituliskan dalam akunnya bahwa manomaya kosa, unsur manah atau pikiran yang masih menyelubungi atman, dimana atman masih dipengaruhi oleh pikiran atau pikiran masih melekat pada atman seperti ingatan-ingatan semasa hidupnya yang lalu.

Juga dijelaskan tentang makna pada setiap bagian ogoh-ogoh yang dibuat yaitu babi dan bhuta melambangkan sifat-sifat duniawi seperti rakus, serakah, licik, dan lain-lain yang senantiasa menggoda "sang diri" untuk mendapatkan kepuasan material. Tunggul berakar menyimbolkan tubuh dari "sang diri" yang masih terikat reinkarnasi untuk menebus karma dari kehidupan lampau.


Badan dengan memegang kepala beragam ekspresi merepresentasikan "sang diri" yang masih terpengaruh oleh ingatan-ingatan dari kehidupannya yang lalu. Berdiri dengan satu kaki melambangkan keinginan untuk lepas dari ikatan duniawi.

81. Sang Hyang Dedari

Br Telanga Tegal, Darmasaba, Badung akan membuat ogoh-ogoh berjudul Sang Hyang Dedari. Ogoh-ogoh ini menampilkan tiga sosok yakni seorang lelaki, perempuan yang menari rejang dan sesosok raksasa.

82. Tedung Agung

Ogoh-ogoh Sekaa Teruna Yowana Saka Bhuwana Br. Tainsiat, Denpasar memang selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Dan setelah sebelumnya membuat ogoh-ogoh yang berkisah tentang Sang Kumbakarna, pada tahun 2020 akan membuat ogoh-ogoh yang berjudul Tedung Agung. (TB)



MGID

Name

2020,3,2021,1,abadi,1,aceh,1,adat,3,agraris,1,air,1,air suci,2,air terjun,2,aksara suci,1,ala ayuning dewasa,1,alami,2,alas purwo,1,amerika serikat,3,aneh,1,anggara kasih,3,angin kencang,1,angkringan,1,anjing,3,aplikasi pengingat terbaik,1,arak,1,arak bali,3,arca,1,arema fc,8,aremania,7,arjuna,1,arsitektur,3,art,18,art center,1,arti mimpi,8,artis,19,artis melukat,2,ary kencana,2,arya wedakarna,2,aswatama,1,atma wedana,1,aura kasih,1,australia,4,awatara,4,babad pasek,1,babad tanah jawi,1,babi,1,babi guling,4,babi guling samsam,1,badung,62,bagus wirata,2,bahasa bali,1,bala,1,bali,999,bali adnyana,1,bali aga,7,bali di langkat,1,bali di luar,2,bali di sumatera utara,1,bali kuno,1,bali yang binal,1,balian,2,balinese food,11,bandara bali utara,2,bandara ngurah rai,2,Bandung,1,bangli,18,banjar tainsiat,1,banjir,6,banten,1,banten otonan,1,bantuan,1,banyu pinaruh,1,banyuwangi,1,barack obama,1,basang-basang,1,bayu kw,1,bbm,1,Bebai,2,Beji Langon,1,belgia,1,belitung,1,bencana,1,bencana alam,11,bendesa,1,bendungan titab,1,berhala,1,berita,137,besakih,3,bharatayudha,1,Bhatari Durga,1,bhisama,1,bhuta kala,2,bima,1,binatang,1,biografi,2,bisnis,8,blt,1,bmkg,1,body painting,1,bom bali,1,bondres,1,Boya Sang Bima,1,brahma,1,Brahma Lelare,1,bri,10,BRI Liga 1,3,buah musim hujan,1,buda wage,1,buda wage klawu,1,budaya,248,budha,1,buku,1,bulan,1,bulan di pejeng,1,bule,5,buleleng,55,bunuh diri,1,burung pipit,1,bus hantu,1,calonarang,1,canang sari,2,candi dieng,1,canggu,3,cara merawat rambut,1,cara sadap wa,1,cara temukan hp hilang,1,care bebek,2,caru,1,catetan dibi sande,1,Catur Bekel Dumadi,1,cetik,4,china,1,chord,2,cina,2,cinta,1,ciri-ciri fake people,1,ciri-ciri manusia bertopeng,1,ciri-ciri manusia palsu,1,Cleo,1,corona,1,costume,1,covid-19,4,cpns,1,crazy rich,3,cristiano ronaldo,1,crypto,1,cuaca,1,Culture,11,Dalam Ingatan,1,dana punia,1,Dang Hyang Nirartha,3,dangdut,1,daratan,1,dataran tinggi dieng,1,daun kelor,1,daun sirih,1,Death Knot,1,demam berdarah,1,demen pedidi,1,demo,1,denpasa,1,denpasar,122,desa adat,1,desa adat datah,1,desa dapdap putih,1,desa jinengdalem,1,desa manggis,1,desa munggu,1,desa nyanglan,1,desa sudaji,1,desa undisan,1,desa wisata,1,dewa 19,1,dewasa ayu,7,dewata nawa sanga,1,Dewi Sri,1,dharma wacana,1,dialog dini hari,1,digital,7,dinasti warmadewa,1,dirjen Bimas Hindu,2,diskon,1,dlhk bali,1,doa,9,doa hindu,1,doa sehari-hari,3,dokter gigi,1,doktor,1,dosen isi,1,dpd ri,1,dprd,2,dprd bali,1,dprd kota denpasar,1,drama gong,3,dresta bali,1,drupadi,1,dubai,1,duryodana,1,duryudana,1,epos,2,erupsi gunung agung,2,event,8,fakta,1,feature,2,festival,2,film,5,filsafat,1,Fitur terbaru WhatsApp 2021,1,food,14,G20,4,gajah mada,1,galungan,15,gambelan,1,game,1,gamelan bali,1,gang poppies,1,ganjar pranowo,1,gaya hidup,1,gede ngurah ambara putra,2,gelgel,1,gempa,16,gempa bumi,14,genta,1,gering,2,gering agung,1,gerubug,1,gianyar,48,gilang bhaskara,1,gitgit,1,gubernur bali,5,gulinten,1,Gung Dewi,1,gunung agung,9,gunung batur,2,gunung semeru,1,guru,1,hamil,1,happy salma,1,hari baik,4,hari raya,17,hari raya hindu sepanjang tahun 2023,1,hastinapura,1,herbal,6,hiburan,3,Hindu,406,hindu aceh,1,hindu aluk todolo,1,hindu bali,62,hindu dunia,2,hindu jawa,9,hindu jogja,1,hindu kaharingan,1,hindu kei,2,hindu ntt,1,hindu nusantara,11,hindu tamil,1,hindu tanimbar kei,1,hobby kerauhan,1,Holywings,1,hong kong,1,horor,4,hotel,1,how to,1,hujan,1,hukum,2,hukum dan kriminal,29,hutan,1,I Gusti Ngurah Alit Yudha,1,I Gusti Ngurah Rai,1,I Nyoman Giri Prasta,1,i nyoman kenak,1,i nyoman wara,2,Ida Ayu Laksmi,1,Ida Bagus Putu Dunia,1,Ida Pedanda Gde Made Tembau,1,idol,1,idul fitri,1,ihdn denpasar,1,india,27,Indonesia,2,infotainment,1,inggris,1,inna bali beach,1,inspirasi nama bayi,1,inspiratif,1,instalasi,1,internasional,1,international,11,Irjen Pol Teddy Minahasa,2,isi denpasar,6,islam,14,itihasa,1,jagatnatha,1,jakarta,1,janin,1,jantung sehat,1,januari 2023,1,Jason Derulo,1,jawa,7,jawa barat,1,jawa timur,4,jegeg bulan,3,jembatan kaca,1,jembrana,18,jepang,3,jerawat,1,jerman,1,jessica iskandar,1,job,1,jodoh,1,joged,1,joko widodo,5,Jokowi,4,jrx,1,judi online,1,jukung,1,Julia Roberts,1,jumat kliwon,1,Jumat Paing,1,jumat pon,1,Jumat Umanis,1,jumat wage,1,jumat wage uye,1,kadek devi,1,kajeng kliwon,5,kalender,1,kamis kliwon,1,kamis paing,1,kamis pon,1,kamis umanis,1,kamis wage,1,kampung bali,1,kampung bali bekasi,1,kapolda,2,Kapolres Malang,1,Kapten Japa,1,karangasem,54,karna,1,KB Bali,2,kebakaran,4,kebaya,1,kebo iwa,1,kecelakaan,3,kecelakaan pesawat,1,kecoak,1,kedux garage,1,keluarga berencana,1,kemakmuran,1,kematian,1,kembang rampe,1,kenangan,1,kepemimpinan,1,kepercayaan,4,kerajaan klungkung,2,kerauhan,2,kesanga,1,Kesehatan,13,kesiman,3,kesiman kertalangu,1,kesurupan,2,ketua dprd badung,1,ketua dprd gianyar,1,keturunan,1,ketut santosa,1,kintamani,1,kisah teman,1,kkb papua,2,kkn,4,klawu,3,klenik,3,klenteng,1,klungkung,31,koin micin,1,komisi IV DPRD Kota Denpasar,1,korea selatan,1,koster,1,kpk,5,kresna,1,kriminal,22,kristen,1,krobokan,1,ktt g20,5,kucing,1,kuliner,21,kulit kusam,1,kulit pisang,1,kulkul,1,kuningan,3,kunjungan,1,kunti,1,kupang,1,kusamba,1,kuta,8,lagu bali,3,lahangan sweet,1,lampung,1,lansia,1,lawar,1,layang-layang,2,leak,6,leeyonk sinatra,1,lembu,1,lempuyang,1,liburan,1,lifestyle,22,liga 1 2022-2023,1,lingga yoni,1,lirik lagu,16,lirik lagu tuak jakedanill,1,lng,1,lombok,3,longsor,1,lontar,174,lontar carcan wong,1,lontar sundarigama,3,lowongan kerja,1,LPD Kedonganan,1,Lubdaka,1,luhut binsar pandjaitan,1,lukisan,4,lulut,3,lulut emas,1,lumajang,4,magis,3,Mahabharata,44,mahameru,1,mahasabha luar biasa PHDI,1,majapahit,4,makanan diabetes,1,makna dupa,1,malang,4,mancing,1,mandalika,1,mandi,1,mang gita,1,mangga,1,mantra,14,mantra bangun pagi,1,mantra cuci muka,1,mantra gosok gigi,1,mantra hindu,4,mantra sebelum tidur,1,mantra sehari-hari,1,marco wisesa,1,marmar herayukti,1,materi agama hindu,2,materi pelajaran,2,mawar,1,medan,1,media sosial,1,medis,1,Melukat,13,mengwi,1,menikah,2,Menko Marves,1,menteri,2,menteri agama,1,menteri dari bali,2,merajan,1,merakih,1,merdeka,1,mertasari,1,militer,1,mimpi,2,mimpi membuat rumah,1,minggu kliwon,1,minggu pon,1,minggu wage,1,Miss Indonesia 2022,1,misteri,20,mistik,73,mistis,83,mitologi dewa,4,mitos,5,mma,1,model,1,monez,1,morelia,1,Motifora,1,motor,1,ms glow,1,music,3,musik,38,musisi,13,nagasepaha,1,nangka muda,1,Nanoe Biroe,2,narkoba,1,nasib,2,nasional,28,natah,1,nekara,1,nelayan,1,neraka,1,New York Fashion Week,1,news,6,ngaben,14,ngaben tikus,1,ngejot,1,ngelawang,1,ngerebong,1,ngusaba ageng,1,ngusaba nini,1,nosstress,1,ntt,2,Nusa Dua,3,nusa lembongan,1,Nusa Penida,5,nusantara,3,nyama selam,1,Nyampingang Tulang,1,nyentana,1,nyepi,13,obama,1,obat alami kecoak,1,odalan,6,odgj,1,ogoh-ogoh,8,olahraga,5,ongkara,1,otonan,1,pagerwesi,1,pahlawan,3,pajajaran,1,pal sri sedana,1,palawakya,1,pameran,2,pancawara,1,pandawa,2,pandu,1,pangerupukan,5,pangiwa,1,pantai,5,Pantai di Bali,1,Pantai Geger,1,pantai kuta,1,Pantai Melasti,1,Pantai Padang Padang,1,panti asuhan,1,papua,4,Partai Golkar,1,pasar badung,2,paskibraka,3,pasraman,1,patung,2,patung bayi Sakah,1,pawang hujan,2,pdam denpasar,2,pecinan,1,pedofilia,1,pegayaman,1,pelinggih,1,pemacekan agung,2,pemangku,1,pemaridan guru,2,pemilu 2024,1,penamaan,1,penampahan,2,pencurian,1,pendeta,1,pendidikan agama hindu,2,penggak men mersi,1,pengobatan,22,penjor,4,penjor galungan,1,penulis,1,penyajaan,1,penyakit,2,penyu,1,penyucian,1,perajin,1,perdana menteri,1,pergerakan,1,peristiwa,25,pernikahan,4,peruntungan,2,pesta kesenian bali,12,pesugihan,1,petruk,1,phdi,3,phdi Bali,7,PHDI Pusat,2,PI Bedugul,1,pica fest,1,piodalan,1,pis bolong,4,pitara,1,pitra yadnya,1,PKB,12,pkb2022,1,PMI,1,pns,1,pohon keramat,2,polda bali,1,poligami,1,polisi,3,polisi ditusuk di denpasar,1,politikus,2,politisi,1,Polresta Denpasar,1,ponsel,1,pop bali,1,ppkm,1,prestasi,1,primbon,101,produk,1,puan maharani,2,puisi berbahasa bali,1,puja tri sandya,1,pulaki,1,pulet-pulet,1,pupuh,1,pupuh sinom,1,pura,39,pura besakih,4,pura di jawa,1,pura gelap,1,pura giri semeru agung,1,Pura Goa Pageh,1,pura lempuyang luhur,1,pura luhur uluwatu,2,pura mandara giri semeru agung,2,pura melanting,1,pura pucak penulisan,1,pura punduk dawa,1,pura samuan tiga,1,Pura Taman Beji Griya Gede Manuaba,1,pura tumpa,1,puri agung klungkung,1,puri pemecutan,1,purnama,5,purnama kalima,1,purnama kapat,1,puteri indonesia,3,qris,1,rabu pahing,1,rabu pon,1,rabu umanis,1,rabu wage,1,rahina bali,1,raja bali,1,raja bangli,2,raja gianyar,1,raja klungkung,1,ralaman,1,ramalan,134,ramayana,3,rambut sehat,1,ray peni,1,rejang,1,rejang renteng,1,rejeki,2,rekor muri,1,reportase,3,rerahinan,21,restoran,2,rezeki,1,ridwan kamil,1,rinjani,1,ritus,1,Roga Sanghara Bumi,1,rs darmo,1,rsi markandeya,1,rsj bangli,2,rsud wangaya,1,rsup sanglah,2,rujak,1,rutinitas,1,sabtu kliwon,1,sabtu paing ukir,1,Sabtu Umanis,2,sabtu wage,1,sabuh mas,1,sad kahyangan,1,saiban,1,saka 1942,1,sakit gila,1,sakti,1,salon,1,samson bali,1,sanggar santhi budaya,1,santet,1,santi,1,sanur,20,sanur village festival,8,sapi,1,Sapuh Leger,1,saput poleng,1,saraswati,7,sasih,1,sastra,1,sate lilit,1,satpam pdam,1,sawah,1,sayan,1,segehan,1,sejarah,116,sejarah bali,39,sejarah desa,30,sejarah gunung agung,1,sejarah hindu,3,sejarah pura,26,seksualitas,1,selak,1,selasa kliwon,1,selasa paing,1,selasa pon,1,seleb,1,selingan,1,semarang,1,semeru,3,sengkuni,2,seni,59,seniman,9,Senin Kliwon,1,senin paing,1,Senin Pon,1,senin wage,1,senjata,1,sepak bola,9,serombotan,1,siat tipat,1,siat yeh,1,sid,2,sisi lain,84,situs hindu,1,siwa,3,siwaratri,5,sman bali mandara,1,SMPN 13 Denpasar,1,smpn 5 denpasar,3,sniper,1,soekarno,3,soma ribek,1,sosok,89,sosrobahu,1,sport,8,stadion kanjuruhan,1,street art,1,sudhi wadani,2,sugihan bali,1,sugihan jawa,1,suku,2,sulawesi utara,1,suling,1,sulinggih,11,sultan,1,sumatera,1,Sundari Dewi,1,sunset,1,surabaya,2,surya kanta,1,suwat,2,tabanan,26,tahun baru 2022,1,tahun baru saka,1,taksu poleng,1,taledan,1,tanah longsor,4,tanah lot,1,tanda hp terserang malware,1,tanimbar kei,1,tari,3,tari kreasi,1,tari rejang renteng,1,Teknologi,6,tenganan,2,tenung,19,terminal LNG,8,teroris,1,Terry Palmer Hotelier,1,terunyan,2,thailand,1,tiara dewata,1,tilem,5,tingkatan leak,1,tinju,1,tips,1,tirta,2,tirta empul,4,tni,3,tni ad,1,tokek,1,tokoh,103,toraja,1,tradisi,7,tradisional,6,tragedi Kanjuruhan,1,travel,9,Tresna Nyama,1,Tri Handoko Seto,1,tri sandya,2,trunyan,1,tsunami,1,tugu tiga,1,tuhan,1,tukad ayung,3,tukad badung,2,tukad bindu,1,tukad loloan,1,tukad oongan,1,tukad unda,1,tukad yeh ho,1,tumbal,1,tumpek,1,tumpek kandang,1,tumpek krulut,1,tumpek landep,1,tumpek wariga,2,tumpek wayang,1,tuselak,1,tutorial,3,uang kepeng,1,ubud,13,ubud foof festival,1,udeng merah,1,ugu,1,uhn igb sugriwa,2,ulah pati,5,ular,3,uma,1,umkm,1,uni emirat arab,1,unik,13,universitas gajah mada,1,universitas indonesia,2,universitas udayana,1,unud,4,unuk,1,upakara,4,usada,1,usada buduh,1,usadha,9,vaksinasi Covid-19,2,vandalisme,1,veteran,1,video,1,viral,31,walhi bali,7,wariga,121,warisan,1,watak,2,wayan koster,7,Wayang,7,wbtb,1,weda,1,wewaran,3,whatsapp,3,whdi,1,wilio,1,wiracarita,10,wisata,39,wna,1,wuku,4,wuku bala,1,wuku dukut,7,wuku klawu,2,wuku Watugunung,4,wuku wayang,1,yadnya,2,yadnya sesa,1,Yan Srikandi,1,yeh labuh,1,yong sagita,1,zodiac,2,zodiak,18,
ltr
item
TelusurBali.com: 82 Sketsa Ogoh-ogoh Tahun 2020, Ada Banjar Semeton?
82 Sketsa Ogoh-ogoh Tahun 2020, Ada Banjar Semeton?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGY0yVS1cTwUTLG2LsrvajyLaLeXPs-JzyP7TpVJHY3CyXakLjCYWz47k43JBeJxq8qVyoPCEI72n9o96kcXuzPKcNVLXqBinPMcPwXtHAQEBGbnjeuiZlMrQ4agdgNaa8Xc4zXrOp-cM/s1600/st+putra+baruna.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGY0yVS1cTwUTLG2LsrvajyLaLeXPs-JzyP7TpVJHY3CyXakLjCYWz47k43JBeJxq8qVyoPCEI72n9o96kcXuzPKcNVLXqBinPMcPwXtHAQEBGbnjeuiZlMrQ4agdgNaa8Xc4zXrOp-cM/s72-c/st+putra+baruna.jpg
TelusurBali.com
https://www.telusurbali.com/2020/01/82-sketsa-ogoh-ogoh-tahun2020-ada.html
https://www.telusurbali.com/
https://www.telusurbali.com/
https://www.telusurbali.com/2020/01/82-sketsa-ogoh-ogoh-tahun2020-ada.html
true
4771231865681501597
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content