Sumber Ilustrasi www.pexels.com Tak terasa waktu berputar dan kini sudah memasuki bulan Maret 2020. Sebagaimana bulan-bulan sebelumny...
Sumber Ilustrasi www.pexels.com |
Tak
terasa waktu berputar dan kini sudah memasuki bulan Maret 2020. Sebagaimana
bulan-bulan sebelumnya, umat Hindu khususnya di Bali juga akan merayakan
beberapa hari raya.
Baik
hari raya yang sifatnya rutin seperti Kajeng Kliwon, Purnama, Tilem, Anggara
Kasih, maupun hari raya besar seperti Nyepi. Dan untuk bulan Maret 2020 ini,
umat Hindu khususnya di Bali merayakan 10 hari raya, yaitu sebagai berikut.
1. Umanis Kuningan
Sehari
setelah Hari Raya Kuningan disebut Umanis Kuningan. Umanis Kuningan ini
dilaksanakan tepatnya pada Minggu (Redite) Umanis wuku Langkir yang pada bulan
ini dirayakan pada Minggu, 1 Maret 2020.
Pelaksanaannya
hampir sama dengan Umanis Galungan. Umat Hindu bisanya melakukan pelukatan atau
pembersihan diri ke sumber mata air juga mengunjungi sanak saudara untuk
melakukan silaturahmi.
2. Buda Wage Langkir
Setelah
Umanis Kuningan, Rabu, 4 Maret 2020 umat Hindu meryakan hari raya Buda Wage
Langkir. Buda Wage biasa juga disebut dengan Buda Cemeng.
Dalam
Lontar Sundarigama dipaparkan mengenai pelaksanaan hari raya ini yakni: Buda Wage, ngaraning Buda Cemeng,
kalingania adnyana suksma pegating indria, Betari Manik Galih sira mayoga,
nurunaken Sang Hyang Ongkara mertha ring sanggar, muang ring luwuring aturu,
astawakna ring seri nini kunang duluring diana semadi ring latri kala.
Kutipan
tersebut memiliki makna: Buda Wage juga disebut Buda Cemeng.
Pada saat ini seseorang diharapkan mewujudkan inti hakekat kesucian pikiran,
yakni bisa mengendalikan sifat-sifat kenafsuan. Itulah yoga dari Bhatari Manik
Galih, dengan jalan menurunkan Sang Hyang Omkara Amerta atau inti hakekat
kehidupan, ke dalam dunia skala atau dunia manusia.
Adapun
upakara yang dipersembahkan saat Buda Cemeng ini yakni wangi-wangian.
Melakukan pemujaan di sanggar dan di atas tempat tidur serta menghaturkan
kepada Sang Hyang Sri. Pada malam harinya melakukan renungan suci.
3. Hari Bhatara Sri
Hari
Bhatara Sri merupakan hari untuk pemujaan Bhatara Sri yang merupakan dewi
kemakmuran atau dewi padi. Hari raya ini dirayakan pada Jumat, 6 Maret 2020.
4. Purnama Kesanga
Purnama
Kesanga merupakan Purnama yang dirayakan pada bulan kesembilan (kesanga) dalam
sistem kalender Bali. Purnama Kesanga dirayakan pada Senin, 9 Maret 2020.
Pada
puncak bulan bulat penuh atau saat sukla paksa disebutlah purnama. Sebagaimana
tilem, purnama juga dirayakan setiap 30 hari sekali tepatnya pada pananggal
ke-15. Penanggal ini bermakna suatu perkembangan menuju ke arah kebaikan dan
berpuncak saat purnama. Dan kebalikan dari tilem, saat terjadinya purnama, air
laut akan surut.
Dalam
tradisi masyarakat Bali, purnama selalu dirayakan dengan istimewa. Masyarakat
akan melakukan persembahyangan ke pura dengan membawa sesajen baik banten
maupun canang sari untuk dihaturkan pada pelinggih.
Terkait
pelaksanaan purnama ini, dalam Lontar Sundarigama disebutkan; mwah hana pareresiknira Sang Hyang Rwa
Bhineda, makadi Sang Hyang Surya Candra, yatika nengken purnama mwang tilem,
ring purnama Sang Hyang Ulan mayoga, yan ring tilem Sang Hyang Surya
Mayoga. Samana ika sang purohita, tkeng janma pada sakawanganya, wnang
mahening ajnana, aturakna wangi-wangi, canang nyasa maring sarwa dewa,
pamalakunya, ring sanggat parhyangan, laju matirta gocara, puspa wangi.
Artinya;
ada lagi hari penyucian diri bagi Dewa Matahari dan Dewa Bulan yang juga
disebut Sang Hyang Rwa Bhineda, yaitu saat tilem dan purnama. Saat purnama
adalah payogan Sang Hyang Wulan (Candra), sedangkan saat tilem Sang Hyang Surya
yang beryoga. Purnama juga merupakan hari penyucian diri lahir batin. Oleh
karena itu, semua orang wajib melakukan penyucian diri secara lahir batin
dengan mempersembahkan sesajen berupa canang wangi-wangi, canang yasa kepada
para dewa, dan pemujaan dilakukan di Sanggah dan Parahyangan, yang kemudian
dilanjutkan dengan memohon air suci.
Selengkapnya
baca di Memaknai Kehadiran Sang Pencipta Lewat Bulan Purnama
5. Anggara Kasih Medangsia
Pada
Selasa, 10 Maret 2020 merupakan hari raya Anggara Kasih Medangsia. Hari raya
ini dirayakan pada Selasa (Anggara) Kliwon wuku Medangsia dan
dilaksanakan setiap enam bulan sekali.
Dalam
Lontar Sundarigama disebutkan: Nahanta
waneh, rengen denta, Anggara Keliyon ngarania Anggara Kasih,
pekenania pengasianing raga sarira. Sadekala samana yogia wang amugpug
angelakat sealaning sarira, wigenaning awak, dena ayoga wang apan ika yoganira,
Betara Ludra, merelina alaning jagat teraya, pakertinia aturakna wangi-wangi,
puspa wangi, asep astanggi muang tirta gocara.
Artinya:
Yang lain lagi yang perlu diperhatikan, ketika Anggara bertemu Kliwon
disebut sebagai Anggara Kasih. Anggara Kasih merupakan hari
untuk mewujudkan cinta kasih terhadap dirinya. Selain itu juga
menunjukkan rasa kasih pada semua makhluk. Sehingga pada hari itu
sepatutnya melakukan peleburan bencana, dan merawat dari diri segala kecemaran.
6. Kajeng Keliwon Uwudan
Kajeng
Kliwon Uwudan dilaksanakan pada Minggu, 15 Maret 2020. Kajeng Kliwon Uwudan merupakan
hari baik untuk menghidupkan ilmu hitam atau pengiwa.
Kajeng
Kliwon merupakan hari raya Hindu yang dilaksanakan setiap 15 hari sekali
berdasarkan perhitungan kalender Bali. Hari Raya ini merupakan pertemuan antara
Tri Wara yakni Kajeng dengan Pancawara yakni Kliwon. Biasanya umat Hindu
merayakannya dengan melakukan persembahyangan di merajan masing-masing.
I
Gede Sutarya dalam Bangli
Explore Pariwisata Budaya, Agama dan Spiritual mengatakan saat
Kajeng Kliwon, umat biasanya mengaturkan tipat dampulan (ketupat besar), tipat
kelanan (tipat yang lebih kecil berjumlah enam buah) dan ada juga yang
mengaturkan tipat gong (ketupat yang bentuknya seperti gong). Semua katupat ini
dilengkapi dengan taluh bakasem (telur asin).
Selengkapnya
baca di Kajeng Kliwon Dianggap Hari Keramat
7. Tilem Kesanga dan
Pengerupukan
Selasa,
24 Maret 2020 adalah hari raya Pangerupukan yang dirayakan pada Tilem Kesanga.
Pangerupukan dilaksanakan sehari sebelum Nyepi dan pada hari ini dilaksanakan Tawur
Kesanga.
Saat
Tileming sasih kesanga upacara Bhuta Yadnya atau tawur harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum pangerupukan, karena dalam teks Sundarigama disebutkan: ring catur dasi ikang kresnapaksa, agawe
akena Bhuta Yadnya rikeng catuspataning desa. Artinya: Ketika tepat paruh
gelap atau bulan mati atau tilem, laksanakanlah upacara bhuta yadnya itu, yang
bertempat di perempatan desa.
Lebih
lanjut dalam teks Sundarigama dikatakan: nisatania
panca sata madia panca sanak, utamania catur agung, yama raja pinuja dening
sang maha pandita siwa budha. Artinya; tingkatan upacara melakukan Bhuta
Yadnya Tawur Kesanga, dalam tingkatan nista atau kecil yaitu Panca Sata
menggunakan lima jenis ayam, madia menggunakan caru panca sanak, utama catur
agung, dipuja oleh maha pandita yaitu Siwa Buda.
8. Hari Raya Nyepi
Setelah
Pangerupukan, tiba saatnya umat Hindu melaksanakan hari raya Nyepi. Nyepi
dirayakan pada Rabu, 25 Maret 2020. Saat ini semua aktivitas di Bali berhenti
total selama 24 jam.
Umat
Hindu melaksanakan brata Catur Brata Penyepian yakni amati gni tidak boleh
berapi-api, amati karya tidak bekerja, amati lelungan tidak bepergian, dan
amati lelanguan atau tidak menghibur diri.
9. Buda Kliwon Pegatuwakan
Bertepatan
dengan Nyepi juga merupakan Pegatwakan atau Buda Kliwon Pahang. Dirayakan Rabu,
25 Maret 2020. Pegatwakan dirayakan setiap 210 hari atau setiap enam bulan
sekali tepatnya pada Buda (Rabu) Kliwon wuku Pahang atau 35
hari setelah Galungan.
Pada
hari ini merupakan rangkaian terakhir dari Hari Raya Galungan atau menandai
berakhirnya rangkaian Hari Raya Galungan. Saat ini pula, penjor Galungan yang
dipasang di depan rumah akan dicabut dan hiasannya dibakar.
Lontar
Sundarigama menyebutkan; Pahang, Buda Kliwon Pegatwakan,
ngaran, pati warah panelasning mengku, biana semadi, waraning Dungulan ika,
wekasing perelina, ngaran kalingan ika, pakenaning sang wiku lumekasang kang
yoga semadi, umoring kala ana ring nguni, saha widi-widana sarwa pwitra,
wangi-wangi, astawakna ring sarwa dewa, muang sesayut dirgayusa abesik, katur
ring Sang Hyang Tunggal, panyeneng tatebus.
Artinya:
Buda Kliwon Pahang merupakan Hari Raya Pegatwakan. Disebut Pegatwakan karena
saat itu adalah berakhirnya tapa brata. Sang wiku patut melaksanakan renungan
suci. Sarananya yaitu wangi-wangian dan sesayut dirgayusa dan dipersembahkan
kehadapan Sang Hyang Tunggal, dan dilengkapi juga dengan penyeneng dan tetebus.
10. Ngembak Geni
Ngembak
Geni merupakan hari raya terakhir umat Hindu pada bulan Maret 2020. Dirayakan
sehari setelah Nyepi yakni Kamis, 26 Maret 2020.
Pada
Ngembak Geni ini semua aktivitas kembali berjalan normal seperti sediakala. Masyarakat biasanya mengisi Ngembak Geni ini
dengan jalan berlibur ke tempat wiasata, melukat atau pembersihan diri ke
sumber mata air, serta melakukan silaturahmi dengan kerabat atau saudara. (TB)