Sumber Gambar; net Dalam agama Hindu juga dikenal ada delapan makhluk abadi. Kedelapan makhluk abadi ini dikenal dengan istilah Astha C...
![]() |
Sumber Gambar; net |
Dalam
agama Hindu juga dikenal ada delapan makhluk abadi. Kedelapan makhluk abadi ini
dikenal dengan istilah Astha Ciranjiwin. Dipercaya, hingga kini kedelapannya
masih hidup dan berada di bumi ini.
Mereka
bisa hidup abadi ini dikarenakan anugerah maupun dikarenakan kutikan sehingga
bisa hidup sangat panjang. Berikut Astha Ciranjiwin dalam mitologi Hindu
tersebut.
1. Hanuman
Dalam
wiaracarita Ramayana, dikenal seorang tokoh bernama Hanuman. Ia berwujud seekor
kera yang membantu Sang Rama dalam memerangi Rahwana dari Kerajaan Alengka.
![]() |
net. |
Dalam
lawatannya ke Alengka, Hanuman sempat ditangkap dan ekornya dibakar. Namun ia
malah membuat sebagian istana Alengka terbakar yang memicu kemarahan Rahwana.
Saat
Sang Rama akan meninggalkan dunia, Rama sempat bertanya kepada Hanuman apakah
ingin ikut dengannya. Akan tetapi, Hanuman meminta untuk menetap di bumi selama
nama Rama diucapkan dan dihormati oleh orang-orang di bumi.
Oleh
karenanya, hingga saat ini Hanuman masih dipercaya tinggal di dunia ini.
2. Raksasa Mahabali
Mahabali
merupakan seorang raksasa yang ditundukkan oleh awatara Wisnu yakni Wamana
Awatara. Mahabali ini pernah menaklukkan ketiga dunia ini, namun akhirnya
ditundukkan.
![]() |
net |
Setelah
ditundukkan oleh Wamana Awatara, ia diberikan menghuni dunia bawah, dan karena
perbuatan baiknya di Bumi ia diberikan anugerah untuk dapat mengunjungi
rakyatnya setahun sekali. Kehadirannya ke dunia diryakan sebagai Onam di
Kerala.
Dalam
Skanda Purana, Mahanali adalah seorang pemuja Siwa.
3. Aswatama
Aswatama
adalah seorang brahmana-kesatria, putra Drona dengan Krepi. Mahabharata menceritakannya sebagai putra kesayangan Drona. Ia
dikutuk untuk hidup selamanya tanpa memiliki rasa cinta, setelah melakukan
pembunuhan terhadap lima putra Pandawa dan mencoba menggugurkan janin
yang dikandung oleh Utari, istri Abimanyu.
![]() |
net |
Mahabharata mendeskripsikan Aswatama sebagai
lelaki bertubuh tinggi, dengan kulit gelap, bermata hitam, dan dilekati oleh
sebuah permata di dahinya. Aswatama juga menyandang gelar maharathi,
dan merupakan salah satu jenderal andalan Korawa dalam perang di
Kurukshetra. Setela perang di Kurukshetra berakhir, hanya ia
bersama Kertawarma dan Krepa yang
menjadi penyintas dari pihak Korawa.
Oleh
karena dipenuhi dendam atas kematian ayahnya, ia menyerbu
kemah Pandawa saat tengah malam dan melakukan pembantaian membabi
buta. Menurut mitologi Hindu, Aswatama akan menjabat sebagai
penyandang gelar wyasa pada mahayuga ke-29,
di manwantara ke-7. Aswatama juga akan menjabat sebagai
salah satu resi di antara tujuh resi agung (Saptaresi) pada manwantara ke-8.
4. Parasurama
Parasurama
merupakan Awatara Wisnu yang ke-6 yang turun kedunia untuk memerangi ksatria
yang melakukan penyelewengan. Secara harfiah,
nama Parashurama bermakna "Rama yang bersenjata kapak".
Nama lainnya adalah Bhargawa yang bermakna "keturunan
Maharesi Bregu".
![]() |
net |
Ia
hidup pada zaman Tretayuga. Parasurama merupakan putra
bungsu Jamadagni, seorang resi keturunan Bregu. Sewaktu
lahir Jamadagni memberi nama putranya itu Rama. Setelah dewasa, Rama pun
terkenal dengan julukan Parasurama karena selalu membawa kapak sebagai
senjatanya. Selain itu, Parasurama juga memiliki senjata lain berupa busur
panah yang besar luar biasa.
Dia
adalah pemuja Dewa Siwa yang taat dan dia pula orang yang menghancurkan 1
gading Ganesha. Dia pula yang akan mengajar Kalki pada masa akhir kaliyuga ,
saat Kalki paling membutuhkannya, dia akan muncul dan membantu manusia.
5. Kripacarya
Kripacharya
memiliki nama Kripa, dia menjadi seorang guru sehingga namanya menjadi
Kripacharya. Dia mengajar Pandawa dan Kaurava sejak usia dini, hingga saat Resi
Dorna diberi tugas itu.
![]() |
net |
Kripa
memiliki keponakan bernama Ashwathama. Dia termasuk di antara yang hidup abadi
karena ia tidak pernah dilahirkan sehingga tidak bisa mati. Sebenarnya ayahnya
adalah pemanah yang hebat yang membuat Indra cemburu dan seperti biasa dia
mengirim Apsara untuk merayunya, ayahnya Shardwan adalah orang suci sehingga
dia mengendalikan dirinya sendiri tapi air maninya jatuh pada rumput yang
membelahnya menjadi dua, dari mana seorang anak laki-laki dan perempuan lahir.
Anak
laki-laki adalah Kripa dan gadisnya Kripi. Shantanu, kakek dari Pandawa
mengadopsi mereka dan Kripa menjadi guru sementara Kripi menikahi Drona. Jadi
dia tidak lahir dalam rahim sehingga tidak bisa mati secara sederhana, Kripi
meninggalkan dunia dalam kesedihan karena dia kehilangan suami dan anaknya
(Ashwathama masuk hutan) di dalam kisah Mahabharata.
6. Markandeya
Markandeya
dilindungi oleh Dewa Shiwa dari kematian, yang dipersonifikasikan sebagai Yama.
Penguasa Mrikandu dan istrinya Marudmati memuja Siwa dan mendapatkan anugerah
dariNya untuk melahirkan seorang putra. Namun dalam Anugrah itu ada 2 pilihan
yang harus diambil oleh pasangan itu, yaitu dianugrahi anak berbakat, tapi
dengan kehidupan singkat di bumi atau anak dengan kecerdasan rendah namun
dengan umur panjang.
![]() |
net |
Pakikandu
memilih yang pertama, dan diberkati dengan Markandeya, putra teladan, yang
ditakdirkan untuk meninggal pada usia 12 tahun. Markandeya tumbuh menjadi
pemuja Siwa yang hebat dan pada hari kematiannya dia melanjutkan pemujaannya
pada Siwa dalam benthuk Shivalingam.
Utusan
Yama, dewa kematian tidak dapat mengambil nyawanya karena pengabdiannya yang
besar dan penyembahan kepada Siwa yang terus-menerus. Yama kemudian datang
secara pribadi untuk melepaskan nyawa Markandeya, dan menumbuhkan tali dan
menjerat di sekitar leher sang bijak muda itu.
Secara
kebetulan atau telah ditakdirkan, simpul tali tersebut secara keliru mendarat
di sekitar Shivalingam, dan dari sana, Siwa muncul dengan semua kemarahannya
dan menyerang Yama karena tindakan agresi. Setelah mengalahkan Yama dalam
pertempuran sampai mati, Siwa kemudian menghidupkannya kembali, dengan syarat
pemuda yang taat akan hidup selamanya.
7. Wibisana
Wibisana
merupakan adik dari Rahwana dalam wiracarita Ramayana. Ia memihak kepada Rama
dalam pertempuran antara Rama melawan Rahwana. Setelah perang berakhir,
Wibisana diangkat Rama sebagai Raja Alengka menggantikan Rahwana.
![]() |
net |
Wibisana
akan hidup sampai akhir Kaliyuga ini. Ia lahir di Satyayuga dan mulai
memerintah di jaman Tretayuga setelah kematian Rahwana.
8. Bhagawan Byasa
Bhagawan
Byasa merupakan seorang rsi agung yang lahir pada akhir masa Tretayuga dan
masih hidup hingga kini. Ia merupakan penulis Mahabharata serta Purana dan juga
orang yang membagi Weda dalam empat bagian.
![]() |
net |
Hal
itu juga bisa diperdebatkan sehingga Veda Vyasa bukan hanya satu melainkan
sekelompok ilmuwan yang mengerjakan Weda. Veda Vyasa dalam arti harfiah berarti
pembagi Veda. Setelah mengatakan bahwa bagaimanapun diyakini secara luas bahwa
dia adalah satu manusia. Selalu akan ada Veda Vyasa yang hidup melalui satu
Manvantara ini.
Veda
Vyasa dikatakan menjalani kehidupan pertapa dan diyakini secara luas masih
hidup dan hidup di antara makhluk hidup sampai akhir Kali Yuga ini. (TB)