Sumber: upload.wikimedia.org Arjuna merupakan sosok dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan anggota panca pandawa yang merupakan anak ...
Sumber: upload.wikimedia.org |
Arjuna merupakan sosok dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan anggota panca pandawa yang merupakan anak dari Raja Pandu dengan Dewi Kunti. Ia juga dianggap sebagai tokoh yang sangat pandai memanah dan merupakan sahabat baik Kresna. Bahkan dalam perang bharatayudha, Krena adalah kusir dari Arjuna.
Namun jika dibandingkan dengan kisah pada versi pewayangan Jawa, ada perbedaan penggambaran sosok Arjuna dengan versi Mahabharata dari India. Dalam pewayangan Jawa, Arjuna digambarkan sebagai seorang kesatria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning.
Jika dalam versi Mahabharata India, Arjuna memiliki empat orang istri, Dalam versi pewayangan Jawa, Arjuna mempunyai banyak istri, itu semua sebagai simbol penghargaan atas jasanya ataupun atas keuletannya yang selalu berguru kepada banyak pertapa. Setidaknya terdapat 16 orang istri dari Arjuna. Berikut keenambelas istri Arjuna tersebut.
1. Dewi Subadra
Dalam pewayangan Jawa, Subadra dikenal sebagai seorang putri anggun, lembut, tenang, setia dan patuh pada suaminya. Sewaktu kecil ia bernama Rara Ireng. Subadra mempunyai dua orang kakak yaitu Kakrasana yang kemudian menjadi raja di Mathura dengan gelar Prabu Baladewa dan Narayana yang kemudian menjadi raja di Dwaraka dengan gelar Prabu Sri Batara Kresna. Subadra menikah dengan salah satu anggota Pandawa yakni Arjuna. Dari pernikahannya tersebut, Subadra memiliki anak bernama Abimanyu yang kemudian menurunkan Prabu Parikesit.
2. Dewi Sulastri
Dewi Sulastri dikisahkan sebagai putri dari Prabu Sasrasudarma pemimpin Kerajaan Pulorajapeti. Ia memiliki dua orang saudara bernama Dewi Sutiragen, dan Raden Sucitra. Dewi Sulastri menjadi istri Raden Arjuna. Prabu Sasrasudarma mengadakan upacara pernikahan antara Raden Arjuna dengan Dewi Sulastri dan sebulan kemudian, Raden Arjuna memboyong Dewi Sulastri menuju Kesatrian Madukara. Dari pernikahannya dengan Arjuna, lahirlah Raden Sumitra.
3. Dewi Larasati
Menurut pewayangan, Larasati merupakan putri dari Harya Prabu Rukma, kakak dari Dewi Kunti yang merupakan ibu Arjuna, sehingga sebenarnya Larasati dan Arjuna masih saudara sepupu. Ibu Larasati bernama Ken Sayuda. Ken Sayuda melakukan hubungan di luar nikah dengan Harya Prabu sehingga hamil dan melahirkan Larasati.
Dari pernikahan Larasati dengan Arjuna, lahir dua anak, yaitu Bambang Sumitra dan Branatalaras. Seperti keakraban Larasti dengan Dewi Subadra, kedua anaknya itu juga akrab dengan Abimanyu putra Subadra yang juga merupakan istri dari Arjuna. Dalam Baratayuda, Bambang Sumitra dan Brantalaras gugur, beberapa saat sebelum Abimanyu gugur dalam peperangan.
4. Dewi Ulupi atau
Palupi
Ulupi merupakan seorang janda dimana suaminya dibunuh oleh Garuda. Ia bertemu dengan Arjuna saat Arjuna sedang menjelajahi India Timur Laut dalam masa pengasingan selama satu tahun. Ketika itu, Arjuna mandi di sungai Gangga yang dianggap suci, kemudian arus air menyeretnya hingga ke tengah sungai.
Di sana, Arjuna bertemu dengan seorang putri naga bernama Ulupi dan menyadari bahwa arus tersebut diciptakan olehnya. Sang putri menyatakan bahwa ia jatuh cinta, lalu mengajak Arjuna bertualang ke dalam air hingga sampai ke istana Naga Korawya.
Ulupi
membujuk Arjuna agar mau menikahinya. Meskipun Arjuna menyukai Ulupi, tetapi ia
menolak untuk menikah lagi karena sudah menikahi Drupadi.
Arjuna menyatakan bahwa ia berjanji untuk tidak berhubungan seksual selama menjalani masa pengasingannya. Tetapi, Ulupi menyatakan bahwa janji itu hanya berlaku bagi Drupadi, bukan untuk wanita lain.
Setelah diyakinkan oleh Ulupi, maka Arjuna bersedia menikahinya. Dari pernikahannya dengan Arjuna, Ulupi melahirkan seorang putra yang diberi nama Irawan. Irawan diasuh oleh ibunya di negeri Naga, dan tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat dan gagah berani seperti ayahnya.
5. Dewi Jimambang
Dewi Jimambang merupakan putri dari Begawan Wilawuk, sebangsa jin yang berwujud naga raksasa, dan merupakan salah satu abdi dari pertapaan Saptaarga di era Begawan Manumayasa, yaitu kakek buyut Pandawa.
Wilawuk memaksa Arjuna ke rumahnya dan ingin menjodohkan dengan putrinya. Namun, Arjuna menolak karena mengetahui parasnya yang menyeramkan, dan khawatir putrinya juga memiliki paras yang menyeramkan seperti dirinya. Atas paksaan, Arjuna berhasil dilumpuhkan dibawa olehnya menuju pertapaan Saptaarga demi keinginan putrinya.
Sesampainya di pertapaan, Arjuna terkejut melihat paras Dewi Jimambang yang berwujud cantik jelita, kemudian timbul rasa saling jatuh cinta. Dari pernikahan tersebut ia berputra Kumaladewa dan Kumalasakti.
6. Dewi Ratri
Dewi Ratri adalah putri Prabu Yudhistira, raja jin negara Mertani dengan permaisuri Dewi Rahina, putri Prabu Kumbala dengan Dewi Sumirat dari negara Madukara. Ketika negara Mertani ditaklukkan oleh Pandawa, Prabu Yudhisira kemudian manuksma, manunggal dalam tubuh Puntadewa, sulung Pandawa.
Sementara itu adik Prabu Yudistra, Arya Dananjaya yang menguasai negera Madukara manunggal dalam diri Arjuna. Sebelum meninggal, Arya Dananjaya berpesan, agar Arjuna mengawini Dewi Ratri, karena sesunguhnya Dewi Ratri yang memiliki hak waris atas negara Madukara. Amanat itu dilaksanakan oleh Arjuna. Setelah negara menjadi aman dan negara jin Mertani berubah menjadi negera Amarta, Arjuna kemudian mengawini Dewi Ratri. Dalam perkawinannya dengan Arjuna, Dewi Ratri memperoleh seorang putra yang bernama, Bambang Wijanarka.
7. Batari Dresanala
Batari Dresanala merupakan salah satu putri dari Batara Brahma. Karena Arjuna berjasa pada para dewa dengan membunuh Prabu Niwatakawaca, Dewi Dresanala dikawinkan dengan Arjuna sebagai imbalan jasa.Perkawinan itu membuahkan seorang anak yang diberi nama Wisanggeni.
Waktu Wisanggeni masih berada dalam kandungan ibunya, Dewi Dresanala disuruh Batara Brahma bercerai dengan Arjuna,sedang kandungannya disuruh menggugurkan. Namun Dresanala berhasil menyelamatkan kandungannya. Batara Brahma melakukan itu karena hasutan dan intimidasi Batari Durga. Oleh Batara Brama, Dewi Dresanala diberikan pada Dewasrani dan sempat diboyong ke Kerajaan Nusarukmi.
8. Dewi Wilutama
Dewi
Wilutama merupakan salah satu dari tujuh bidadari dari Suralaya. Karena
kecerdasannya oleh Sanghyang Manikmaya, Dewi Wilutama ditetapkan sebagai kepala
dari ketujuh bidadari.
Dewi Wilutama menikah dengan Arjuna dan melahirkan putra bernama Bambang
Wilugangga. Dikisahkan bahwa ia tewas dalam perang Baratayudha hari keduabelas
akibat terkena panah oleh Begawan Drona.
9. Dewi Manuhara
Dalam pewayangan Jawa, dikisahkan bahwa Manuhara adalah putri Wiku Manikara dari pertapaan Tirtakawana. Dia adalah seorang wanita yang sangat cantik. Ia menikah dengan Arjuna. Dari hasil pernikahannya ia memiliki bayi kembar wanita bernama Pergiwa dan Pergiwati.
10. Dewi Supraba
Dalam kisah pewayangan, ia merupakan bidadari dari kahyangan Jonggringsaloka dan dianggap sebagai ratu bagi para bidadari lainnya. Meskipun sering disebut-sebut sebagai puteri bungsu Batara Indra, ia sesungguhnya berasal dari cahaya yang kemudian pecah menjadi tujuh rupa, yaitu dirinya dan para rekan bidadari Tilottama, Warsiki, Surendra, Gagarmayang, Tunjungbiru, dan Lenglengmulat.
Setelah Arjuna berhasil mengalahkan Prabu Niwatakawaca Arjuna dinobatkan sebagai raja kahyangan dengan gelar Prabu Kiritin yang berarti "tiara permata" dengan Bidadari Dewi Supraba sebagai permaisurinya. Arjuna tinggal di kahyangan selama tujuh tahun masa pembuangannya.
Pernikahannya dengan Dewi Supraba melahirkan seorang putera, yaitu Prabakusuma, yang kelak akan ambil bagian dalam perang Bharatayuddha. Pada hari ketujuh, ia terkena panah yang dilepaskan oleh Drona dan gugur.
11. Dewi Antakawulan
Dikisahkan bahwa Dewi Antakawulan merupakan permaisuri Prabu Barata, raja Ayodya. Alkisah sang dewi Antakawulan masih enggan menuruti Prabu Barata apabila Prabu Barata belum sanggup menerjemahkan teka-tekinya dan malah dijawab oleh Leksmana Murdaka.
Dewi
Antakawulan berbalik ingin disunting Leksmana Murdaka dan terus berusaha
mendapatkan hatinya. Namun, sang Leksmana Murdaka tak menyukai kehidupan
duniawi. Kesempatan ini dipakai Arjuna untuk berpura-pura jadi Leksmana
Murdaka. Akhirnya Arjuna yang menyunting Dewi Antakawulan.
Dewi Antakawulan kemudian berputra Bambang Antakadewa.
12. Dewi Juwitaningrat
Juwitaningrat adalah raseksi (raksasa wanita) sakti yang menjelma menjadi wanita cantik yang serupa dengan Dewi Banowati. Tujuannya adalah agar dirinya bisa merayu Arjuna. Arjuna terkecoh dan memperistrinya. Dari perkawinannya dengan Arjuna, Dewi Juwitaningrat mendapat seorang anak bernama Bambang Senggoto atau Bambang Semboto.
Setelah menjadi isteri Arjuna Juwitaningrat lalu menghasut agar isteri dan anak sah Arjuna, Sembadra dan Abimanyu dibuang ke hutan. Arjuna yang sudah keblinger menuruti kemauan Juwitaningrat.
Abimanyu ketika dibuang ke hutan menamakan dirinya Jaka Pengalasan. Jaka Pengalasan berusaha mengembalikan keutuhan rumah tangga orang tuanya dan menyingkap rahasia pihak ketiga yang telah menebar petaka. Jaka Pengalasan kemudian membunuh Bambang Senggoto. Abimanyu juga mengalahkan Dewi Juwitaningrat sehingga kembali pada wujudnya semula sebagai raseksi.
13. Dewi Maheswara
Dikisahkan bahwa Arjuna juga memiliki seorang istri bernama Dewi Maheswara. Dewi Maheswara merupakan istri keduabelas arjuna. Namun dari pernikahannya ini ia tak dikarunia anak.
14. Dewi Retno Kasimpar
Retno Kasimpar adalah istri ke-13 Arjuna. Dari perkawinan ini tidak dikaruniai anak.
15. Dewi Dyah Sarimaya
Raja dari Kerajaan Srawantipura bernama Prabu Sukendra memiliki putri bernama Dyah Sarimaya yang cantik. Namun Dyah Sarimaya hamil tanpa diketahui yang menghamilinya.
Setelah ditanya, Dyah Sarimaya dengan berterus-terang melaporkan keadaan dirinya dari awal sampai akhir, bahwasanya sampai dalam keadaan mengandung, sebab bertemu dengan seorang satriya Madukara bernama Raden Arjuna. Agaknya keterangan yang jujur dari putri Sarimaya tak dapat begitu saja diterima oleh Prabu Sukendra. Raden Mayakusuma Patih Kalakismaya diperintahkan untuk segera menghukum Dyah Sarimaya, dengan jalan dibakar hidup-hidup.
Perintah segera dilaksanakan, Dyah Sarimaya tampak terbakar di api unggun, namun tak mati. Kelihatan Raden Arjuna di dalam api unggun itu bertemu dengan istrinya ialah Dyah Sarimaya. Setelah berpesan kepada Dyah Sarimaya, Raden Arjuna kembali ke praja Madukara.
16. Dewi Srikandi
Dalam pewayangan Jawa, dikisahkan bahwa Srikandi lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna.
Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putra.
Dewi Srikandi menjadi suri teladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa.
Dengan
panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi
Amba, putri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang dendam kepada
Bisma. Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia tewas
dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah
berakhirnya perang Bharatayuddha. (TB)