Kolase Telusur Bali Sebanyak 3 orang putra Bali telah gugur saat melaksanakan tugas negara di Papua. Ketiganya gugur di tangan Kelompok Kr...
Kolase Telusur Bali |
Sebanyak 3
orang putra Bali telah gugur saat melaksanakan tugas negara di Papua. Ketiganya
gugur di tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Mereka adalah
pahlawan bagi bangsa dan negara yang gugur dalam tugas. Ketiganya yakni Kepala
BIN Daerah (Kabinda) Papua Mayjen Anm TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha yang
ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Kedua yakni
Bharada I Komang Wira Natha, seorang anggota brimob yang juga
gugur ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Dan yang terakhir
adalah Pratu Ida Bagus Putu Swarman yang juga meninggal ditembak kelompok
kriminal bersenjata (KKB) Papua. Siapakah sosok mereka bertiga?
1. Mayjen Purnawirawan TNI Gusti Putu Danny Nugraha
Mayjen
Purnawirawan TNI Gusti Putu Danny Nugraha merupakan Kepala Badan Intelijen
Negara Daerah (Kabinda) Papua dari Bali. Ia gugur setelah ditembak oleh
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua,
pada Minggu 25 April 2021.
Gusti Putu
Danny Nugraha Karya mulai menjabat sebagai Kabinda Papua pada bulan Juni 2020
lalu. Melansir laman Kodam Jaya TNI AD, sebelumnya, dirinya menjabat sebagai
Panglima Detasemen Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Pamen Denma
Mabesad). Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapok
Sahli) Pangdam Jaya.
Sebelum
berpangkat sebagai Brigjen, Gusti Putu Danny Nugraha berpangkat Kolonel
Infanteri (Inf). Disebutkan, penunjukannya sebagai Kabinda Papua adalah
sekaligus menjadi promosi untuk meraih pangkat bintang satu.
Pada tanggal
25 Juli 2020, Gusti Putu Danny resmi naik pangkat menjadi Mayjen Purnawirawan.
Sejumlah jabatan yang pernah disandangnya di TNI AD antara lain adalah Asintel
Kodam Jaya dan Kapok Sahli Pangdam Jaya di era Joni Supriyanto tahun 2018.
Putu Danny
dinyatakan gugur saat bertugas. Mulanya, Satuan Tugas (Satgas) BIN bersama
Satgas TNI-Polri melakukan perjalanan menuju Kampung Dambet. Namun, mereka
dihadang oleh KST Papua sekitar pukul 15.50 WIT.
Aksi saling
tembak pun tidak dapat dihindari di sekitar gereja Kampung Dambet Distrik
Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Almarhum merupakan anak pertama dari purnawirawan
TNI Gusti Putu Karya (80). Ayahnya merupakan kelahiran Banjar Kelod Kauh,
Kelurahan Beng, Gianyar, Bali.
Namun,
Brigjen Danny dan ayahnya lebih banyak tinggal di Bandung, Jawa Barat. Ia
meninggalkan dua orang anak. Anak pertama baru lulus SMA dan lagi mendaftar di
Akabri, anak kedua masih kecil sekitar 11 tahun.
2. Bharada I Komang Wira Natha
Bharada I
Komang Wira Natha gugur dalam tugas dimana ia tertembak anggota KKB di Papua.
Komang Wira ini merupakan pria kelahiran Tegal Besar, Kecamatan Belitang II,
Kabupaten Oku Timur, Sumatera Selatan, 31 Mei 2000.
Ia juga
memiliki keluarga di Banjar Basa, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan, Bali. Sebelum
ia mendaftar rekrutmen Polri, ia sempat tinggal di Bali kurang lebih satu
tahun. Anggota Brimob, Bharada I Komang Wira Natha, tewas ditembak oleh
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Ilaga, Kabupaten Puncak, Selasa 27 April
2021 siang.
Keluarga
mengungkapkan, Komang Wira ini baru tiga bulan bertugas dalam operasi
Nemangkawi 2021 di Papua. Ia merupakan anak pertama dari empat bersaudara,
satu laki-laki dan dua perempuan. Ia lahir dari pasangan I Made Biata dan Ni
Wayan Jati.
Dulunya,
kakeknya merupakan transmigran dari Bali ke Sumatera Selatan sekitar tahun
1970-an. Sehingga, keluarga besar dari Komang Wira ini berada di dua wilayah
diantaranya Darma Buana dan Tegal Besar, Sumatera Selatan. Ketika lulus SMAN 1
Oku Timur pada 2018, Komang Wira Natha ini kemudian ke Bali untuk rencana
mengikuti rekrutmen Polri.
Selama di
Bali ia tinggal di Banjar Basa, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan. Sembari menunggu
rekrutmen dilaksanakan, ia bahkan sempat bekerja di gudang minimarket wilayah
Gianyar selama sekitar 6 bulan. Ketika rekrutmen akan dimulai, ia sudah
mempersiapkan segala halnya mulai april 2019 lalu.
Setelah
lengkap berkasnya, ia kemudian mendaftar lewat Sekolah Calon Bintara (Secaba)
Umum mengingat domisili di Bali harus minimal 2 tahun. Namun karena tak lolos
administrasi, ia kemudian beralih ke sekolah calon tamtama (Secata). Akhirnya
di Secata yang lulus. Lulus Brimob akhir tahun 2019 lalu dan pelantikannya
Desember 2019 di Watukosek, Jatim.
Kemudian,
setelah pelantikan, Komang Wira ini awalnya tugas di Mako Brimob Jakarta.
Selang beberapa bulan, karena gawatnya di Papua akhirnya dikirim. Namun, sebelum
ke Papua sempat dikirim ke Kupang, NTT. Di sana sekitar 2 bulan. Ketika terjadi
kasusnya kerumunan di Jakarta, ia ditarik ke Jakarta lagi. Kemudian sekitar
bulan Februari lalu atau baru tiga bulan yang lalu tugas di Papua.
3. Pratu Ida Bagus Putu Swarman
Pratu Ida
Bagus Putu Swarman merupakan seorang anggota TNI yang gugur saat pengamanan
proses evakuasi jenazah Suster Gabriela Maelani di Distrik Kiwirok, Kabupaten
Pegunungan Bintang. Ia gugur pada Selasa 21 September 2021. Ia mengalami luka
tembak di bagian kepala.
Adapun
kronologi kejadiannya yakni pada pukul 05.15 WIT Pratu Ida Bagus Putu S bersama
lima personel Pos Ramil Kiwirok memasuki kedudukan PAM untuk pengamanan
pendaratan helikopter. Pada pukul 06.30 WIT terdengar 1 kali tembakan dari arah
selatan pos. Pada pukul 06.53 WIT Pratu Ida Bagus Putu S terkena tembakan di
kepala dan gugur di tempat.
Meski
mendapat serangan, helikopter yang membawa jenazah Gabriella Meilani dan jasad
Pratu Ida Bagus Putu tiba di Lapangan Frans Kaisepo Markas Kodam XVII
Cenderawasih pukul 12.40 WIT. Puluhan anggota keluarga Gabriella Meilani turut
hadir di lokasi pendaratan helikopter.
Sementara
itu, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Reza Patria mengatakan, saat proses
evakuasi jenazah Suster Gabriela sempat terjadi baku tembak dengan KKB pimpinan
Lamek Taplo. Kontak senjata terjadi pada Selasa sekitar pukul 06.30 WIT. Saat
kontak senjata tersebut, Pratu Ida Bagus tertembak di bagian kepala.
“Dalam pelaksanaan
evakuasi tersebut ada anggota TNI yang berupaya melakukan pengamanan. Dalam
proses pengamanan tersebut, anggota kita gugur karena kontak tembak dengan
KKB,” kata Kolonel Reza Patria.
Akibat
kontak senjata itu, proses evakuasi jenazah Suster Gabriela sempat terhambat.
Namun, kini jenazah sang suster dan jenazah Pratu Ida Bagus sudah dievakuasi ke
Jayapura. Jenazah korban saat ini sudah dievakuasi bersama jenazah tenaga
kesehatan atau nakes bernama Gabriela Meilan menggunakan helikopter milik Penerbad.
Helikopter kemudian mendarat di lapangan Makodam XVII Cenderawasih.
Selanjutnya, jenazah Pratu Ida Bagus Putu dibawa ke RS Marthen Indey Jayapura.
Diketahui,
Pratu Ida Bagus lahir dan besar dari Kalimantan Barat. Ia merupakan warga Dusun
Tungkul, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalbar.
Sebelum transmigrasi ke Kalimantan, orang tuanya tinggal di Jembrana, Bali.
Ia merupakan
alumni SMA Maniamas Ngabang. Ayahnya bernama Ida Bagus Ketut Sutelsa. Almarhum
hanya memiliki satu orang adik laki-laki yang saat ini sedang duduk di bangku
kelas 9 atau kelas 3 SMP.
Pratu Ida
Bagus tercatat sebagai prajurit TNI AD di Satuan Tabakpan 3 RO 1 Ton II Kipan B
Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista di Yogyakarta, Jajaran Korem 072/Pamungkas
Kodam IV/Diponegoro. Tercatat dia mendaftar pada tahun 2017 melalui Kodim
1201/Mempawah.
Pratu Putu
merupakan anggota dari Satgas Yonif 403/Wirasada Pratista Kodam IV/Diponegoro
(wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta). Ia kemudian ditugaskan di wilayah
perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini. (TB)