Ist Orang Bali harus bangga dengan sosok wanita Bali ini. Pasalnya, dirinya merupakan wanita pertama di Indonesia yang menjadi teknisi pes...
![]() |
Ist |
Orang
Bali harus bangga dengan sosok wanita Bali ini. Pasalnya, dirinya merupakan
wanita pertama di Indonesia yang menjadi teknisi pesawat tempur. Bahkan ia juga
mendapat pujian dari Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa. Ia dalah Letda
(Tek) Ida Ayu Damayanti.
Dilansir
dari TribunJakarta.com Letda Ida Ayu bertugas sebagai teknisi Pesawat F-16
Fighting Falcon milik TNI Angkatan Udara. Dayu bertugas di Skuadron 3 pangkalan
TNI Angkatan Udara Lanud Iswahjudi, Jawa Timur. Ia sudah bertugas di sana
selama tiga tahun tiga bulan.
Sosok Letda Ayu terungkap
saat Jenderal Andika dan sang istri, Hetty Andika Perkasa
meninjau armada pesawat tempur milik TNI AU yang berada di Lanud
Iswahjudi, Jawa Timur. Saat itu, Letda Ida Ayu dikenalkan kepada istri Jenderal
Andika Perkasa yang sedang melihat pesawat tempur di hanggar Lanud Iswahjudi. Ida
Ayu yang sedang berdiri di samping pesawat tiba-tiba dipanggil oleh Hetty dan
baginya itu menjadi suatu kebanggaan.
Ditugaskan
sebagai teknisi pesawat tempur, Letda Ida Ayu merasa
begitu bangga atas kepercayaan yang diberikan. Baginya, keselamatan para pilot
TNI AU menjadi tanggung jawabnya. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU)
tahun 2018 itu.
Memegang
predikat sebagai wanita pertama yang menjadi teknisi pesawat tempur membuat Letda Ida Ayu bikin
kagum Jenderal Andika dan istrinya. Bahkan, Panglima TNI tak
segan mengacungi jempolnya kepada prajurit wanita asal Bali itu.
Dalam
tayangan di channel Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, awalnya
istri Panglima TNI, Hetty Andika Perkasa yang kagum
dengan prestasi Letda Ida Ayu. "Waduh hebat bangga banget
saya. Jadi teknisi perempuan pertama," ujar Hetty saat mengetahui latar
belakang Letda Ida Ayu.
Hetty
kemudian meminta Letda Ida Ayu untuk menemaninya yang
penasaran ingin menaiki pesawat tempur milik TNI AU. Letda Ida
Ayu pun menjelaskan setiap tombol yang ada di dalam pesawat tempur. Termasuk
menjelaskan apa saja tugasnya sebagai teknisi pesawat tempur. Jenderal
Andika kemudian meminta kepada KSAU untuk memperbanyak prajurit wanita
seperti Letda Ida Ayu yang bertugas sebagai teknisi pesawat tempur.
Lalu
siapakah sosok dari Letda (Tek) Ida Ayu Damayanti ini?
Dilansir
dari Nusa Bali, diketahui jika Ida Ayu Damayanti merupakan mantan Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat Kabupaten Tabanan tahun 2013. Ia
merupakan perempuan kelahiran Tohjiwa, Desa Nyambu, Kecamatan Kediri, Tabanan 16
November 1995. Kediamannya adalah di Gria Purna Dauh Poh di Banjar Tohjiwa, Desa Nyambu,
Kecamatan Kediri, Tabanan. Ayahnya bernama Ida Bagus Putu Sunarbawa dan ibunya
Ida Ayu Putu Yadnyani.
Dayu
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dan memang dikenal berprestasi di
sekolah sejak dari TK di TK Kumara Ria di Desa Nyambu. Saat TK ia pun harus
berjalan kaki dengan jarak 1 kilometer.
Setamat dari TK, ia kemudian melanjutkan ke SD 1 Nyambu dan ia juga berprestasi.
Kemudian melanjutkan ke SMPN 4 Kediri di Kaba-Kaba. Untuk ke SMPN 4, Dayu
Damayanti bersepeda sepanjang 3 kilometer. Selanjutnya ia melanjutkan sekolah
di SMA 1 Kediri.
Saat bersekolah di SMAN 1 Kediri, Dayu Damayanti aktif di sekolah ikut paskibraka, pramuka. Karena aktivitasnya itu dia mendapatkan beasiswa. Dia juga memang sudah mempersiapkan diri untuk masuk Angkatan Udara (AU). Hal itu disebabkan karena sering melihat ada wanita angkatan udara (Wara) yang datang ke tempat tinggalnya.
Apalagi pamannya adalah mantan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), yakni
Marsekal (Purn) Ida Bagus Putu Dunia. Keberadaan pamannya, Marsekal Ida Bagus
Putu Dunia memberi inspirasi dan memberi support secara moral.
Dayu
berkarir di TNI Angkatan Udara setelah tamat dari SMAN 1 Kediri, Tabanan (SMA
Bakta) tahun 2014. Saat itu, ia mendapat informasi dibuka pendaftaran masuk
Akademi Angkatan Udara (AAU) dari senior di sekolahnya. Adanya sosialisasi
tersebut, membuat Dayu tertarik mendaftar ke AAU. Ia pun langsung mendaftar di
sana, dan baginya matra TNI AU sudah sesuai dengannya.
Dayu pun pergi ke Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta untuk mendaftar sebagai Taruni AAU. Dia menumpang dengan keluarga dari pihak ayahnya selama dua bulan di Jakarta guna mengikuti tahapan seleksi. Hasilnya, Dayu dinyatakan lolos.
Setelah lulus seleksi masuk AAU, Dayu menjalani pendidikan di Magelang, Jawa
Tengah. Di sana, pendidikan digabung dengan matra lainnya selama satu tahun.
Selanjutnya Dayu Damayanti menempuh pendidikan di Jogjakarta selama tiga tahun.
Dari
hasil psikotest, Dayu mendapat bagian teknisi. Dayu selanjutnya menjalani
pendidikan di Sekolah Kecabangan Teknisi di Lanud Husain Sastranegara, Bandung,
Jawa Barat selama enam bulan. Ketika mengikuti pendidikan di sana, Dayu
merupakan satu-satunya teknisi perempuan dari 11 orang yang belajar.
Setelah Sekolah Kecabangan Teknisi, Dayu pun mampu memperbaiki pesawat tempur. Tamat dari Sekolah Kecabangan Teknisi, Dayu mendapat penugasan di Skadron Udara 3, Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Awal mendapat penugasan di sana Dayu merasa kaget. Sebab Skadron 3 dikenal sebagai skadron terbaik di TNI AU. Dayu berusaha bekerja maksimal. Terlebih dia adalah teknisi perempuan satu-satunya, karena 90 persen di tempatnya bekerja adalah laki-laki.
Meski sebagai satu-satunya teknisi pesawat tempur perempuan, Dayu tetap
mendapat tugas seperti teknisi pria lainnya. Dia mendapat tugas memperbaiki
pesawat jika ada laporan dari penerbang. Menurut Dayu agar perempuan tidak
dianggap lemah harus dibuktikan dalam bekerja, cara penampilan, berpendapat dan
memecahkan masalah. (TB)