Ist Pertama kali dalam sejarah, perwakilan dari Provinsi Bali terpilih jadi Puteri Indonesia 2022. Ia adalah Laksmi Shari De Neefe Suard...
![]() |
Ist |
Pertama
kali dalam sejarah, perwakilan dari Provinsi Bali terpilih jadi Puteri
Indonesia 2022. Ia adalah Laksmi Shari De Neefe Suardana. Ia terpilih menjadi Putri
Indonesia 2022 setelah menyisihkan 43 finalis lainnya pada Jumat, 27 Mei
2022 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta dan disiarkan
langsung oleh stasiun televisi nasional SCTV.
Laksmi
Shari merupakan perempuan blasteran Bali – Australia. Ayahnya adalah orang Bali
bernama Ketut Suardana, sedangkan ibunya Janet Deneefe. Selain Laksmi,
ibunya kini pun menjadi sorotan.
Berikut
ini sosok dari Laksmi Shari De Neefe Suardana.
Ibu
dari Laksmi Shari De Neefe Suardana bernama Janet Deneefe. Janet Deneefe
merupakan salah satu wanita berpengaruh dalam salah satu festival di Ubud,
Bali. Janet Deneefe merupakan tokoh masyarakat Bali yang sukses menjadi
penggagas dua festival besar seperti Ubud Writers and Readers Festival dan Ubud
Food Festival.
Bersama
sang suami, Ketut Suardana, Janet De Nefee merupakan pendiri dari Yayasan
Muda Swari Saraswati. Dimana yayasan yang didirikan pada tahun 2004 ini
bertujuan untuk melakukan pemulihan akibat tragedi bom Bali 2022.
Dilansir
dari berbagai sumber, Janet De Nefee merupakan wanita kelahiran Melbourn
Australia. Dirinya merupakan Pendiri sekaligus Direktur Ubud Food Festival dan
Ubud Writers & Readers Festival. Kini setelah anaknya terpilih jadi Puteri
Indonesia 2022, dirinya pun mendapat julukan The Queen of Ubud. Dirinya telah
tinggal dan menetap di Bali selama lebih dari tiga dekade.
Ibu
dari Laksmi Shari Deneefe Sardhana ini juga merupakan pemilik Casa Luna, Indus
Restaurant, dan Honeymoon Guesthouse and Bakery di Ubud. Pada tahun 2013 Janet Deneefe
mengangkat kuliner Indonesia untuk lebih dikenal di mata dunia. Dari titik
inilah, Ubud Food Festival tercipta.
Diketahui
bahwasanya Janet mencoba pertama kali masakan Indonesia pada tahun
1975. Sejak saat itulah timbul ketertarikan terhadap masakan Indonesia dan
menjadi salah satu passionnya sampai saat ini. Banyaknya koneksi Janet dibidang
kuliner membuat Ubud Food Festival miliknya semakin dikenal masyarakat luas.
Diacara
festivalnya Janet selalu mendatangakan sosok terkenal seperti alm
Bondan Winarno untuk mengisi acara di Ubud Food Festival miliknya. Pemilihan
tim dalam Ubud Festival ini pun tidak dilakukan sembarangan, pasalnya tim yang
tergabung dalam Ubud Food Festival juga sudah berpengalaman dalam urusan teknis
di festival sebelumnya.
Hal
tersebut membuat mekanisme pelaksaan Ubud Food Festival miliknya sangat mudah
dan berjalan dengan rapi. Pada ajang Ubud Food Festival yang pertama Janet mendatangkan
tiga chef handal dari luar negeri. Festival pertamanya sukses diselenggarakan
dan membuat Janet semangat untuk mengembangkan Ubud Food Festival
ini.
Sementara
itu, untuk Ubud Writers & Readers Festival kini menjadi festival sastra
terbesar di Asia Tenggara. Selain dikenal sebagai Founder Ubud Food
Festival, Janet juga dikenal sebagai seorang penulis yang terkenal di
Bali. Namanya pun sudah tidak asing bagi masyarakat Bali. Ia menulis 2 buah
bukunya yang diberi judul Bali, Food of My Island Home and Fragrant Rice.
Janet menikah dengan warga Bali, Ketut Suardana. Mereka berdua mendirikan Yayasan Mudra Swari Saraswati pada tahun 2004. Melalui Yayasan, telah lahir berbagai festival di Ubud, seperti Ubud Writers & Readers Festival, Ubud Food Festival, Bali Emerging Writers Festival dan Ubud Artisan Market.
Saat ini suaminya
juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Bali
dan sebagai dosen di salah satu universitas di Bali. Pada tahun 2019, Ketut
Suardana meraih gelar Doktor di bidang filsafat di Institut Hindu Negeri
Denpasar.
Sementara
itu, Laksmi Shari De Neefe, merupakan perempuan keturunan Bali yang berhasil
menjadi pemenang Putri Indonesia 2022. Ia lahir di Ubud, Gianyar, Bali pada 29
Januari 1996. Saat terpilih sebagai Putri Bali 2022 ini usianya masih 26 tahun.
Laksmi
Shari De Neefe Suardana merupakan wanita blasteran berdarah
Indonesia-Australia. Ia merupakan anak dari pasangan Ketut Suardana dan Janet
De Neefe, perempuan berdarah Australia. Ia merupakan anak ketiga dari empat
bersaudara.
Dikutip dari yayasansaraswati.org, Ketut Suardana dan Janet De-Nefee merupakan pendiri Yayasan Muda Swari Saraswati, yayasan yang didirikan pada 2004 dan bertujuan melakukan pemulihan akibat tragedi bom Bali 2022. Salah satu program utama dari yayasan ini yakni gelar Ubud Writers & Readers Festival yang kini cukup populer, yaitu festival sastra literasi terbesar di Asia Tenggara.
Namanya diambil dari Dewi Laksmi, yang dikenal memiliki kekuatan untuk mengubah
mimpi menjadi kenyataan. Laksmi merupakan cucu pengusaha taipan Australia, John
De Neefe. Dibesarkan di Ubud membuat Laksmi menyukai keindahan, desain, dan
alam. Ia senang berjalan-jalan menyusuri desa, hobi membaca, memasak, tenis,
berkuda, berkebun, dan mendaki.
Dilansir
dari puteri-indonesia.com, Laksmi Shari De Neefe Suardana, biasa dipanggil
Laksmi, memegang gelar akademik Bachelor of Fashion Business dan bekerja
sebagai Marketing Manager Casa Luna Bali Group. Laksmi adalah anak ketiga dari
empat bersaudara. Namanya diambil dari Dewi Laksmi, yang dikenal memiliki
kekuatan untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan.
Laksmi
dibesarkan di Ubud, sebuah desa kecil di tengah pulau Bali. Ia sangat menyukai
segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, desain, dan alam. Ia juga
senang melakukan hal-hal yang sangat sederhana seperti jalan-jalan menelusuri
desa dan memiliki hobi membaca, memasak, tenis, berkuda, berkebun, dan mendaki.
Laksmi
meraih prestasi akademik Polimoda Bachelor of Fashion Business cum laude 2020,
dan juga aktif dalam berbagai aktivitas seperti menjadi Host IG Live Book Club
untuk Ubud Writers & Readers Festival sejak 2020, Klub Buku Narasi
Bookshelf Tour 2021, moderator untuk peluncuran buku di Ubud Writers &
Readers Festival 2021, dan sebagai Puteri Indonesia Bali 2022.
Laksmi
juga menjadi sukarelawan mengajar bahasa Inggris untuk Hope for Bali, Yayasan
Begawan dan mengunjungi Lembaga Pembinaan Khusus Anak IIB di Karangasem, Bali.
Dari pengalamannya tersebut, ia menjumpai langsung bahwa literasi, minat baca
anak-anak di Bali dan bahkan Indonesia masih perlu untuk ditingkatkan kembali.
(TB)