Ist Dibangun di masa pemerintahan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, kini nasib SMA Negeri Bali Mandara di tangan Gubernur Bali Wayan Kos...
![]() |
Ist |
Dibangun
di masa pemerintahan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, kini nasib SMA Negeri
Bali Mandara di tangan Gubernur Bali Wayan Koster berubah 180 derajat. Sekolah yang menerima siswa miskin dari seluruh Bali dengan
sistem asrama kini menjadi sekolah reguler biasa. Padahal selama ini sekolah
ini dipuji oleh berbagai pihak dan banyak daerah di luar Bali yang belajar dari
SMAN Bali Mandara ini.
Bahkan
keberadaan sekolah ini diapresiasi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Mendikbudristek) Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju
pemerintahan Presiden Joko Widodo-K.H Ma’ruf Amin, Nadiem Anwar Makarim, karena
raihan prestasi di dalam dan luar negeri.
Selain
itu, dilansir dari tribunnews.com, Kepala SMAN Bali Mandara Nyoman Darta yang
kini sudah purna tugas dijadikan sebagai sumber inspirasi lahirnya guru
penggerak yang merupakan program Kementerian Pendidikan RI.
Program
Guru Penggerak berfokus pada dampak hasil belajar murid melalui pengembangan
kepemimpinan dan pedagogis guru.
Jauh
sebelum diluncurkan, konsep Guru Penggerak rupanya telah dilakukan dua kepala
sekolah yakni Mariance Wila Dida, Kepala Sekolah SDN 9 Masohi, Maluku Tengah
dan Nyoman Darta, Kepala Sekolah SMAN Bali Mandara, Bali.
Nadiem
melihat apa yang dilakukan An dan Nyoman Darta menginspirasi bukan hanya
komunitas sekitar sekolah itu, tapi dirinya sebagai Menteri, “Saya menjadi jauh
lebih semangat, melihat aktivitas-aktivitas yang dilakukan Ibu An dan Pak Darta,”
kata Nadiem. Keberhasilan dua kepala sekolah diharapkan bisa memberikan
semangat seluruh guru untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan di
Indonesia.
Namun,
di tangan Gubernur Bali, Wayan Koster kini sekolah tersebut tidak dikembangkan
menjadi lebih baik. Tapi malah diregulerkan seperti halnya sekolah SMA pada
umumnya di Bali.
Bahkan
belakangan juga muncul tudingan tak berdasar dan menyakitkan di media sosial
yang menyatakan bahwa SMAN Bali Mandara terpapar sampradaya. Sungguh tudingan
tak berdasar dan menyakitkan.
Dilansir
dari buku profil SMAN Bali Mandara, diketahui bahwa SMA Negeri Bali Mandara
adalah sekolah berasrama khusus yang didirikan pada tanggal 8 April 2011
berdasarkan SK Gubernur Bali Nomor 680/03-A/HK/2011. Pada awalnya sekolah ini
dikelola oleh Putera Sampoerna Foundation berdasarkan kesepakatan bersama antara
Pemerintah Provinsi Bali dengan Putera Sampoerna Foundation Nomor
075/11/KB/B.PEM/2009 dan Nomor 2420/PSF/10/09. Disebutkan, Putera Sampoerna
Foundation bertanggung jawab atas biaya operasional sekolah, sedangkan
Pemerintah Provinsi Bali bertanggung jawab atas biaya pembangunan fisik
sekolah.
SMA
Negeri Bali Mandara (Smanbara) terletak di Desa Kubutambahan, Kecamatan
Kubutambahan, dengan luas lahan 10 hektar yang menggunakan bekas bangunan
sekolah pertanian. Kondisi saat semester I 2011/2012 sangat mengenaskan karena
belum ada fasilitas yang terpasang. Ruang kelas, kantor, asrama, dan toilet
semuanya masih dalam proyek.
Semua
siswa, guru, dan staf tidur di aula bocor yang sudah usang. Siswa perempuan dan
laki-laki hanya dipisahkan oleh beberapa lemari, dengan pengawasan staf. Saat
itu kamar mandi belum ada, kecuali 2 toilet tanpa pintu. Semua warga sekolah
mengatur waktu mandi mulai pukul 02.00 WIB dan ada yang bertugas menutup toilet
dengan papan tipis. Waktu makan hanya diatur dengan duduk bersama di depan aula
yang kering, panas, dan berdebu.
Kegiatan
belajar diadakan di bawah pohon dan kegiatan administrasi diadakan di antara
ruang tidur siswa. Setelah 4 bulan, fasilitas sekolah diselesaikan secara
bertahap. Semua warga sekolah saling membantu untuk memindahkan tempat tidur,
meja, kursi, dan peralatan lainnya sesuai kebutuhan.
Sebanyak
14 guru dan 15 staf secara konsisten memberikan pelayanan prima dengan
ketulusan, kesungguhan, dan kasih sayang kepada seluruh siswa. Sekolah dipenuhi
dengan suasana kekeluargaan yang dengan mudah menyelesaikan segala rintangan
dengan cara yang baik.
Segala
upaya warga sekolah akhirnya disambut dengan prestasi pertama sebagai Juara 3
Siswa Putra dan Juara 4 Putri Lomba Gerak Jalan di Kubutambahan pada Agustus
2011. Awal kecil ini kemudian diyakini sebagai cikal bakal prestasi yang luar
biasa untuk berkesinambungan selanjutnya. Pelan tapi pasti, prestasi yang
diraih tidak hanya di tingkat kabupaten, tapi juga merambah ke tingkat provinsi,
nasional, bahkan internasional.
Pada
tahun ke-2 yaitu periode 2012/2013, Putera Sampoerna Foundation melihat bahwa
Smanbara telah siap menjadi sekolah mandiri yang mereka percayakan kepada
Pemerintah Provinsi Bali untuk melanjutkan pengelolaan tanpa dukungan langsung
mereka.
Pemerintah
Provinsi Bali menerima tantangan ini sebagai niat baik untuk memenuhi tujuan
memberikan layanan dan fasilitas bagi siswa dengan ekonomi kurang mampu untuk
melanjutkan tujuan studi mereka. Mulai saat ini Smanbara dikelola sepenuhnya
oleh Pemerintah Provinsi Bali dengan kunjungan berkala dari Putera Sampoerna
Foundation.
Dilansir dari detik Bali, Sejak berdiri tahun 2011, sekolah ini telah menghasilkan banyak lulusan yang berkualitas dan memiliki prestasi membanggakan, baik di kancah nasional maupun internasional. Total ada sekitar 750 siswa miskin yang telah lulus dari SMA Negeri Bali Mandara. Ada yang sudah bekerja, dan tidak sedikit yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Dari 750 alumni itu, 30 orang yang bekerja sedangkan 720 orang alumni lainnya melanjutkan pendidikan, baik di sekolah kedinasan ataupun di perguruan tinggi negeri atau swasta, tapi perguruan tingginya lebih banyak yang swasta untuk mendapatkan beasiswa dan biaya pendidikan,” kata Kepala SMA Negeri Bali Mandara, I Nyoman Darta Selasa 31 Mei 2022 dilansir dari detik Bali yang kini sudah purna tugas.
Sementara itu, dilansir dari balipolitika.com, diketahui bahwa berdasarkan data
yang dikumpulkan dari berbagai sumber, selama 10 tahun (tidak termasuk lulusan
tahun 2022), SMAN Bali Mandara mewujudkan mimpi 750 siswa miskin
berprestasi di Bali. Buktinya, ribuan juara tingkat regional dan provinsi serta
255 medali nasional dan internasional mampu disabet siswa Bali Mandara.
Berdiri
sejak April 2011, rekruitmen siswa miskin dilakukan menyasar seluruh pelosok
Bali. Hingga kini SMAN Bali Mandara memiliki alumni sebanyak 750 orang yang
terdiri dari 342 orang (45,6%) tercatat melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi negeri, 314 orang (41,9%) di perguruan tinggi swasta, 37 orang (4,9%)
sekolah ikatan dinas, 8 orang (1,1%) di perguruan tinggi luar negeri, dan 49
orang (6,5%) langsung bekerja.
Meski
berlatar belakang siswa miskin, gemblengan yang diberikan di SMAN Bali Mandara
mengasah kognitif dan afektif serta mental siswa sehingga mampu bersaing dengan
sekolah lainnya.
Namun
kini, kejayaan SMAN Bali Mandara perlahan runtuh di tangan Gubernur Bali, Wayan
Koster. Koster mengutak-atik sekolah ini dan menjadikannya sebagai sekolah
reguler yang artinya sama dengan SMA lainnya.
Kini
SMA Negeri Bali Mandara akan membuka pendaftaran peserta didik baru untuk tahun
ajaran 2022/2023. Akan tetapi saat ini tidak semua diperuntukan untuk siswa
miskin. Dimana ditahun ajaran baru ini, sekolah negeri di bawah naungan Pemprov
Bali ini akan menerapkan sistem zonasi untuk pertama kalinya dalam penerimaan
peserta didik baru. Sangat disayangkan dan menyedihkan. (TB)