Ist Ada salah satu pantai unik di Bali yang berada di Buleleng Bali. Selain untuk berwisata, pasir di pantai ini juga bisa untuk pengobata...
![]() |
Ist |
Ada
salah satu pantai unik di Bali yang berada di Buleleng Bali. Selain untuk
berwisata, pasir di pantai ini juga bisa untuk pengobatan. Lokasinya adalah di
Pantai Giri Emas yang terletak di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, Kabupaten
Buleleng.
Desa
Giri Emas dulunya menjadi satu bagian dengan desa Sangsit hingga sampai pada
tahun 2003 terjadi pemekaran dan diberlakukannya Giri Emas sebagai desa
persiapan, setelah penetapan tersebut desa ini terus mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara maksimal hingga ditetapkan menjadi desa wisata pada tahun
2022.
Salah
satu keunikan yang ada di desa ini selain tradisi Bukakaknya yang memukau
pantai pasir hitamnya yang mengkilap serta ombaknya yang tenang menjadikannya
salah satu destinasi wisata yang wajib kamu kunjungi di Bali Utara. Banyak
aktifitas yang bisa kalian lakukan disini mulai dari diving, spot foto selfie,
hingga yang paling menarik adalah (Terasirtam) terapi panas pasir hitam manfaat
terapi ini adalah melancarkan peredaran darah sehingga tubuh terasa lebih
segar.
Uniknya
kondisi pantai ini sangat sesuai untuk dijadikan terapi pasir hitam karena
pantai ini memiliki pasir yang halus dan tidak berkerikil serta memiliki suhu
yang berasal dari matahari mencapai 45 derajat celcius dimana suhu rata rata
untuk melakukan terapi panas pasir hitam ini adalah 40 sampai 50 derajat
celcius bahkan sudah dilakukan penelitian dan diketahui bahwa pantai giri emas
adalah pantai yang memiliki kualitas terbaik untuk melakukan terapi pasir hitam
ini dibanding pantai lain yang ada di Buleleng.
Pantai
ini bisa ditempuh pada jarak sekitar 12,7 kilometer kearah timur dari pusat
kota Singaraja. Karena memiliki pasir hitam yang bermanfaat bagi kesehatan,
Pemerintah Desa (Pemdes) Giri Emas terus menggencarkan pengembangan potensi
wisata yang ada di pantai itu.
Dilansir
dari DetikBali, Perbekel Desa Giri Emas, Wayan Saputra, mengatakan dirinya
ingin meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Giri Emas melalui konsep
perencanaan pengelolaan tempat wisata di Pantai Giri Emas. Melihat mayoritas
masyarakatnya yang menggeluti pekerjaan nelayan, Saputra mengembangkan potensi
yang ada di Pantai Giri Emas dengan konsep wisata pantai.
Namun,
pemahaman pertama yang ditanamkan kepada masyarakat pesisir yaitu menjaga
kebersihan, keamanan, serta ketertiban. Tentunya hal tersebut didukung dengan
gerakan nyata seperti melakukan penataan setiap harinya, dan juga setiap
minggunya diadakan Jumat bersih yang mengikutsertakan seluruh elemen mulai dari
perangkat desa, serta dari masyarakat sekitar.
Menyadari
dalam mengembangkan potensi wisata membutuhkan dukungan dari pihak luar.
Saputra mengajak beberapa investor untuk memberikan dukungan permodalan. Dengan
dibantu investor 'Wahana Sara Village' Pantai Giri Emas dapat berubah menjadi
variatif dengan adanya wahana air seperti speed boat, banana boat, kano, dan
doughnut boat yang launching saat Hari Raya Galungan. Adapun, pekerja yang
dilibatkan berasal dari warga lokal, hingga operator speed boat sendiri pun
merupakan warga lokal yang sudah memiliki lisensi nasional.
“Keberadaan
dari investor disini tentunya sangat membantu dalam proses pengembangan wisata
di Pantai Giri Emas. Tentu dalam pelaksanaannya nanti harus memiliki safety dan
dilengkapi dengan asuransi bagi pengguna wahana tersebut,” ujar Saputra.
Selain
wahana air yang sudah dikembangkan tersebut. Ke depan akan ada destinasi wisata
lain di Pantai Giri Emas dengan konsep rumah joglo dan mengusung tema
perkemahan dekat pantai, tepatnya sebelah timur di dekat Pantai Giri Emas direncanakan
menjadi wisata healing. Itu sebabnya pemdes bersinergi dengan tokoh masyarakat
menghimbau masyarakat lokal agar tidak lagi melakukan pembangunan di daerah
tersebut dengan radius 7 km.
Disinggung
mengenai potensi wisata Pasir Hitam yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit
berkaitan dengan urat syaraf tersebut, Saputra menjelaskan bahwa pasir hitam
yang ada di Pantai Giri Emas adalah pasir buliran sehingga dapat menjadi media
terapi kesehatan. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian dari akademisi
Universitas Udayana (Unud).
Serta
oleh masyarakat sekitar pasir hitam ini diyakini dapat menyembuhkan orang yang
lumpuh dengan catatan harus mengikuti regulasi yang ada sebelum melakukan
terapi seperti mengecek suhu, dan tensi sesuai ketentuan berapa yang
diperbolehkan melalui pengawasan tenaga kesehatan di pantai tersebut.
Lebih
lanjut, mengenai harapannya untuk wisata pasir hitam ini dijelaskan akan
dikelola dengan melengkapi sarana prasarana orang yang ingin melakukan terapi
disana seperti payung, tempat berteduh untuk orang menunggu, serta melengkapi
pakaian khusus seperti kimono untuk digunakan pada saat terapi. Selain sarana
dan prasarana tersebut, Saputra menambahkan dalam mengelola tempat wisata
tentunya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) sangat dibutuhkan seperti contoh
kemampuan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa asing serta kemampuan untuk
berenang sejak dini.
“Untuk
mendukung keberlangsungan wisata kita melatih SDM lokal di sini dengan
melibatkan instruktur dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), mengingat
kita adalah wisata pantai tentunya harus memiliki SDM yang mampu berenang
sebagai lifeguard itu kita lakukan pelatihan sejak dini,” tegas Saputra.
Saputra
menyampaikan mengenai pengelolaan dari potensi wisata ini, bahwa untuk sekarang
dari desa akan memberikan permodalan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMdes),
selanjutnya dari BUMdes yang akan merekrut kelompok sadar Wisata (Pokdarwis)
yang akan bekerja sesuai tupoksinya. Ketika ada hasil nanti, maka akan
ditindaklanjuti terkait teknis pembagian hasilnya sehingga dapat bersinergi ke
depannya.
“Sesuai
dengan apa yang kita kembangkan, kita berharap kepada pemerintah kabupaten agar
segera membuat Peraturan Bupati (Perbup) mengenai tiket daerah wisata, karena
melalui Perbup tersebut nantinya kita dapat menentukan harga dari tiketnya
ketika masyarakat akan masuk ke daerah tujuan wisata. Hal ini tentunya harus
berkoordinasi juga lebih lanjut dengan Dinas Pariwisata Buleleng,” pungkasnya.
(TB)