Ist Selain perhitungan wuku dan wewaran ada juga disebut dengan Penanggal dan Panglong atau bias juga disebut sebagai Pengalantaka. Pengalan...
![]() |
Ist |
Selain
perhitungan wuku dan wewaran ada juga disebut dengan Penanggal dan
Panglong atau bias juga disebut sebagai Pengalantaka. Pengalantaka adalah
sistem penyesuaian tibanya Tilem dan Purnama menurut perhitungan matematis
dengan kenyataan posisi bulan terhadap matahari dan bumi.
Sistem
Pengalantaka menyebabkan umur bulan tidak selamanya 30 hari, tetapi bisa 29
hari. Pengurangan itu bisa saja terjadi pada hari-hari dari Tilem ke
Purnama yang disebut Penanggal atau pada hari-hari dari Purnama ke Tilem
yang disebut Panglong.
Masing
masing siklusnya adalah 15 hari tetapi bisa juga 14 hari. Perhitungan penanggal
dimulai 1 hari setelah (H+1) hari Tilem (bulan mati) dan Panglong dimulai 1
hari setelah (H+1) hari Purnama (bulan penuh). Jika tidak diadakan
penyesuaian yang disebut Pengalantaka maka suatu saat terjadi tanda di
Kalender Tilem, padahal kenyataannya posisi bulan belum sepenuhnya Tilem
karena masih nampak bulan sabit di langit.
Dalam
buku Ala Ayuning Dina Mwah Sasih: Deskripsi, Terjemahan dan Suntingan (2018)
yang disusun Dr. Drs. Anak Agung Gde Alit Geria, M.Si. disebutkan baik-buruknya
panglong, sebagai berikut.
1. Panglong ke-1
Hyang
Indra dewanya, di arah barat laut letak Kala Mretyu, berbahaya itu, di arah
timur berada Hyang Srigati, arah timur ini baik, jika makuh hajaplah arah timur
terlebih dahulu, karena arah timur stana Dewa Iswara, baik untuk melakukan
menimba tutur/ajaran, dicintai banyak orang, ada yang mohon bantuan namun tetap
ajeg miliknya, dan panjang umur, selama hidupnya baik.
2. Panglong ke-2
Hyang
Candhra dewanya, di arah barat laut letak Kala Mretyu, itu berbahaya, di arah
tenggara adalah Sang Srigati, arah ini baik untuk segala aktivitas manusia,
seperti pitra yajña, bhuta yajña, menaikkan padi, bercocok tanam hingga memetik
hasilnya, juga baik untuk acara ritual di sawah, larangan/halangannya tidak
diperbolehkan makuh dan memulai segala pekerjaan di pretiwi/bumi, hasilnya
hanya dedaunan, sakit tiada akhir dan tidak jelas asalnya, ini sangat
berbahaya.
3. Panglong ke-4
Hyang
Kombala dewanya, di neriti (barat daya) letak Kala Mretyu, dan Hyang Srigati,
tidak boleh makuh, akan berakibat sakit hingga mati, selain itu akan tertimpa
rasa sedih dan sakit gila hasilnya, juga akan kebakaran, sebab di arah
neriti adalah wujud api besar, juga berupa bhuta yang selalu komat-kamit, jika
bepergian akan sakit tak terobati. Hanya boleh melakukan pemujaan kepada
leluhur, melakukan pecaruan, dan menambah guna-guna agar semakin sakti.
4. Panglong ke-5
Hyang
Astra dewanya, di arah kanan letak Kala Mretyu, berbahaya itu, di bumi Hyang
Srigati berada, baik untuk bercocok tanam dan akan berhasil, bila melakukan
acara makuh, kecuali di arah selatan semua baik, baik juga untuk mengumpulkan
harta milik berupa mas perak.
5. Panglong ke-6
Hyang
Airdadi dewanya, di tenggara letak Kala Mretyu, tidak baik, di arah barat
posisi Hyang Srigati, arah ini baik untuk acara makuh, asal ingat
menghajap arah barat terlebih dulu, karena arah itu adalah stana Hyang Arjjuna,
baik jika ingin punya keturunan laki-laki, ini disebut sugih rendah makrambeyan,
karena dikasihani para dewa, pitara, manusia selamanya.
6. Panglong ke-7
Hyang
Bhayu dewanya, di depan dan di timur letak Kala Mretyu, sementara di arah barat
laut berstana Hyang Srigati, arah ini baik untuk melakukan acara makuh,
asal ingat menghajap arah barat laut terlebih dulu, karena arah itu adalah
stana Hyang Asih, segala yang ditanam akan tumbuh dan hidup subur, entah itu di
tanah ladang maupun di persawahan, selamanya akan menikmati hasil tanda
kebahagiaan.
7. Panglong ke-8
Hyang
Brahma dewanya, di atas/luhur letak Kala Mretyu, itu adalah rintangan acara
bebakuhan, jika berani melanggar, akan tertimpa marabahaya, ditinggalkan oleh
suami dan anak, tertimpa penyakit hingga meninggal dunia, di utara stana Hyang
Srigati, segala pekerjaan di bumi baik untuk dilakukan, semua yang ditanam
tumbuh subur, juga baik untuk acara ritual kepada para leluhur.
8. Panglong ke-9
Bhatara
Yama dewanya, di ersanya (timur laut) letak Kala Mretyu dan Hyang Srigati, baik
untuk melakukan pemujaan demi peningkatan kesaktian, baik untuk memasang ilmu
guna-guna, serta mampu menundukkan aura kramat, dilarang untuk melakukan
segala acara pamakuhan, akan berbahaya, sebab akan berdampak dengan
kematian.
9. Panglong ke-10
Hyang
Astrawidhya dewanya, di utara letak Kala Mretyu, sehingga acara ke arah utara
sangat berbahaya. Sementara di atas (luhur) berstana Hyang Srigati, sangat baik
untuk melaksanakan aktivitas. Jika mamakuh rumah, dewanya Hyang Hayu namanya,
baik untuk mengumpulkan harta kekayaan berupa mas, perak, dan yang lainnya, dan
banyak punya keturunan laki-laki, karena telah direstui oleh para leluhur,
dikasihani oleh sesama manusia, dan selamat selama hidupnya.
10. Panglong ke-11
Hyang
Wil(r)ocana dewanya, di arah barat lau letak Kala Mretyu, buruk
disebutkan. Di depan atau arah timur adalah baik untuk mamakuh, asal arah
timur/depan lebih diutamakan, karena Hyang Jagarudita Suka sebagai dewa
pekarangan rumahnya, dapat mendatangkan kebahagiaan, keyakinan semakin
menebal, tidak kurang makanan, memiliki anak, dan segala pekerjaan berhasil
dengan baik.
11. Panglong ke-12
Bhuta
Kala Graham dan Pisaca dewanya, di arah barat/pascima letak Kala Mretyu,
itu berbahaya, di arah tenggara stana Hyang Srigati, apabila bepergian ke arah
tenggara sangat baik, baik juga untuk memuja leluhur, melaksanakan
pecaruan, menambah guna-guna, karena mampu melenyapkan segala petaka, hal ini
disebut dengan dusta, durjana, jika melakukan segala upacara bebakuhan, sangat
berbahaya, karena tidak akan memiliki keturunan.
12. Panglong ke-13
Hyang
Mreta Raja dewanya, di pertiwi letak Kala Mretyu, itu sangat berbahaya, segala
pekerjaan di dunia akan hancur lebur, bahkan berakibat kematian. Sementara
di arah selatan sangat baik, karena arah selatan berstana Hyang Srigati.
Apabila mamakuh sangat berbahaya, tergoda oleh kesedihan pada saat itu,
terhalang oleh kecelakaan pada anak.
13. Panglong ke-14
Bhatara
Kala Jaya dewanya, keutamaannya sangat baik untuk memasang guna-guna untuk
menambah kesaktian. Sementara di arah barat daya adalah letak Kala Mretyu serta
Sang Hyang Srigati, segala pekerjaan sangat berbahaya, akan berakibat kematian,
sebab saat itu adalah pertemuan seluruh bhuta kala.
14. Panglong ke-15
Hyang
Mahadewa dewanya, di arah selatan letak Kala Mretyu, di bumi (prethiwi) stana
Hyang Srigati, segala pekerjaan di arah barat sangat berbahaya, sedangkan di
arah selatan sangat utama, bila menanam segala jenis tanaman akan berhasil
baik, serta memuja Hyang Widhi dan para leluhur juga baik. Selain itu, sangat
baik/utama untuk menyimpan segala hak milik, melaksanakan pamakuhan di tempat
suci serta (sanggah). (TB)