Ist Setelah ramai di media sosial terkait dengan keberadaan restoran di dalam goa di Badung, Bali, akhirnya ditindaklanjuti oleh pihak ber...
![]() |
Ist |
Setelah
ramai di media sosial terkait dengan keberadaan restoran di dalam goa di
Badung, Bali, akhirnya ditindaklanjuti oleh pihak berwenang. Operasi restoran
yang bernama The Cave yang berada di kawasan Hotel The Edge, Jalan Goa Lempeh,
Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, pun dihentikan sementara.
Pelaksananaan
penghentian ini berlaku mulai Selasa 19 Juli 2022. Penghentian ini disampaikan oleh
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung, I Gusti Agung Ketut
Suryanegara.
Penutupan
sementara dilakukan setelah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten
Badung melakukan pengecekan bersama Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan (DLHK), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Badung,
Balai Cagar Budaya, Pihak Kecamatan, dan Desa Adat Pecatu, pada pukul 10.30
Wita.
Operasional
The Cave ini ditutup sementara sambil menunggu hasil kajian dari Dinas
Kebudayaan Kabupaten Badung dan kepastian hukum dari Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
“Kesimpulan untuk kegiatan ini dihentikan sementara. Kami ingin mendapatkan kajian dari instansi khususnya Balai Budaya. Apakah ini kategori alam ataukah budaya, sehingga kami minta dalam waktu secepatnya memberikan rekomendasi,” katanya seperti dilansir dari IDNTimes Bali. Pihaknya pun menambahkan, jika aktivitas restoran di dalam goa ini tidak memiliki izin.
Diberitakan
sebelumnya, sebuah video yang diunggah akun pengguna twitter bernama
@BacangSpesial mendadak viral. Pasalnya dalam unggahan tersebut terdapat sebuah
video restoran yang berada di dalam goa.
Dan
ternyata goa yang digunakan sebagai restoran tersebut berada di wilayah
Kabupaten Badung, Bali. Dalam unggahan video tersebut akun ini memberikan
caption “Ini ngerusak guanya gak ya”
Dalam
video berdurasi 1 menit 11 detik tersebut terlihat ada seorang pengunjung
wanita yang sedang berada di retoran tersebut. Ia lalu menceritakan perihal
restoran tersebut. Ia menunjukkan sisi-sisi retoran yang terdapat di dalam goa.
Juga memperlihatkan makanan serta minuman yang ada di sana.
Wanita
itu mengatakan jika dirinya sedang berada di Restoran The Cave yang berlokasi di
bawah hotel The Edge, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung. Dari narasi sang
wanita berparas cantik itu, goa tersebut dikatakan sudah ada sejak jutaan tahun
yang lalu dan setiap satu centimeter segmentasi yang ada dalam goa itu
terbentuk selama 300 tahun.
Ia
juga mengatakan jika dalam restoran tersebut terdapat setidaknya 7 kali
penampilan live show. Pada akhir video itu terdapat pula list harga, yakni Rp
1.500.000 lebih per orang dengan rincian sudah mendapatkan 7 menu makanan.
Selain itu, terdapat juga harga Cocktail Rp 200.000-Rp 300.000. “Kalau kalian
mau ke sini (Restoran The Cave), aku saranin kalian untuk datang lebih pagi.
Jadi kalian bisa eksplor tempatnya, masuk-masuk goanya dan foto-foto,” ajak
wanita dalam video itu.
Ternyata
restoran ini berada di Jalan Goa Lempeh, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta
Selatan, Badung, Bali. Setelah video tersebut viral, petugas gabungan dari
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung dan petugas Keamanan
dan Ketertiban (Tramtib) Kecamatan Kuta Selatan langsung turun lakukan
pengecekan ke lokasi pada, Kamis 14 Juli 2022 siang.
Dilansir
dari NusaBali, terkait adanya video viral itu, Camat Kuta Selatan, Ketut Gede
Arta mengaku sudah menindaklanjuti dengan mengerahkan tim ke lokasi sesuai
pengakuan wanita dalam video. Dari pengecekan diketahui memang ada restoran
dibangun dalam goa.
Menurut
Camat Gede Arta goa itu berada di bawah halaman Hotel The Edge. Goa itu
diketahui setelah pihak management Hotel The Edge saat sedang membangun
mendapati lokasi di halaman hotel jebol.
“Dari
pengecekan awal, pihak manajemen mengaku bahwa goa itu ditemukan saat membangun
hotel, karena lokasi itu jebol dan menemukan goa yang sudah ada sejak dulu. Goa
itu diperkirakan bentukan alam,” kata Gede Arta dilansir dari NusaBali.
Saat
ditanyai terkait perizinan, Gede Arta mengaku saat ini masih sebatas pengecekan
awal. Sehingga belum bisa mendapat data lebih detail terkait perizinan dan
lainnya. Untuk perizinan sendiri menurut Camat Gede Arta berada dalam
kewenangan Dinas Perizinan Badung.
Meski
demikian, dia mengaku berencana akan memanggil pihak management hotel bersama
Satpol PP. “Untuk lama (operasional) belum diketahui. Ini yang masih dicek
dahulu. Dalam waktu dekat akan dipanggil management. Karena management restoran
itu sama dengan hotelnya,” katanya.
Sementara
itu, dilansir dari Bisnis.com, diketahui jika The Cave di Bali tersebut adalah
milik Chef Ryan Clift. Di dalam restoran itu, tersedia 22 kursi yang menyajikan
menu lezat tujuh hidangan dengan pasangan anggur dan koktail eksklusif The
edge.
Diketahui,
goa tersebut berada di dalam tanah dan diklaim ditemukan pada tahun 2013 saat
pembangunan vila baru. Selanjutnya, gua itu dilestarikan, dan sekarang siap
untuk menyambut tamu untuk pengalaman bersantap yang unik di antara stalagtit
dan dinding bulan sabit yang melapisi keajaiban alam ini.
Untuk
diketahui, Chef Ryan Clift lahir di Devizes, Inggris, karir kuliner Ryan Clift
dimulai pada usia dini 14 tahun. Dia tertarik pada energi tinggi dan suasana
dapur sejak usia muda dan dilatih di bawah beberapa koki terhebat dunia
termasuk Marco-Pierre White, Peter Gordon, dan Emmanuel Renaut.
Ia
pindah ke Melbourne, Australia pada tahun 1999, di mana ia menjabat sebagai
kepala koki dari Vue de Monde yang diakui secara kritis oleh Shannon Bennett.
Pada tahun 2008 ia mendirikan usaha sendiri, Tippling Club di Singapura.
Dikenal dengan masakannya yang progresif, avant-garde, dan koktail yang
sama-sama inventif, Tippling Club dengan cepat naik ke peringkat 20 Restoran
Terbaik Asia di The Miele Guide.
Pada
tahun 2011, Ryan adalah presenter pertama yang berbasis di Singapura di kongres
kuliner Madrid Fusión yang terkenal di dunia; dan dua tahun kemudian, Tippling
Club mengantongi lima penghargaan di World Gourmet Summit Awards of Excellence,
termasuk Restaurant of the Year dan Bar of the Year yang didambakan. Pada tahun
2014, Tippling Club dilantik ke dalam jaringan global Krug Ambassade yang
terkenal, menempatkan Ryan sebagai salah satu dari tiga koki Krug Ambassade di
Singapura. (TB)