Ist Gubernur Bali, Wayan Koster melakukan pengusulan mengganti nama RSUP Sanglah Denpasar menjadi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah akhirnya...
Ist |
Gubernur Bali, Wayan Koster melakukan pengusulan mengganti
nama RSUP Sanglah Denpasar menjadi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah akhirnya
disetujui oleh pihak Kementerian Kesehatan (Kemeskes) RI.
Usulan perubahan nama tersebut didasarkan adanya surat Gubernur Bali Nomor 440/1964/Yankes.Diskes tanggal 11 Pebruari 2020 dan surat DPRD Provinsi Bali nomor : 593/605/DPRD tanggal 20 Januari 2020 yang mengusulkan untuk mengganti nama RSUP Sanglah menjadi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom Mkes mengatakan
pemilihan nama Prof dr IGN Gde Ngoerah yang diusulkan Gubernur Bali tersebut
bukan asal pilih. Melainkan atas berbagai pertimbangan dikarenakan Prof dr IGN
Gde Ngoerah memiliki banyak jasa dalam dunia kesehatan di Bali termasuk
merintis berdirinya cikal bakal RSUP Sanglah.
Siapakah sosok dari Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah ini?
Dilansir dari detikBali, Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah merupakan seorang dokter pertama yang merintis Bagian Kebidanan. Bagian Kebidanan ini adalah cikal bakal berdirinya RSUP Sanglah. Selain itu, Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah merupakan dokter Spesialis pertama dan Spesialis Syaraf pertama di Pulau Dewata Bali.Diketahui juga, I.G.N.G Ngoerah juga dokter Kepresidenan era Presiden Soekarno di Bali. Serta Ia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Rektor Universitas Udayana.
Sementara itu, dilansir dari Wikipedia, diketahui bahwa Prof. dr. I Goesti
Ngoerah Gde Ngoerah merupakan dokter spesialis saraf & jiwa yang lahir di Denpasar
Bali pada 31 Maret 1922 (tercatat 1923). Jabatan terakhir adalah pegawai
utama/guru besar – gol. IV/e dan beralamat di Jalan Panglima Besar Sudirman No.
14 Denpasar.
Ayah beliau adalah I Goesti Made Oka yang merupakan
seniman ukir dan patung di Denpasar. Ikut berjuang pada perang Puputan Badung tahun
1906 dan ibunya adalah I Goesti Putu Rai. Sedangkan kakeknya I Goesti Made Gede
adalah seniman besar di Denpasar sekaligus pimpinan pasukan meriam Kerajaan
Badung saat Puputan Badung 1906. Kakak sepupunya adalah almarhum Ida Cokorda
Pemecutan X.
Prof. Ngoerah menikah dengan I Goesti Ayu Oka Arwati
dan memiliki delapan orang anak. Anak beliau yakni dr. A.A.B.N. Nuartha,
Sp.S(K), dr. A.A.A. Agung Kusuma Wardhani, Sp.KJ, dr. A.A.A. Mas Ranidewi,
Sp.THT, Ir. A.A. Susruta Ngurah Putra, Ir. A.A.A. Oka Saraswati, MT, dr. A.A.A.
Putri Laksmidewi, Sp.S, A.A.N. Ananda Kusuma, BE (HONS), M.Eng, PhD, dan A.A.N.
Adhi Ardhana, ST.
Ngoerah juga merupakan seorang tokoh perjuangan di
masa pra-kemerdekaan Indonesia yang secara lengkap dituliskan dalam buku Prof.
dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah, Sebuah Biografi Pendidikan yang ditulis
oleh Tim Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Prof. Ngoerah, demikian biasanya ia disebut, merupakan
Anggota Pejuang Prapatan 10 Jakarta yaitu kelompok mahasiswa pejuang yang
bermarkas di asrama Jalan Prapatan 10 Jakarta. Pada masa perjuangan,
dia juga sebagai dokter bedah unit Palang Merah di Jakarta dan Purwakarta (Jawa
Barat).
Adapun pendidikan beliau yakni Volks School, Denpasar (1928-1929), Hollands Inlandsche School (HIS), Denpasar (1929-1936), Meer Uitgebreide Lager Onderwijs (MULO), Yogyakarta (1936-1939), Nederlands Indisch Artsen School (NIAS), Surabaya (1939-1942), Ika Daigaku, Jakarta (1943-1945). Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia, Jakarta (1945-1948): Dokter umum Indonesia Angkatan pertama, Bagian Neurologi – Psikiatri FK UI, Jakarta (1949-1952): Spesialis 20 Oktober 1952, Bagian Bedah FK UI 1 tahun (1952).
Adapun jabatan
yang pernah diemban yakni sebagai
berikut.
- Dokter Kantor Wilayah Badung dan Distrik -- Marga pada Dinas Kesehatan Daerah Bali (terhitung 2 Mei 1952 dimulai April 1953-1959)
- Dokter Rumah Sakit Umum Wangaya (1953-1988).
- Kepala Rumah Sakit Umum Wangaya (1 Maret 1959 – 1965/1968) (menggantikan dr. Angsar) dengan merangkap tugas di Bagian Kebidanan – Kandungan RSUP Sanglah – Denpasar.
- Kepala Bagian Saraf dan Jiwa (Neuropsikiatri) selanjutnya Bagian Saraf (Neurologi) RSU Wangaya (1 Maret 1959 – 1 Agustus 1988), selanjutnya pindah ke RSUP Sanglah.
- Kepala Bagian Saraf dan Jiwa (Neuropsikiatri) selanjutnya Bagian Saraf (Neurologi) FK UNUD (1963/1966-1988), yang selanjutnya pindah ke RSUP Sanglah.
- Ketua Penguji & Penguji Pendidikan Bidan di RSU Wangaya dan RSUP Sanglah (1953-1965).
- Dokter Kepresidenan Presiden Soekarno di Bali (hanya satu dokter) (Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, sebuah Biografi Pendidikan, 1998, hal.94-95) (kesaksian Nyonya dokter Nuridja, Singaraja)
- Wakil Ketua Badan Perguruan Tinggi untuk Pendirian Universitas Udayana (tahun 1961) (Ketua : Ir. IB. Oka dari Dinas PU Bali).
- Ketua Panitia Persiapan Pendirian Universitas Udayana termasuk Ketua Panitia Persiapan FK/Fakultas Kedokteran dengan SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 4, 1962 (15 Januari 1962) (Sebuah Biografi Pendidikan hal 99, 110).
- Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (30 Januari 1965-1967).
- Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana masa jabatan kedua (Januari 1967-1968).
- Rektor Universitas Udayana (29 September 1968 – 15 Nopember 1973).
- Rektor Universitas Udayana untuk masa jabatan kedua (15 Nopember 1973 – 22 Desember 1977).
- Ketua Panitia Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia Daerah Bali (SK Pimpinan MPRS – RI No. 193/B/1968).
- Sesepuh Dokter Spesialis Saraf & Jiwa (Neuropsikiatri) di Bali.
- Penglingsir Puri Gerenceng - Pemecutan, Denpasar (1992-2001).
Sementara itu, prestasi beliau yakni sebagai berikut.
-Dokter Spesialis pertama keturunan Bali, dan juga Spesialis Saraf pertama di Bali.
-Mulai mengabdi di Bali sebagai dokter Bali yang keempat, yaitu : dr. I.B. Rai, dr. Bagiastra, dr. Ketoet Nuridja, dr. I.G.N.G. Ngoerah, dan setahun kemudian barulah datang dr. A.A.M. Djelantik.
-Menciptakan secara berdikari alat sederhana ECT (Electro Convulsive Therapy) untuk penyembuhan pasien gangguan jiwa (1966). Saat ini tersimpan di Museum Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
- Guru besar pertama yang dikukuhkan di Universitas Udayana (2 Mei 1967). Guru Besar Tetap Neurologi FK UNUD (SK tanggal 1 Pebruari 1967): Beberapa Perkembangan dalam Lapangan Neurologi.
- Mengembangkan Pendirian seluruh bagian-bagian Klinik di RSUP Sanglah (selama menjadi Dekan FK UNUD sebagai Kelengkapan Persyaratan Fakultas Kedokteran).
- Diundang Pemerintah India untuk mengunjungi Universitas-universitas di India (Agustus – September 1969).
- Diundang The British Council mengunjungi Universitas-universitas di Inggeris (Juni 1971).
- Atas undangan AVCC / AAUCS mengunjungi Universitas-universitas di Australia (Pebruari 1972).
- Atas undangan Pemerintah Australia, kembali mengunjungi Universitas-universitas di Australia (Oktober – Nopember 1977).
- Tercatat dalam buku Who’s Who in Indonesia: Jakarta: Gunung Agung 1971, hal 256.
- Tercatat dalam Buku Men of Achievement, England, 1982, hal 528.
- Tercatat dalam Buku Who’s Who in The World, 9th edition 1989-1990, Marquis Who’s Who, Illinois – USA, hal 829.
- Tercatat menulis 40 Karya Ilmiah yang disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Nasional, Internasional, dan dimuat dalam Majalah / Journal Nasional, Internasional.
- Profesor Emeritus setelah pensiun pada tahun 1988 dengan orasi ilmiah bersama Prof. dr. R. Moerdowo pada tahun 1991 yang dihadiri Rektor dan seluruh Dekan di UNUD.
- Menulis Buku ”Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf”, Airlangga Universitu Press,
1990.
Pernah diminta untuk mengembangkan Bagian Neurologi di FK UNAIR oleh Prof. dr.
Soejoenoes (Surabaya) sebelum berdirinya FK UNUD.
- Sebagai Ketua Penelitian ”Arsitektur Bali” (Biaya Pemerintah Daerah Bali 1973/ 1974) (Diterbitkan 1981).
- Seniman Lukis Aliran Denpasar (seperti disebutkan oleh Prof. Dr. Ngurah Bagus dalam Bali Post, 26-12-2000) dengan lukisan yang terkenal adalah ”Sutasoma Gajah Waktra”, juga Seni Ukir dan Patung.
- Tercatat dalam bentuk ukiran nama pada Tugu Prasasti Peringatan NIAS dan
Djakarta Ika Daigaku di halaman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,
Surabaya, 25 Mei 2002.
Dan untuk
penghargaan beliau yakni sebagai berikut.
- Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia (Jakarta, 26 April 1976).
- Tanda Penghargaan Alma Nugraha 25 Tahun Universitas Udayana (Denpasar, 29 September 1987) atas sebagai Pemrakarsa, Pendiri, Pembina, Pengembang, Pengabdi, serta mengangkat nama Universitas Udayana.
- Tanda Penghargaan Adi Karya Satya PERDOSSI (Palembang, 8 Desember 1996).
- Tim Peneliti Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Udayana memberi Penghargaan dengan Menuliskan Buku : ”Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gede Ngoerah, sebuah Biografi Pendidikan” (1998).
- Lagu Hymne Universitas Udayana pertama kali dinyanyikan saat Pelantikan sebagai Guru Besar yang pertama dikukuhkan di Universitas Udayana (2 Mei 1967).
- Udayana Award yang diberikan atas prestasinya dalam pengembangan IPTEK dan Kemanusiaan, 29 September 2004 Dies Natalis UNUD ke-42.
- Untuk menghormati jasa gurunya yaitu Prof.dr. I G.N.G.Ngoerah, maka dr A.A.
N.Nuartha Sp.S (K) (1999) memperkenalkan refleks patologis yang diberi nama
Refleks Ngoerah (untuk menunjukan adanya lesi/ gangguan traktus piramidalis)
dan saat ini sudah dikenal semua dokter / mahasiswa kedokteran di Bagian/ SMF
Neorologi FK UNUD/ RS
Beliau berpulang pada 18 September 2001 saat berumur 78
tahun. (TB)