Istimewa Jembatan Titi Gantung yang berada di Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga Tabanan, Bali kerap digunakan sebagai tempat melakukan ulah p...
![]() |
Istimewa |
Jembatan
Titi Gantung yang berada di Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga Tabanan, Bali
kerap digunakan sebagai tempat melakukan ulah pati.
Jembatan
ini berada di perbatasan Desa Cau Belayu dengan Desa Sangeh, Kecamatan
Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali.
Jembatan
Titi Gantung ini dibangun pada tahun 2012 lalu.
Sebelum
adanya jembatan beton yang permanen ini, di sebelah utara lokasi jembatan ada
jembatan gantung yang terbuat dari bambu.
Jembatan
ini dipakai sarana oleh warga Desa Cau Belayu maupun Desa Blahkiuh untuk sarana
penyeberangan.
Karena
dianggap sebagai jalur vital, Pemerintah Desa Cau Belayu dengan pemerintah
Desa Sangeh memohon dibuatkan jembatan, sehingga biaya pembebasan lahan
dibiayai Pemerintah Provinsi Bali.
Dirangkum Telusur Bali dari berbagai sumber, tercatat setidaknya terjadi 5 kali kejadian ulah pati di jembatan ini dari tahun 2015 hingga 2022 ini.
1. Pelajar Ulah Pati Akibat
Masalah Asmara
Pada
Kamis, 10 Desember 2015, seorang pelajar SMK di Badung melakukan aksi ulah pati
di jembatan Titi Gantung.
Korban
berinisial RA (20) melakukan aksi tersebut sekitar pukul 13.30.
Ia
berasal dari Abiansemal Badung dan ditemukan sekarat di pinggir Tukad Yeh Penet
di selatan jembatan yang dalamnya sekitar 50 meter.
Ketika
ditemukan RA dalam kondisi masih hidup, namun mengalami luka parah di kepala
serta beberapa tulang rusuk patah.
RA sempat dirawat selama enam hari di RSUD Badung hingga akhirnya meninggal dunia.
2. Profesor Bule Ulah Pati Karena Depresi
Pada Rabu, 5 Desember 2018 jenazah bule laki-laki ditemukan mengapung di bawah Jembatan Titi Gantung.
Jenazah
tersebut ditemukan oleh seorang pencari ikan.
Nama
bule itu adalah Matthew Charles Bloomfield (60) dan diduga melompat dari atas
jembatan..
Matthew merupakan laki-laki kelahiran Montreal, Kanada.
Sebelum
bunuh diri, Matthew tinggal Jalan Raya Kerobokan nomor 16 Z, Kuta Utara. Diketahui,
bule tersebut di negerinya bergelar profesor.
Sebelum
melakukan ulah pati, ia sering berteriak-teriak.
Jenazah Matthew pun dievakuasi ke RSUP Sanglah.
Diduga ia mengalami depresi berat sebelum melakukan ulah pati.
3. Mahasiswa Diduga Depresi
Melakukan Ulah Pati
Pada
tahun 2020, seorang mahasiswi berinisial NPPS (20) juga melakukan ulah pati di
jembatan sedalam 50 meter ini.
Jenazahnya
ditemukan di bawah jembatan dengan kondisi bersimbah darah.
Ia
melakukan aksi tersebut pada 1 April 2020 diduga dengan cara meloncat.
Korban
ditemukan pada dini hari oleh warga setempat yang curiga melihat ada motor
terparkir di dekat jembatan, namun tidak ada orang di sekitarnya.
Setelah
melakukan pencarian, warga menemukan ada tubuh perempuan di dasar jurang yang
berada di bawah jembatan.
Jenazah
korban pun dibawa ke RSUD Mangusada.
Diduga aksi tersebut dilakukan karena korban depresi akibat khawatir tak sanggup meneruskan kuliah.
4. Diduga Masalah Keluarga Pelajar SMK Ulah Pati
Pelajar
SMK di Badung berinisial IME (17) melakukan ulah pati di jembatan Titi Gantung.
Ia
merupakan pelajar asal Tiyingan, Pelaga mengakhiri hidupnya dengan melompat
dari atas jembatan.
Korban
melakukan aksi tersebut pada Senin 17 Mei 2021 malam.
Polsek
Marga, BPBD Tabanan, bersama Tim SAR Bali pun melakukan evakuasi terhadap
pemuda tersebut.
Diketahui
ia melakukan aksi tersebut dikarenakan masalah keluarga.
Sebelum
kejadian tersebut, korban sempat pamit untuk berangkat sekolah sekitar pukul
07.00 Wita.
IME
kemudian berkendara dengan sepeda motor menuju sekolahnya di SMK Mengwi
Badung.
Namun
ada informasi dari sekolah jika IME sudah sepekan tak ke sekolah.
Saat
dihubungi bapaknya, ia mengaku berada di Cau Belayu.
Ia
juga mengirim pesan WhatsApp kepada ibunya yang isinya dalam Bahasa Bali isinya,
“Meme sing demen ngelah panak care tiang.”
Setelah adanya pesan tersebut, ponsel korban tidak aktif dan kemudian ditemukan telah melakukan ulah pati.
5. Depresi Karena Sakit,
Seorang Perempuan Ulah Pati
Kejadian
ulah pati atau bunuh diri kembali terjadi pada Jumat 29 Juli 2022.
Diketahui
korban berinisial GAP (59) yang berasal dari Banjar Pemijian Desa Carangsari,
Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
Diduga
korban meloncat dari jembatan sehingga tubuh korban pun jatuh di Tukad Yeh
Penet.
Mendapat
laporan kejadian bunuh diri tersebut, petugas kepolisian lalu menghubungi
Basarnas dan Tim Sar Polda Bali.
Korban
pun berhasil dievakuasi sekitar pukul 14.10 Wita.
Korban
dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia dan ditemukan dalam kondisi telungkup
di tengah sungai.
Korban
ditemukan di dasar Tukad Yeh Penet Desa Cau Belayu, Marga, Tabanan.
Terkait
kejadian tersebut, Kapolsek Marga, AKP I Gede Budiarta kepada awak media
mengatakan pihaknya mendapat laporan kejadian tersebut pukul 11.00 Wita.
Ia
mengatakan pada Kamis 28 Juli 2022 malam sekitar pukul 20.00 Wita korban sempat
ngobrol dengan anaknya.
Dalam
obrolan tersebut, korban berpesan kepada anaknya agar merawat sang ayah atau
suaminya.
Selain
itu, kepada anaknya juga berpesan agar giat bekerja.
"Setelah
berpesan seperti itu, korban beristirahat," katanya.
Jumat,
29 Juli 2022 sekitar pukul 04.00 Wita korban sudah tak ada di kamarnya.
Anaknya
bersama kerabat mencari korban.
Pencarian
pun sampai ke Jembatan Titi Gantung sekitar pukul 11.00 Wita.
Di
sana ditemukan sandal, dan tongkat korban tergeletak di pinggir jembatan.
Terkejutlah
mereka berdua melihat korban telungkup di dasar sungai.
"Dari
keterangan saksi (anak korban) memang korban memiliki riwayat penyakit struk,
kanker payudara, dan kencing manis," katanya.
Diduga
depresi akibat penyakit yang dideritanya sejak lama membuat korban nekat
melakukan bunuh diri. (TB)