Istimewa Bali tak bisa terlepas dari hal-hal yang bersifat mistis dan ajaib. Bahkan di setiap jengkal tanah Bali disebut tenget atau keram...
![]() |
Istimewa |
Bali
tak bisa terlepas dari hal-hal yang bersifat mistis dan ajaib. Bahkan di setiap
jengkal tanah Bali disebut tenget atau keramat.
Ada
banyak kejadian ajaib, gaib dan mistis yang terjadi di Bali dan tidak semua
bisa diterima dengan akal sehat. Seperti halnya beberapa pohon ajaib ini.
Pohon
ini bisa mengeluarkan tirta dari rantingnya, dan bahkan madu. Berikut ini
adalah pohon keramat yang ada di Bali.
1.
Muncul Tirta dari Daun Pohon Pule
Kejadian
ajaib terjadi di sebuah pura di Bali. Dimana dari ranting pohon pule keramat
muncul tirta. Kejadian ini terjadi pada pohon pule besar yang tumbuh di jaba
sisi Pura Penataran Agung Batukaru di Banjar Griya Kelurahan Kawan Bangli,
Bali.
Pohon
ini mengeluarkan air dari rantingnya dan itu baru disadari oleh warga pada
Jumat 29 Oktober 2021 pagi. Warga pun percaya jika air yang keluar dari
ranting-ranting pohon itu sebagai tirta suci. Puluhan warga pun sontak silih
berganti mendatangi lokasi karena penasaran atas fenomena tak lazim tersebut.
Salah
seorang warga setempat, Nengah Wiadnyana mengatakan, awalnya air yang keluar
dari ranting pohon itu dikira hujan gerimis karena air terus menetes. Namun
setelah diperhatikan ternyata air itu berasal dari pohon pule.
“Warga
mengira hujan karena air menetes deras. Ketika dilihat di areal lain justru
kering,” katanya pada Sabtu 30 Oktober 2021 kepada patrolipost.com. Bahkan ada
warga yang sampai menyapu di bawah pohon itu untuk memastikan apakah areal
tersebut basah atau tidak. Dan ternyata justru kering.
Diperkirakan
air itu sudah medal pada Purnama Kalima pada 20 Oktober 2021 sebelumnya, namun
tidak ada yang mengetahuinya. Sampai akhirnya diketahui warga, Jumat 29 Oktober
2021. Sementara pohon pule dengan tinggi sekitar 15 meter tersebut baru berusia
sekitar 7 sampai 8 tahun.
2.
Pohon Berbau Harum
Pohon
yang dianggap keramat dan mistis ini hanya ada di Bali. Usia pohon ini
diperkirakan sudah 11 abad atau lebih dari seribu tahun. Namanya adalah Pohon
Taru Menyan yang ada di desa Trunyan, Kintamani, Bangli, Bali.
Pohon
ini konon yang tertua di Bali dan masih bisa tumbuh hingga sekarang. Penduduk
setempat meyakini bahwa pohon ini tidak hanya pohon biasa yang tumbuh dengan
mengambil nutrisi dari alam tapi juga dari mayat yang ada di bawahnya.
Pohon
yang menguarkan bau menyan itu diyakini mampu menghilangkan bau tak mengenakkan
dari jenazah yang diletakkan tanpa dikubur tersebut. Banyak orang menuturkan
keberadaan pohon Taru Menyan itulah yang menjadi cikal-bakal Desa Trunyan.
Hingga
saat ini jenazah warga desa yang meninggal tidak melalui ritual ngaben atau
dikremasi, melainkan dibawa ke sebuah tempat lalu diletakkan dan dibiarkan
terurai secara alami. Prosesi ini dinamakan mepasah atau kubur angin. Model
pemakaman ini telah dilakukan secara turun-temurun.
3.
Pohon Tempat Menggantung Ari-ari
Secara
umum, di Bali ada tradisi menanam ari-ari atau placenta dari bayi yang
dilahirkan di pekarangan rumah. Namun, ada daerah di Bali yang tak menanam
ari-ari di pekarangan rumah. Melainkan ari-ari ini digantung pada sebuah pohon
khusus.
Ritual
unik ini tedapat di Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, Kabupaten
Bangli, Bali.
Adapun
pohon tempat menggantung ari-ari tersebut terbilang langka. Pohon tempat
menggantung ari-ari itu disebut pohon kayu bungkak, pohon itu dipelihara dengan
baik di setra ari-ari di desa Bayung Gede.
Tidak
ada yang tahu persis kapan tradisi menggantung ari-ari ini dimulai. Dipercaya
oleh masyarakat setempat, tradisi ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Warga Bayung Gede meyakini bahwa tradisi ini ada kaitannya dengan asal mula
terbentuknya Desa Bayunggede.
Pohon
bukak yang digunakan untuk menggantung ari-ari ini diduga memiliki fungsi yang
sama dengan pohon taru menyan di Desa Trunyan, yakni menyerap bau. Itu
sebabnya, meskipun di kuburan ini ada banyak ari-ari yang digantung dan sudah
berusia lama, sama sekali tak tercium bau tidak sedap.
Dinamai
Pohon Bukak karena ketika masak, buahnya akan terbuka dan terbelah menjadi dua.
Pohon Bukak juga melambangkan alat vital perempuan yang diyakini sebagai ibu
saudara bayi yang akan mengasuhnya secara magis. Dari simbolisasi ini, Pohon
Bukak dimaknai sebagai manusia yang akan menjaga saudara bayi (ari-ari) dari
berbagai macam gangguan gaib.
4.
Pohon Bunut Keramat di Jembrana
Di
Desa Manggissari, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali berdiri sebuah pohon
besar bernama pohon bunut. Dan masyarakat lebih akrab menyebutnya dengan bunut
bolong. Dinamai bunut bolong dikarenakan di bagian bawah pohon terdapat
terowongan dan jalan raya melintas di antara lubang pohon tersebut.
Oleh
masyarakat setempat dan bahkan sudah tersebar ke seluruh Bali bahkan juga luar
Bali, ada pantangan yang tidak boleh dilanggar saat melintas di jalan bawah
pohon tersebut. Pohon ini mempunyai kutukan tertentu untuk orang tertentu, seperti pasangan pengantin atau
rombongan iring-iringan pengantin dilarang melewati lorong Bunut
Bolong ini. Sebab menurut cerita jika larangan itu diabaikan, biasanya
terjadi kecelakaan pada rombongan pengantin. Bahkan rumah tangga
dari pengantin itu tidak langgeng. Dan yang paling fatal adalah
ditinggal mati dalam waktu singkat dari salah
satu pasangan pengantin tersebut.
5.
Pohon Beringin Mengeluarkan Madu
Ada
pohon yang bisa mengeluarkan madu di Desa Adat Tista, di Desa Baktiseraga,
Kabupaten Buleleng, Bali. Pohon yang sudah berumur ratusan tahun dan berdiri
tegak di sisi jalan ini belum pernah menjatuhkan ranting-ranting pohonnya
sampai berjatuhan di tengah jalan.
Anehnya, ranting-ranting pohon justru
berjatuhan tepat di sisi belakang pura yang berada di bawah pohon itu. Uniknya
lagi, pada tahun 2010 lalu, warga di sana mengatakan jika daunnya mengeluarkan
cairan kental berwarna coklat dan berasa manis. Warga setempat meyakini getah
dari dedaunan pohon ini adalah madu.
Kelian
Banjar Tista saat itu, I Nyoman Ariana dilansir dari merdeka.com menambahkan, kegaiban
dari tempat ini adalah setiap orang yang datang memohon selalu terkabulkan. Ia
mengatakan, agar permintaan terkabul, tidak perlu harus membawa sesaji yang
berlebihan, cukup canang sari dengan niat dan hati yang tulus. (TB)