Tidak takut kotor, Ketua DPR RI, Puan Maharani ikut menanam padi di persawahan kawasan Badung Bali. Ia ikut menanam padi saat melakukan kunj...
Tidak takut kotor, Ketua DPR RI, Puan Maharani ikut menanam padi di persawahan kawasan Badung Bali.
Ia ikut menanam padi saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Sedang, Kecamatan Abiansamel, Kabupaten Badung, Bali pada Rabu, 28 September 2022.
Dalam kesempatan tersebut, Puan Maharani menanam padi bersama ibu-ibu petani di sana.
Video Puan Maharani menanam padi pun tersebar luas di media sosial Instagram. Salah satunya diunggah akun Instagram @punapibali.
Akan tetapi, bukannya dapat simpati, aksi tersebut malah dibuli netizen. Netizen mengatakan jika apa yang dilakukan oleh Puan Maharani saat menanam padi tidak sesuai dengan yang semestinya.
Menurut netizen, seharusnya orang menanam padi mundur ke belakang dan bukannya bergerak maju. Bahkan ada juga yang mengatakan jika Puan Maharani sedang stand up comedy.
"Bu ikut stand up comedy aj gmna? Ko nglawak dsawah? Mndur bu bukan majuuu. Klo mo akting yg mateng jan kliatan belog gtu apaa," tulis @fanie_muslicha.
Terkait aksi Puan Maharani menanam padi juga banyak mendapat komentar miring. Rata-rata menyebut jika puan hanya mencari simpati atau pencitraan untuk maju sebagai calon presiden tahun 2024 mendatang.
Namun ada juga netizen yang memberikan penjelasan kenapa Puan Maharani dan ibu-ibu petani tersebut menanam padi bergerak maju.
“bli biar bli gak fi ketawain nanti ya, nanem maju kalo isi garis, kalo gak isi garis baru mundur sekian semoga bermanfaat bli,” tulis @madeari07_
“kak kalo di sawahku namen padi sekarang maju bukan mundur lagi. Karena pakek garis" . AKU GAK MEMBELA DIA. HANYA MELURUSKAN,” tulis @skydiz25.
Ternyata dalam pelaksanaan padi ada yang namanya sistem caplak. Sebelum menanam padi terlebih dahulu dibuat garis lurus atau kotak-kotak sehingga saat menanam padi mengikuti garis tersebut dan bergerak maju.
Sistem caplak ini dilakukan agar jarak tanam lebih teratur. Selain itu, dengan sistem caplak ini hasil produktivitas akan meningkat hingga 10 persen dibandingkan dengan cara mundur.
Selain itu, ada juga yang menyebut gerakan tersebut dengan tanju alias tanam maju. Dikatakan tanju tersebut memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan menanam mundur.
Sementara itu, dilansir dari situs dpr.go.id dalam kunjungan kerjanya di Bali, Puan Maharani meninjau lokasi pertanian di Desa Sedang, Abiansamel, Kabupaten Badung. Ia melakukan kunjungan kerja pada Rabu, 28 September 2022.
Dalam kesempatan itu Puan ikut menanam padi jenis Inpari 32 bersama para petani Desa Sedang. Konon padi dengan jenis Inpari 32 mampu menghasilkan 7-9 ton beras per hektarnya.
Turun ke sawah berlumpur tak membuat semangat Puan luruh. Bahkan ia sangat menikmati obrolan santai diselingi canda tawa bersama para petani. "Namanya nanam (padi) ke sawah ya pasti kotor," kata Puan.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani/Subak Pasekan Desa Sedang, Agus Gede Widita mengungkapkan bahwa pertanian di daerahnya saat ini kembali bangkit sebagai dampak positif dari pandemi Covid-19. Sebab setelah pariwisata Bali terpuruk akibat Covid-19, masyarakat yang sebelum pandemi bekerja di sektor pariwisata akhirnya kembali ke kampung untuk bertani.
"Hasilnya ketahanan pangan meningkat, membantu perekonomian warga dari hasil-hasil pertanian. Mudah-mudahan dengan Mbak Puan Maharani menanam, rakyat akan memanen lebih banyak lagi," kata Agus.
Setelah menanam padi, Puan lalu meninjau pameran UMKM hasil produksi pertanian setempat, mulai dari sayuran, padi, hingga beras. Ia pun memuji hasil pertanian Desa Sedang, apalagi sayur-sayurannya terlihat sangat bagus. “Sayuran di sini segar dan besar-besar,” ujar Puan sambil memborong produk hasil pertanian yang dipamerkan.
Usai meninjau pameran hasil tani, Puan berdialog dengan dua ribu warga yang hadir. Ia kemudian memanggil sejumlah warga untuk berbincang langsung dengannya di atas podium. Salah satunya adalah Ketut Raka, petani kembang yang juga berjualan sesajen.
Ketut Raka bercerita harga bunga saat ini sangat murah. Sementara ia membutuhkan cukup dana karena anaknya sakit folio. Mendengar hal itu, Puan lalu memberikan bantuan kursi roda.
Pemangku Desa Adat setempat, Gusti Ngurah Jaya Putra juga menyampaikan aspirasinya di hadapan Puan. Menurutnya, masalah pertanian di Desa Sedang adalah banyak sampah buangan di irigasi. “Kami ingin ada tempat pembuangan sampah (TPS). Kami sudah merelakan tanah desa untuk TPS tapi belum ada dana untuk membangun,” tutur Ngurah Jaya.
Puan berjanji akan membantu menyampaikan aspirasi mengenai TPS kepada pihak Pemerintah. Apalagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memiliki program seperti itu. “Saya akan tindaklanjuti supaya nanti ada mesin pengolahan sampah di sini,” ucapnya.
Sejumlah petani juga mengeluhkan kurangnya subsidi pertanian karena anggaran pemerintah di-refocusing untuk kesehatan, termasuk dikuranginya komoditi pupuk. Puan menyatakan akan mendorong Pemerintah untuk meningkatkan bantuan bagi para petani.
“Saya akan hadirkan solusi yang jelas dan yang nyata sesuai dengan kewenangan DPR-RI. Bapak Ibu petani selama ini sudah menjadi sumber kehidupan rakyat Indonesia, petani juga sudah berjasa turut menjaga tingkat inflasi,” tutur Puan.
Dikatakannya, ia mendapat informasi bahwa di Bali produk pertanian justru menjadi roda perputaran ekonomi di Bali. Sehubungan dengan itu Puan pun mengapresiasi petani di Badung yang turut terlibat dalam sektor hilir pertanian melalui produk-produk UMKM. (TB)