Istimewa Jika berbicara tentang leak, tentu ini sudah tidak asing lagi ditelinga kalian. Mungkin banyak orang yang memiliki niat untuk belaj...
![]() |
Istimewa |
Jika berbicara tentang
leak, tentu ini sudah tidak asing lagi ditelinga kalian. Mungkin banyak orang
yang memiliki niat untuk belajar ngeleak, namun mereka tidak tahu harus kemana.
Nah pada artikel ini akan dijelaskan bagaiman tahapan belajar ngeleak.
Sejatinya ilmu leak itu
adalah ilmu yang bersifat sangat rahasia, dan jarang ada guru leak yang mau
mengumbar sembarangan atau memberi muridnya ilmu ini secara cuma-cuma. Penting
untuk diketahui bahwa pengeleakan bisa kalian dapatkan melalui tiga cara. Yang
pertama melalui warisan, kemudian dengan cara membeli, dan yang terakhir dengan
belajar bersama guru leak.
Bagi mereka yang
memiliki keturanan ilmu leak ini bisa langsung melakoni atau hanya sebatas
menjalani ilmu tersebut. Namun, untuk yang tidak memiliki keturunan harus
membeli atau belajar dari guru leak dari nol.
Ketika seorang guru
hendak mengajarkan muridnya ilmu leak, maka wajib hukumnya guru tersebut
mengetahui otonan dari murid (hari lahir menurut kalender hindu bali). Hal ini
sangat penting karena kualitas ilmu yang akan dianut oleh murid bisa diketahui.
Begitu juga, seorang guru harus bisa berhati-hati dalam memberikan pelajaran
agar muridnya tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.
Tahapan belajar ngeleak
yang harus dilakukan oleh seorang murid
1. Seorang murid harus
diwinten
Tahap pertama yang
dilakukan oleh seorang guru leak terhadap muridnya adalah melakukan upacara
pewintenan (penyucian diri). Di mana seorang murid harus mewinten Brahma widya,
yang dalam bahasa lontar dikenal dengan “Ngerangsukang Kawisesan”. Untuk hari
baik dalam melakukan pewintenan ini tidak boleh asal-asalan dan harus ditentukan
oleh gurunya sendiri.
2. Diperkenalkan dengan
aksara wayah
Tahap belajar ngeleak
berikutnya adalah pengenalan aksara wayah (modre) oleh guru terhadap muridnya.
Untuk aksara yang diberikan pada tahap ini tidak dapat dieja, karena merupakan
sebuah aksara yang bersifat baku.
3. Murid dirajah
Tahapan berikutnya
adalah di mana murid akan di “Rajah” atau digambari aksara-aksara suci oleh
gurunya di sekujur tubuhnya dari bawah hingga atas. Tahapan ini sendiri di
lakukan di tengah kuburan pada saat hari raya kajeng kliwon nyitan.
Nah setelah murid
selesai melaksanakan beberapa tahapan awal di atas, barulah si murid diajarkan
oleg gurunya. Saat belajar ngeleak, murid harus patuh terhadap 5 sumpah yang
ada dalam ranah ini. Adapun isi dari sumpah tersebut adalah
1. Hormat dan taat
dengan ajaran yang diberikan oleh guru.
2. Selalu melakukan
ajapa-ajapa untuk menyembah Siwa dan Dhurga dalam bentuk Ilmu Kawisesan
(Sakti).
3. Tidak boleh pamer
kalau tidak kepepet dan selalu menjalankan Dharma (kebaikan).
4. Tidak boleh makan
daging kaki empat, tidak boleh berhubungan intim dengan orang selain pasangan
alias berzinah.
5. Tidak boleh
menyakiti atau dengan cara apapun melalui ilmu yang dipelajari.
Tingkat belajar ngeleak
Adapun beberapa
tingkatan yang harus dilalui oleh seseorang ketika belajar ngeleak.
1. Tingkat pertama
Pada tingkat pertama
ini seorang murid akan dijarkan oleh gurunya bagaimana cara mengendalikan
pernapasan dalam diri. Di bali atau dalam Bahasa lontar dikenal dengan istilah
“Mekek Angkihan” atau “Pranayama”.
2. Tingkat ke dua
Pada tahap ke dua ini
seorang sisya (murid) akan diajarkan untuk visualisasi. Atau dalam Bahasa
ajaran pengleakan di kenal dengan istilah “Ninggalin Sang Hyang Menget".
Pada tahap ini seorang guru telah mengajarkan muridnya dengan aksara-aksara dan
mantra-mantra dalam ilmu leak.
3. Tingkat ke tiga
Pada tingkatan yang
ketiga ini, seorang murid atau sisya akan diajarkan bagaimana cara melindungi
diri dengan menggunakan tingkah laku yang halus, tanpa kekerasan, dan tanpa
dendam. Atau dalam keilmuan leak di kenal dengan istilah "Pengraksa Jiwa”.
4. Tingkat ke empat
Pada tingkat ke empat
seorang murid akan diajarkan kombinasi antara pikiran dan gerak tubuhnya. Dalam
bahasa yoga disebut dengan istilah “Mudra”. Mudra yang dimaksud di sini berupa
tarian jiwa, akhirnya orang yang melihat
atau menonton sering menyebut dengan “Nengkleng” atau gerakan mengangkat satu
kaki saat berdiri. Gerakan mudra yang diajarkan di sini sama dengan gerakan
tarian siwa nata raja.
5. Tingkat ke lima
Tahap ke lima seorang
siswa akan diajarkan oleh gurunya untuk bermeditasi, meditasi dalam ajaran
pengleakan di sebut dengan istilah “Ngeregep”. Yang mana ngeregep ini merupakan
gerakan duduk bersila dan tangan disilangkan di depan dada sembari mengatur
pernapasan hingga terasa tenang, atau dalam ilmu leak dikenal dengan “Ngereh”
dan “Ngelekas”.
6. Tingkat ke enam
Jika murid sudah
menginjak pada tingkat ke enam, maka akan diajarkan oleh gurunya untuk belajar
melepas roh (Mulih Sang Hyang Atma Ring Bayu, Sabda lan Idep) melalui kekuatan
pikiran dan batin. Saat dalam keadaan seperti ini tubuh seorang murid akan
terbujur kaku namun kesadaran sudah berpindah ke badan yang lebih halus. Pada
tahapan ini termasuk tahap akhir atau “Ngereh” dan seorang murid akan memohon
anugrah dari Betari Durga yang mana merupakan dewanya ajaran Bhairawi.
Ketika seorang murid
telah berhasil mendapatkan anugrah dari Betari Durga maka akan mendapatkan
ujian sesuai keilmuan yang dipelajarinya. Saat murid berhasil menyelesaikan
ujiannya, maka murid tersebut dikatakan lolos dalam belajar ngeleak.
Sementara itu, dalam catatan yang
dimiliki oleh Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kertha Bhuana, dari Gria Batur Giri
Murti, Glogor, Denpasar, disebutkan beberapa tingkatan leak dan
jenis perubahannya.
1. Leak tingkat pertama atau
tingkat paling rendah wujudnya berupa bojog atau kera abu-abu.
2. Pada tingkatan yang kedua
wujudnya berupa Kambing.
3. Setelah itu pada tingkatan yang
ketiga akan menjadi Bangkal atau Bangkung.
4. Tingkat empat perubahannya adalah
menjadi ular, sepeda motor, dan mobil.
5. Tingkat lima berubah menjadi gegendu.
6. Saat mencapai tingkatan keenam
akan menjadi bade, serta ayam putih.
7. Berwujud bojog putih atau kera putih
pada tingkatan ketujuh.
8. Saat mencapai tingkat kedelapan
menjadi rarung, waringin sungsang (beringin terbalik), dan anjing kurus.
9. Pada tingkatan kesembilan
menjadi kasa dan jaka punggul.
10. Leak pada tingkatan kesepuluh
akan menjadi rangda.
Itulah pemaparan tentang leak Bali yang
dilansir dari berbagai sumber. Jika ada kekeliruan mohon kiranya memberikan
masukan dan saran. (TB)